Menkes Budi Sebut 3 Kunci untuk Tekan Angka Kematian Akibat Kanker

Selain pencegahan, Menkes Budi mengatakan ada tiga kunci utama untuk menekan angka kematian akibat kanker.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 04 Okt 2024, 07:14 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2024, 07:14 WIB
Menkes Budi Buka Konferensi Kanker Internasional Indonesia (Indonesia International Cancer Conference/IICC) 2024 (Dok Kemenkes)
Menkes Budi Buka Konferensi Kanker Internasional Indonesia (Indonesia International Cancer Conference/IICC) 2024 (Dok Kemenkes)

Liputan6.com, Bali Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kanker merupakan penyakit yang bisa dicegah dan diupayakan agar angka kematian bisa ditekan seminimal mungkin. Menurut Budi ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi angka kematian akibat kanker.

"Kita harus fokus pada kampanye kesehatan publik, perubahan gaya hidup, dan skrining dini untuk mengurangi angka kematian akibat kanker," kata Menkes Budi dalam pembukaan Konferensi Kanker Internasional Indonesia (IICC) 2024 di Bali pada Kamis, 3 Oktober 2024.

Kemenkes pun berupaya melakukan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat dan deteksi dini. Gaya hidup sehat diantaranya dengan mengajak masyarakat untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, berolahraga rutin, tidak merokok, berisitirahat dengan cukup dan mengelola stres.

Lalu aspek penting lainnya adalah juga secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk skrining dini kanker. Bila kanker terdeteksi di stadium awal maka persentase kesembuhan tinggi.

"Kanker itu kan penyakit yang sangat ditakuti oleh masyarakat. Sebenarnya dengan teknologi yang sekarang ada, asal deteksinya dini, itu bisa diobati 90 persen, bisa dirawat, dan bisa sembuh juga," ungkap Budi.

Salah satu deteksi dini yang bisa dilakukan perempuan Indonesia usia 30-50 tahun di puskesmas yakni metode IVA.

Selain itu, Budi mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan melakukan skrining kanker paru dan kanker kolorektal dengan target spesifik pada berbagai kelompok usia.

Pemerintah juga akan meningkatkan pemeriksaan dini kanker payudara melalui pemeriksaan klinis (Sadanis) dan USG. Salah satu upayanya dengan mendistribusi alat USG dengan probe linear dan pelatihan dokter umum di 10.000 puskesmas di seluruh Indonesia untuk skrining kanker payudara pada sekitar 100 juta perempuan dewasa

 

Bakal Tambah Alat Diagnostik Kanker

Untuk mendukung penanganan kanker, pemerintah berkomitmen menambah fasilitas dan alat kesehatan di rumah sakit di seluruh Indonesia.

Hingga 2027, akan tersedia tambahan alat diagnostik seperti 276 mammografi, 236 CT scan, 34 SPECT-CT, dan 8 PET-CT.

Budi juga mengatakan pemerintah akan meningkatkan kapabilitas rumah sakit di 514 kabupaten/kota dan 38 provinsi untuk menyediakan layanan kanker lengkap, termasuk layanan paliatif.

Selain itu, Indonesia telah meluncurkan Pusat Bioteknologi Kesehatan Nasional (BGSi), di mana Rumah Sakit Dharmais berperan sebagai hub nasional untuk kanker guna mengembangkan profil genomik komprehensif, yang ditargetkan selesai tahun ini, sebagai langkah menuju pengobatan kanker yang lebih presisi.

Gelaran IICC 2024 di Bali

Konferensi Kanker Internasional Indonesia (Indonesia International Cancer Conference/IICC) 2024 ini diharapkan dapat mempercepat kolaborasi global dan berbagi pengetahuan dalam upaya memerangi kanker, serta mendorong terobosan lebih lanjut dalam pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan kanker di seluruh dunia.

IICC 2024 diikuti oleh peserta dari berbagai negara dan dari dalam negeri Indonesia, termasuk ahli onkologi, peneliti, akademisi, pembuat kebijakan, sukarelawan, dan masyarakat umum yang terlibat dalam pencegahan, diagnosis, pengobatan, perawatan, hingga pengendalian kanker.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan pentingnya aksi solidaritas global untuk pencegahan dan pengendalian kanker. Ia merekomendasikan Indonesia, Bhutan, dan Australia untuk bekerja sama dalam membangun kolaborasi untuk memerangi kanker.

“Banyak negara melakukan hal yang sama dengan membangun jaringan, pelatihan bersama, kolaborasi penelitian diperkuat dan penguatan perjanjian internasional” ucap Tedros.

 

Infografis: Redam Kanker dengan Cukai Rokok (Liputan6.com / Abdillah)
(Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya