Bukan Lagi Asin, Riset Ungkap Konsumen Indonesia Suka Rasa Pedas dan Gurih

Beralih dari asin, konsumen Indonesia kini menyukai rasa pedas, gurih dan beraroma bawang.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 01 Sep 2024, 17:34 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2024, 17:19 WIB
Mie Geprek
Beralih dari asin, konsumen Indonesia kini menyukai rasa pedas, gurih dan beraroma bawang. Freepik by jcomp

Liputan6.com, Jakarta Preferensi rasa konsumen Indonesia bukan lagi asin. Berdasarkan riset yang dilakukan perusahaan global industri rasa McCornick, konsumen Indonesia kini lebih menyukai rasa pedas, gurih dan beraroma bawang.

Hal tersebut diketahui McCormick usai mewawancarai produsen industri berbagai perusahaan makanan.

Fakta menarik lainnya dari riset yang dilakukan McCormick adalah media sosial punya peran besar dalam memngaruhi preferensi rasa pada konsumen Indonesia. Fakta ini membuat produsen makanan di Indonesia menciptakan makanan dengan rasa yang terinspirasi dari hidangan asal Korea, Jepang, atau negara lainnya yang sedang populer di TikTok.

"Kami melihat konsumen kini semakin tertarik dengan rasa makanan yang trending. Hal ini tentunya dapat menjadi peluang," kata Vice President of Specialty Flavours and Ingredients McCormick Asia, Betty Juliana Tan.

Perusahaan Makanan Sulit Ciptakan Rasa Sesuai Keinginanan Pasar

Namun, tantangan yang dialami banyak perusahaan makanan adalah kesulitan dalam menciptakan rasa makanan yang baru untuk memenuhi permintaan pasar itu. 

"Sayangnya, banyak mitra kami di Indonesia yang menghadapi berbagai tantangan dalam menciptakan rasa pedas yang inovatif," kata Betty.

Tantangan yang dialami produsen diantaranya kesulitan mengikuti tren pasar dan preferensi konsumen yang cepat berubah. Lalu, produsen jadi tidak mampu merealisasikan inovasi baru dengan cepat, dan menghadapi regulasi yang kompleks.

Guna menjawab tantangan itu, diperlukan wawasan mendalam untuk menciptakan makanan dengan menggabungkan rasa yang tepat dan menggugah selera konsumen.

"Kami memahami tantangan yang dihadapi pelaku usaha dalam mengembangkan produk baru yang sesuai dengan selera konsumen dan keinginan mereka untuk segera meluncurkan produknya ke pasar dengan cepat tanpa hambatan," kata Betty.

Hadirkan Rasa Pedas untuk Konsumen Berbasis Riset

McCormick lewat McCormick Science Institute melakukan riset untuk membantu para pelaku industri untuk menciptakan makanan pedas yang disukai konsumen.

Mulai dari dari peran budaya dalam konsumsi makanan pedas, cara tepat untuk menemukan atau menciptakan makanan yang cocok untuk diberikan rasa pedas. Lalu, riset juga mendalami tentang tren bahan baku, saus, dan campuran rempah-rempah pedas secara global.

Bahkan, saat ini McCormick telah merancang 'roda pedas' yang dapat membantu pelaku usaha dalam menciptakan rasa pedas yang menarik dan kompleks untuk camilan dan hidangan yang akan mereka produksi.

Inovasi Rasa Pedas dari McCormick

Siapa sangka rasa pedas bisa beragam. Dalam menciptakan rasa pedas pada makanan, McCormick berinovasi dengan beragam sumber. Misalnya mengombinasikan cabai pedas Carolina Reaper dengan lada hitam. Kemudian memadukan jahe dan asam Jawa dengan makanan populer Korea, Thailand, dan Jepang.

"Konsumen saat ini sangat mementingkan pengalaman sensorik saat menikmati makanan pedas. Cita rasa pedas kini semakin diminati di seluruh dunia, bukan hanya untuk mengenyangkan, tetapi juga untuk menghadirkan pengalaman yang memicu semua indra," kata Betty.

Menjajal Inovasi Rasa Pedas

Selama ini McCormick telah merancang beragam makanan di pasaran dengan inovasi rasa pedas. Mulai dari popcorn K-Pop pedas, keripik kentang dengan rasa Thai Spa-Therapy lalu keripik kentang Carolina Reaper Tamarind. Ada juga keripik singkong rasa Teppanyaki Jepang dengan rasa pedas yang mantap.

Aneka rasa pedas yang diciptakan oleh McCormick, kata Betty, bisa dijajal pada ajang Food Ingredients (FI) Asia 2024 pada tanggal 4-6 September mendatang di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya