Dulu Identik Penyakit Orang Tua, Dokter: Kini Anak Muda yang Kena Stroke dan Sakit Jantung Makin Bertambah

Kini, terus bertambah anak muda yang terkena stroke dan penyakit jantung. Perubahan pola hidup jadi faktor utama penyebabnya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 02 Okt 2024, 12:45 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2024, 12:23 WIB
Ilustrasi stroke di usia muda
Ilustrasi stroke di usia muda. (Image by jcomp on Freepik)

Liputan6.com, Depok Dulu stroke dan sakit jantung identik dengan penyakitnya orang tua tapi tren tersebut bergeser. Kini, terus bertambah anak muda yang terkena dua penyakit tersebut.

"Jadi benar bahwa saat ini untuk stroke dan penyakit jantung itu masih nomor satu untuk penyakit tidak menular terbanyak di Indonesia," kata dokter spesialis neurologi David Pangeran dari RSUI.

Dalam praktik sehari-hari kasus anak muda kena penyakit stroke dan jantung juga ia temui. "Trendnya (anak muda kena stroke dan sakit jantung) makin bertambah."

Bila menilik data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 ada 638.178 orang yang menderita stroke. Data juga menunjukkan selama satu dekade, terdapat peningkatan jumlah kasus stroke sebesar 67 persen pada usia lebih muda.

Lalu, penyakit tidak menular lain yakni penyakit kardiovaskular atau jantung merupakan penyebab kematian dan disabilitas yang tertinggi di Indonesia pada 2014 hingga 2019.

Kenapa Makin Banyak Anak Muda Kena Stroke dan Sakit Jantung?

David mengatakan ada bebrapa faktor yang memengaruhi makin muda usia orang kena stroke dan penyakit jantung. Faktor utama adalah perubahan pola hidup saat ini dan dulu yang jauh berbeda.

Orang zaman dulu memiliki aktivitas fisik atau bergerak yang jauh lebih banyak dibandingkan orang-orang sekarang.

"Ya mungkin zaman 30-40 tahun yang lalu di mana kita mobil bukan semua orang punya, relatif jalan kaki lebih banyak," kata David dalam acara yang digelar RSUI dengan Sania Royale Rice Bran Oil pada akhir September 2024.


Faktor Makanan

Dokter spesialis neurologi berbicara tentang makin banyak anak muda kena stroke serta upaya pencegahan dalam acara kerja sama antara RSUI dengan Sania Royale.
Dokter spesialis neurologi berbicara tentang makin banyak anak muda kena stroke serta upaya pencegahan dalam acara kerja sama antara RSUI dengan Sania Royale.

Lalu, faktor makanan tinggi garam, gula dan minyak tidak sehat juga pengaruhi makin mudanya orang kena stroke dan penyakit jantung di masa sekarang.

"Lalu, dulu makan yang lebih sehat gitu dibandingkan kalau sekarang," kata David dalam acara yang digelar RSUI dengan Sania Royale pada akhir September 2024.

Kemudian pekerjaan orang zaman sekarang lebih banyak di dalam gedung, bukan lagi pekerjaan fisik di luar ruangan seperti orang dulu.

"Jadi memang perubahan pola hidup ini, walaupun menambah kenyamanan hidup ya, tapi di sisi lain ada yang berkurang juga. Jadi kita harus perhatikan kesehatan juga," sambungnya.

 


Cegah dengan Jalani Pola Hidup Sehat

Dokter David ingatkan untuk menjalankan gaya hidup sehat termasuk mengatur gula, garam dan lemak.
Dokter David ingatkan untuk menjalankan gaya hidup sehat termasuk mengatur gula, garam dan lemak.

Mengingat stroke dan penyakit jantung makin banyak di usia muda, maka upaya pencegahan harsu dilakukan. Caranya dengan menjaga pola hidup sehat secara teratur.

Pola hidup sehat yang dimaksud David diantaranya:

Mengatur asupan makan

Mulai dengan mengurangi garam, gula serta makanan yang tinggi kolesterol. Ia mencontohkan bahwa semestinya takut makan gorengan yang tidak diketahui pembuatannya seperti garam dan minyak yang digunakan.

"Jadi, kalau kita mau mencegah, dari gorengan misalnya, secara umum kalau kita tidak tahu dia gorengannya dari mana atau segala macam, ya (mestinya) kita takut (untuk makan gorengan itu)."

Membuat gorengan seperti bakwan atau tahu atau tempe yang digoreng menggunakan minyak yang dipakai berulang kali tentu tidak sehat. Minyak yang dipakai lebih dari dua kali memiliki kadar kolesterol yang tidak baik.

"Jadi itu akan mengubah kekimiannya, sehingga justru kolesterol yang ada di sana, kolesterolnya sudah tidak baik," katanya.

"Jika pemilihan jenis minyaknya tepat maka risiko yang ditimbulkan akan jauh lebih kecil."

Selain gorengan, kolesterol berbahaya juga bisa dari makanan lain seperti lemak nabati dan lemak hewani. Misalnya masakan dari santan yang dipanaskan berulang kali.

Dengan menjaga pola makan sehat, kata David, dapat menurunkan tiga faktor risiko penyebab stroke yakni kadar kolesterol, berat badan berlebih dan tekanan darah tinggi.

Selain itu, makanan yang mengandung tinggi antioksidan dapat menjaga pembuluh darah tetap lentur dan sehat.

 

Pasar Takjil Benhil Masih Jadi Primadona Warga Berburu Penganan Berbuka Puasa
Gorengan (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Olahraga 30 Menit per Hari

Rutin berolahraga
Rutin berolahraga dapat membuat tubuh sehat (Foto: Freepik/jcomp)

Selain mengatur pola makan, David juga mengingatkan masyarakat untuk rajin berolahraga agar mengurangi risiko terkena penyakit tidak menular.

David menyarankan berolahraga sekitar 30 menit setiap hari atau 150 menit dalam seminggu sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO).

Hindari Merokok dan Alkohol

"Lalu, hindari merokok dan alkohol," saran David.

Dalam studi yang dipublikasikan The BMJ beberapa tahun lalu disebutkan kalau mengisap satu batang rokok, risiko terkena penyakit jantung menjadi 57 persen. Sementara itu, jika 20 batang rokok per hari risiko terkena jantung menjadi 2,8 kali lebih tinggi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya