Liputan6.com, Jakarta - Duduk menghadap meja kerja, Anda telah bersiap untuk menyelesaikan tugas besar hari itu. Namun alih-alih memulainya, Adan justru membuka email, mengecek media sosial dan berselancar selama 10 menit, menonton video-video singkat serta merespons beberapa pesan teks yang belum terjawab.
Rentetan aktivitas tersebut terdengar familiar? Jika ya, bisa jadi Anda merupakan satu dari banyak orang yang berjuang menghadapi kebiasaan menunda-nunda atau procrastination.
Baca Juga
Apa itu Prokrastinasi?
Didefinisikan sebagai tindakan menunda atau mengerjakan tugas pada menit terakhir, atau secara keseluruhan, penundaan atau prokrastinasi adalah hal yang normal dan pada kenyataannya, sesuatu yang dilakukan setiap orang hingga batas tertentu.
Advertisement
Psikolog berlisensi di University of Texas Medical Branch Jeff Temple, PhD berpendapat, hal ini belum tentu tidak sehat.
Mengapa Kita Menunda-nunda?
“Terkadang kita hanya perlu menunda-nunda demi kewarasan kita atau membiarkan ide-ide muncul sebelum kita bertindak,” katanya, dilansir Real Simple.
“Dan kita menunda-nunda karena berbagai alasan—ada yang bersifat jinak seperti Anda lebih suka melakukan sesuatu yang lebih menarik, dan ada pula yang lebih jahat seperti perfeksionisme, atau takut akan keberhasilan atau kegagalan.”
Penelitian bahkan menunjukkan bahwa orang cenderung memprioritaskan suasana hati jangka pendek dibandingkan tujuan jangka panjang. Ini berarti pada saat ini, Anda mungkin akan menunda tugas jika lebih mudah atau lebih menyenangkan untuk tidak melakukannya, dan jika tidak memiliki tujuan atau imbalan yang cepat atau memuaskan.
Penelitian lain menunjukkan bahwa ada pemicu yang dapat membuat Anda semakin tidak menyukai suatu tugas, dan semakin banyak pemicu yang melekat pada suatu tugas, semakin besar kemungkinan Anda untuk menunda-nunda.
Ciri-ciri yang membuat suatu tugas layak untuk ditunda adalah: membuat frustrasi, sulit, membosankan, tidak terstruktur, ambigu, tidak bermanfaat secara intrinsik, dan kurang memiliki makna pribadi.
6 Tipe Orang yang Suka Menunda-Nunda
Menariknya, tidak semua orang yang suka menunda-nunda itu sama, kata Alyssa Mairanz, LMHC, CDBT, pendiri dan direktur eksekutif Empower Your Mind Therapy.
Ada enam jenis orang yang suka menunda-nunda, dan mencari tahu kategori (atau kategori) mana yang Anda masuki dapat membantu Anda mengatasi tantangan spesifik Anda.
“Seseorang bisa jadi merupakan campuran dari semuanya, jadi penting untuk memahami tidak hanya jenis-jenis orang yang suka menunda-nunda, tetapi juga bagaimana Anda mengidentifikasi alasan yang mendasari penundaan spesifik Anda,” kata Mairanz.
Orang yang suka menunda-nunda cenderung termasuk dalam satu atau beberapa kategori berikut:
Perfeksionis : takut tidak mengerjakan tugas dengan sempurna. Mereka lebih suka menunda sepenuhnya jika mereka merasa (atau takut) tidak mampu menyelesaikan pekerjaan Anda dengan sempurna.
Pemimpi: memikirkan “gambaran besar” tentang ide-ide, tetapi ketika menyangkut tugas atau pekerjaan nyata yang ada, mereka kesulitan menyelesaikannya dan fokus pada langkah-langkah untuk mencapainya.
Advertisement
Tipe Pencemas hingga Tipe Pelaku Berlebihan
Pencemas: memiliki rasa takut akan kegagalan dan emosi negatif seputar kesuksesan dalam tugas yang akan datang. Lebih baik tidak melakukannya sama sekali daripada melakukannya dan gagal, atau terjadi kesalahan.
Defier: menolak tugas karena mereka menganggapnya remeh atau merasa itu adalah sesuatu yang tidak seharusnya mereka kerjakan. Merasa frustrasi atau mungkin kesal terhadap tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Pembuat Krisis: perlu merasakan tekanan atau stres karena tenggat waktu yang ketat untuk memulai dan/atau menyelesaikan suatu tugas. Mereka menunggu hingga menit terakhir karena hanya dengan cara inilah mereka akan termotivasi untuk menyelesaikan sesuatu.
Pelaku Berlebihan: mengatakan “ya” pada terlalu banyak tugas dan kesulitan menentukan prioritas dan menyelesaikan tugas, sehingga gagal menyelesaikannya.
Waspada Jika Menunda Telah Berdampak Negatif
Jangan terlalu keras pada diri sendiri dan akui bahwa Anda bukan satu-satunya orang yang menunda-nunda adalah hal penting.
Namun, ketika penundaan menjadi tidak terkendali dan mulai berdampak negatif pada kehidupan pribadi dan/atau profesional Anda, inilah saatnya untuk melakukan sesuatu. Ada beberapa cara bermanfaat untuk mematahkan pola lama dan melatih diri Anda untuk berhenti menunda-nunda. Baik Anda mencari perubahan kecil setiap hari atau trik perilaku yang dapat ditindaklanjuti, manfaatkan tips ahli ini saat Anda akan menunda-nunda lagi.
Advertisement