Waspada Double Carbo! Bahaya Makan Nasi Setelah Singkong yang Bikin Gula Darah Naik

Bahaya Double Carbo: Konsumsi Nasi Setelah Singkong Dapat Meningkatkan Risiko Diabetes dan Penyakit Lainnya.

oleh Aditya Eka PrawiraAde Nasihudin Al Ansori diperbarui 28 Agu 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2024, 14:00 WIB
Stop Double Carbo! Gabungan Nasi dan Singkong Bikin Gula Darah Naik Tingkatkan Risiko Diabetes. Kenali Kebutuhan Karbohidratmu (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)
Stop Double Carbo! Gabungan Nasi dan Singkong Bikin Gula Darah Naik Tingkatkan Risiko Diabetes. Kenali Kebutuhan Karbohidratmu (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Nasi sudah menjadi makanan pokok bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Hampir setiap hari, nasi hadir di meja makan sebagai sumber utama karbohidrat. Namun, tahukah Anda bahwa selain nasi, ada banyak sumber karbohidrat lain yang tak kalah bergizi, seperti singkong, ubi, jagung, dan kentang?

Meskipun karbohidrat sangat penting sebagai sumber energi, mengonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan bisa menimbulkan masalah kesehatan. Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan tanpa disadari adalah mengonsumsi nasi setelah makan singkong atau ubi.

Apa Bahaya Double Carbo?

Menggabungkan dua sumber karbohidrat dalam satu waktu, seperti makan singkong di pagi hari lalu dilanjutkan dengan nasi, dapat menyebabkan konsumsi karbohidrat berlebihan yang sering disebut sebagai 'double carbo'.

Ini berbahaya karena karbohidrat yang masuk ke tubuh akan diubah menjadi gula. Jika terlalu banyak, gula darah bisa melonjak dan menimbulkan risiko penyakit seperti diabetes.

Menurut Tan Shot Yen, seorang dokter ahli gizi komunitas, kebiasaan ini cukup umum di Indonesia. Banyak orang yang menikmati singkong atau ubi sebagai camilan, kemudian tak lama setelah itu, mereka makan nasi sebagai makanan utama. "Makanya, umbi-umbian sering dijajakan pada pegawai bangunan. Kalau ada proyek bangunan, itu depannya ada mamang-mamang jualan ubi rebus, singkong rebus," kata.

Namun, masalah muncul ketika orang yang bekerja di kantor, yang aktivitas fisiknya lebih sedikit, mengonsumsi karbohidrat sebanyak orang yang bekerja dengan otot. "Orang yang kerjanya pakai otak tentu kebutuhannya tidak sama dengan otot," tambah Tan Shot Yen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kenali Kebutuhan Tubuh Anda

Stop Double Carbo! Gabungan Nasi dan Singkong Bikin Gula Darah Naik Tingkatkan Risiko Diabetes. Kenali Kebutuhan Karbohidratmu (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)
Stop Double Carbo! Gabungan Nasi dan Singkong Bikin Gula Darah Naik Tingkatkan Risiko Diabetes. Kenali Kebutuhan Karbohidratmu (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Pekerja kantoran yang lebih banyak menggunakan otak dan jarang bergerak sebaiknya lebih bijak dalam memilih sumber karbohidrat. Karbohidrat yang rendah kalori, tinggi serat, dan kaya antioksidan seperti sayur dan buah lebih dianjurkan.

Mengonsumsi terlalu banyak nasi dan umbi-umbian tanpa aktivitas fisik yang seimbang bisa menyebabkan penumpukan gula dalam tubuh, yang berpotensi memicu berbagai penyakit.

"Perbanyak sayur dan buah ketimbang patinya. Tapi itu tidak berlaku bagi atlet olimpiade atau pekerja fisik seperti kuli kapal," lanjut Tan.

 


Dampak Buruk Konsumsi Gula Berlebih dari Double Carbo

Stop Double Carbo! Gabungan Nasi dan Singkong Bikin Gula Darah Naik Tingkatkan Risiko Diabetes. Kenali Kebutuhan Karbohidratmu (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)
Stop Double Carbo! Gabungan Nasi dan Singkong Bikin Gula Darah Naik Tingkatkan Risiko Diabetes. Kenali Kebutuhan Karbohidratmu (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Tak hanya double carbo, konsumsi gula tambahan dari minuman manis juga perlu diwaspadai. Kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan, seperti:

  • Menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi.
  • Memicu hiperaktivitas, kecemasan, dan kesulitan konsentrasi.
  • Memperburuk penglihatan dan merusak gigi.
  • Mengganggu penyerapan kalsium dan protein dalam tubuh.
  • Memicu sakit kepala, migren, hingga depresi.

Dengan memahami risiko ini, Anda bisa lebih bijak dalam mengatur pola makan sehari-hari. Pilihlah sumber karbohidrat yang sesuai dengan kebutuhan fisik Anda dan hindari konsumsi berlebihan yang dapat merugikan kesehatan. Ingat, kesehatan tubuh adalah investasi jangka panjang yang perlu dijaga setiap hari.

Lanjutkan Membaca ↓

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya