Peran Penting Pemeriksaan IHK dalam Menentukan Terapi Kanker Payudara

Deteksi dini menjadi langkah krusial dalam menangani kanker payudara.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani Diperbarui 23 Mar 2025, 17:33 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2025, 15:00 WIB
Zenith kembali untuk beri dukungan untuk penyintas kanker payudara
Pita berwarna pink sebagai simbol kanker payudara. (unsplash.com/@ang10ze)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kanker payudara masih menjadi momok bagi wanita di Indonesia. Data Global Cancer Observatory (2022) menunjukkan bahwa kanker ini menempati peringkat pertama dengan jumlah kasus baru terbanyak di Indonesia, yakni 66.271 kasus atau 16,2% dari total kasus kanker. Tak hanya itu, kanker payudara juga menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita.

Deteksi dini menjadi langkah krusial dalam menangani kanker payudara. Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan wanita berusia 30 tahun ke atas untuk melakukan skrining rutin melalui SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri), SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis), USG payudara, dan mammografi. Namun, ketika ditemukan indikasi kanker, pemeriksaan lanjutan sangat diperlukan untuk memastikan diagnosis dan menentukan strategi pengobatan yang paling tepat.

Pemeriksaan IHK: Menentukan Jenis dan Strategi Terapi

Internist-Hematologist Oncologist MRCC Siloam Hospital, Dr. dr. Jeffry Beta Tenggara, SpPD-KHOM, menekankan pentingnya pemeriksaan imunohistokimia (IHK) dalam meningkatkan akurasi diagnosis kanker payudara.

“Dalam konteks kanker payudara, biopsi yang diikuti dengan pemeriksaan IHK memungkinkan ahli patologi anatomi mengidentifikasi subtipe molekuler kanker secara lebih spesifik. Ini sangat penting karena membantu dokter dalam menyesuaikan terapi berdasarkan kategori kanker, sehingga pengobatan lebih tepat dan efektif,” jelasnya.

IHK mengidentifikasi ekspresi reseptor hormon seperti estrogen (ER), progesteron (PR), serta faktor pertumbuhan epidermal manusia (HER2). Berdasarkan hasil IHK, kanker payudara dikategorikan ke dalam dua subtipe utama: Hormon Reseptor Positif (HR+) dan Hormon Reseptor Negatif (HR-).

“Kanker HR+ memiliki ‘bahan bakar’ berupa hormon estrogen dan progesteron, sehingga terapi hormon digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Sebaliknya, kanker HR- lebih sering diobati dengan kemoterapi, terapi target, dan dalam beberapa kasus, imunoterapi,” papar Dr. Jeffry.

 

 

Promosi 1

Status HER2 untuk Tentukan Pengobatan

Selain itu, status HER2 juga menjadi faktor penting dalam menentukan pengobatan. Kanker dengan skor HER2 3+ dikategorikan sebagai HER2-positif, sedangkan skor 0, 1+, dan 2+ masuk dalam kategori HER2-negatif. Namun, dengan berkembangnya penelitian medis, kini diperkenalkan kategori baru, yaitu HER2-rendah (HER2-low), yang memiliki kadar protein HER2 dalam jumlah rendah.

“Kanker payudara HER2-positif cenderung lebih agresif, dengan potensi metastasis yang lebih tinggi. Oleh karena itu, penanganannya harus disesuaikan dengan ukuran dan penyebarannya, mencakup kombinasi operasi, kemoterapi, radioterapi, terapi target, dan terapi hormon,” ujarnya.

Jika hasil IHK menunjukkan HER2 dengan skor 1+ atau 2+, diperlukan tes lanjutan menggunakan Fluorescence In Situ Hybridization (FISH). Jika hasil FISH menunjukkan non-amplifikasi, kanker tersebut masuk dalam kategori HER2-rendah.

“Saat ini, kanker payudara HER2-rendah dapat diobati dengan Trastuzumab Deruxtecan (T-DXd) sebagai terapi lini kedua,” tambahnya.

 

Langkah-Langkah Skrining dan Diagnosis yang Perlu Dilakukan

Agar penanganan kanker payudara lebih efektif, Dr. Jeffry merekomendasikan beberapa tahapan skrining dan diagnosis yang perlu dilakukan:

  1. Biopsi – Pengambilan sampel jaringan untuk memastikan keberadaan sel kanker.
  2. Pemeriksaan Imunohistokimia (IHK) – Menentukan karakteristik kanker dan strategi terapi.
  3. Penentuan Stadium Kanker – Menggunakan USG, rontgen, CT scan, atau PET scan untuk mengetahui tingkat penyebaran kanker.
  4. Penentuan Program Pengobatan – Berdasarkan hasil pemeriksaan sebelumnya, dokter akan merancang terapi terbaik bagi pasien.

Dengan semakin berkembangnya metode diagnostik seperti IHK dan FISH, pasien kanker payudara memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan terapi yang tepat dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, penting bagi setiap wanita untuk melakukan deteksi dini serta memahami pentingnya pemeriksaan lanjutan jika ditemukan indikasi kanker payudara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya