Mpox adalah Penyakit yang Butuh Pengobatan, Tidur dan Makan Sehat Saja Tak Ampuh

Mpox membutuhkan penanganan medis khusus, tak bisa hanya sembuh dengan istirahat dan makanan bergizi

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 17 Sep 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2024, 21:00 WIB
Mpox Disebabkan oleh Virus dengan Masa Inkubasi hingga 21 hari, Gejala Meliputi Demam dan Ruam Kulit. Pengobatan Penting agar Tak Makin Parah. (Ilustrasi by AI)
Mpox Disebabkan oleh Virus dengan Masa Inkubasi hingga 21 hari, Gejala Meliputi Demam dan Ruam Kulit. Pengobatan Penting agar Tak Makin Parah. (Ilustrasi by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Mpox, atau yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, telah menjadi perhatian global, termasuk di Indonesia. Meskipun beberapa orang menganggap penyakit ini dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus, Mpox memerlukan penanganan medis yang tepat.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), pasien yang terinfeksi Mpox membutuhkan lebih dari sekadar istirahat dan konsumsi makanan bergizi. Pengobatan Mpox diperlukan untuk meredakan gejala dan mencegah kondisi yang lebih buruk.

Bagaimana Cara Menyembuhkan Mpox?

Narasi yang beredar di media sosial menyebutkan bahwa jika seseorang terinfeksi Mpox, hanya perlu tidur dan memperbanyak konsumsi protein hewani. Namun, Juru Bicara Kemenkes RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, dengan tegas membantah klaim ini.

Mpox adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, dan masa inkubasinya dapat mencapai 21 hari. Selama masa inkubasi tersebut, pasien dapat mengalami berbagai gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam di kulit.

Syahril menjelaskan bahwa meskipun istirahat, makan makanan bergizi, dan olahraga penting untuk menjaga kesehatan secara umum, hal ini tidak cukup untuk menangani gejala Mpox.

"Seseorang yang terinfeksi Mpox harus mendapatkan pengobatan untuk meredakan gejala yang dialami, terutama jika gejala tersebut berat," katanya seperti dikutip dari Sehat Negeriku pada Selasa, 17 September 2024.

Apa Obat untuk Penyakit Cacar Monyet?

Salah satu jenis pengobatan cacar monyet yang paling umum diberikan kepada pasien Mpox adalah obat simptomatik, yaitu obat yang digunakan untuk meredakan gejala tanpa mengobati penyebab utama penyakit. Pada kasus Mpox, gejala yang sering muncul antara lain demam, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ruam Cacar Monyet Seperti Apa?

Ruam atau lesi kulit yang muncul pada pasien Mpox juga perlu diperhatikan. Ruam ini biasanya berkembang dari bintik merah menjadi lepuh berisi cairan bening, kemudian berisi nanah, dan akhirnya mengeras menjadi keropeng. Untuk mengatasi rasa sakit dan ketidaknyamanan akibat ruam ini, pasien juga memerlukan pengobatan yang tepat agar kondisinya tidak semakin parah.

Antivirus untuk Mpox Apa Saja?

Selain obat simptomatik, antivirus menjadi bagian penting dari pengobatan Mpox, terutama bagi mereka yang mengalami gejala berat atau memiliki risiko komplikasi. Menurut pedoman terbaru dari Kemenkes dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), beberapa antivirus yang efektif untuk menangani Mpox adalah tecovirimat, cidofovir, dan brincidofovir.

Pemberian antivirus ini dilakukan setelah pasien berkonsultasi dengan tenaga medis, yang akan menilai kondisi dan gejala yang dialami pasien. Antivirus ini bekerja dengan menghambat replikasi virus, sehingga membantu mempercepat proses penyembuhan dan mencegah penyebaran virus lebih lanjut dalam tubuh pasien.

 


Pentingnya Berkonsultasi dengan Tenaga Kesehatan

Salah satu hal yang ditekankan oleh Syahril adalah pentingnya segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala yang mirip dengan Mpox.

Meskipun seseorang mungkin mengalami demam dan ruam, tidak semua gejala tersebut disebabkan oleh Mpox. Konsultasi medis bertujuan untuk memastikan diagnosis yang tepat dan memberikan penanganan yang sesuai.

Jika seseorang dinyatakan positif Mpox, isolasi diri juga sangat penting untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain. Pasien harus menjalani isolasi hingga semua ruam dan lesi di kulit mengering, mengelupas, dan membentuk kulit baru.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya