Liputan6.com, Jakarta - Sammy Basso, penyintas progeria dengan usia terpanjang, baru saja meninggal dunia di umur 28 tahun. Progeria, penyakit langka yang menyebabkan penuaan dini pada anak-anak, akhirnya merenggut nyawanya. Meskipun hidup dengan tantangan fisik yang berat, Basso berhasil menjadi sumber inspirasi bagi jutaan orang di seluruh dunia.
Â
Baca Juga
Profil Sammy Basso: Pengidap Progeria hingga Peneliti
Basso, yang lahir di Schio, Italia, didiagnosis dengan progeria pada umur dua tahun. Meski fisiknya terus melemah, semangat dan kecerdasannya tetap bersinar. Dia dikenal publik lewat penampilannya di berbagai acara televisi untuk mengedukasi masyarakat tentang progeria.
Advertisement
Bahkan, Basso menjadi bintang dokumenter National Geographic berjudul Sammy's Journey, yang mengikuti petualangannya menyusuri Rute 66 di Amerika Serikat bersama keluarga dan teman-temannya, seperti dilansir dari situs Asosiasi Progeria Italia pada Rabu, 9 September 2024.
Tak hanya seorang pengidap progeria, Basso juga seorang ilmuwan. Dia lulus dari Universitas Padua di Italia dan mendalami penyakit yang dideritanya sendiri. Dedikasinya dalam penelitian berkontribusi pada upaya global mencari obat bagi progeria.
Warisan Abadi Sammy Basso
Sammy Basso tidak hanya mendirikan Asosiasi Progeria Italia bersama keluarganya, tapi juga menjadi simbol harapan dan semangat hidup. Kematian Basso diumumkan oleh asosiasi tersebut, yang terus melanjutkan visinya untuk meningkatkan kesadaran dan riset tentang penyakit progeria.
Audrey Gordon, Direktur Eksekutif Yayasan Penelitian Progeria (PRF), mengenang Basso sebagai teman dekat dan sosok yang selalu gigih berjuang bersama mereka selama lebih dari dua dekade. Warisannya sebagai penyintas, ilmuwan, dan inspirasi dunia akan terus hidup dalam hati banyak orang.
Â
Apakah yang Dimaksud dengan Penyakit Progeria?
Progeria, atau Sindrom Progeria Hutchinson-Gilford, adalah penyakit genetik langka yang menyebabkan penuaan dini pada anak-anak. Anak-anak dengan kondisi ini tampak sehat saat lahir, tapi mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan pada usia 1 hingga 2 tahun, seperti dilansir dari Cleveland Clinic pada Rabu, 9 September 2024.
Salah satu ciri khas progeria adalah pertumbuhan yang melambat, serta berat badan yang tidak bertambah sesuai dengan anak-anak seusia mereka. Meskipun kecerdasan mereka tetap normal, perubahan fisik yang drastis mulai terlihat, seperti:
- Kebotakan (rambut rontok)
- Mata yang menonjol
- Kulit yang tampak menua dan berkeriput
- Hidung tipis berbentuk paruh
- Wajah kecil dibandingkan ukuran kepala
- Kehilangan lemak di bawah kulit
Menurut MedlinePlus, progeria juga menyebabkan arteriosklerosis (pengerasan arteri) yang parah sejak masa kanak-kanak. Kondisi ini meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke pada usia muda, yang sering menjadi penyebab utama kematian bagi penyintas progeria.
Advertisement
Sammy Basso: Pejuang Progeria yang Menginspirasi Dunia
Sammy Basso bukan sekadar individu yang hidup dengan progeria. Dia adalah sosok yang berjuang keras untuk menemukan obat bagi penyakit ini.
Sepanjang hidupnya, Basso aktif terlibat dalam berbagai penelitian ilmiah, termasuk perannya sebagai anggota tim penyuntingan gen PRF. Dedikasinya terhadap ilmu pengetahuan dan semangat juangnya menjadikannya duta internasional yang diakui di berbagai kalangan.
Walaupun Basso telah tiada, semangatnya tetap hidup dalam upaya pencarian obat untuk progeria. Melalui kontribusinya dalam penelitian dan perannya sebagai juru bicara komunitas progeria, dia telah meninggalkan warisan yang luar biasa.
Optimisme dan kecemerlangan Sammy Basso akan terus dikenang oleh jutaan orang yang terinspirasi oleh kisah hidupnya.
Apa Penyebab Penyakit Progeria?
Progeria, atau sindrom penuaan dini, adalah penyakit langka yang membuat penderitanya tampak jauh lebih tua dari usia sebenarnya. Penyakit ini disebabkan oleh mutasi genetik pada gen LMNA. Lalu, bagaimana mutasi ini bekerja dan memicu penuaan dini?
Gen LMNA berperan kunci dalam penyakit progeria. Gen ini bertanggung jawab menghasilkan protein lamin A, yang penting untuk menjaga struktur inti sel di seluruh tubuh. Lamin A berfungsi seperti perancah, memastikan inti sel tetap stabil dan berfungsi dengan baik.
Namun, pada penderita progeria, terjadi mutasi kecil pada gen LMNA yang mengubah bentuk protein lamin A menjadi tidak teratur, dikenal sebagai progerin.
Progerin ini menggantikan lamin A yang normal, menyebabkan inti sel menjadi tidak stabil dan rusak seiring waktu. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh penderita progeria mengalami kerusakan dini, memicu proses penuaan yang lebih cepat dari seharusnya.
Menariknya, mutasi yang menyebabkan progeria hampir selalu terjadi secara spontan, tanpa riwayat keluarga yang menderita penyakit ini.
Mutasi gen LMNA biasanya muncul di sel sperma sebelum pembuahan, sehingga tidak diturunkan langsung dari orang tua. Oleh karena itu, progeria sering kali tidak menunjukkan pola pewarisan genetik yang jelas.
Advertisement
Apakah Progeria Bisa Sembuh?
Progeria adalah penyakit langka yang menjadi mimpi buruk bagi banyak orang tua, karena kondisi ini menyebabkan penuaan dini pada anak-anak. Penderita progeria sering kali tampak jauh lebih tua dari usia sebenarnya dan menghadapi risiko kematian dini. Namun, apakah ada harapan untuk mengobati penyakit ini?
Rata-rata, harapan hidup anak-anak dengan progeria sangat singkat, yaitu sekitar 14,5 tahun. Beberapa anak bahkan dapat meninggal lebih awal, pada usia 6 tahun.
Meski demikian, ada juga kasus di mana penderita progeria berhasil hidup hingga awal usia 20-an. Meskipun jarang, hal ini memberikan harapan bagi keluarga yang berjuang bersama anak-anak mereka yang terdiagnosis dengan kondisi ini.
Penyebab utama kematian pada penderita progeria biasanya terkait dengan komplikasi dari aterosklerosis, yaitu pengerasan dan penyempitan pembuluh darah. Lebih dari 80 persen kematian disebabkan oleh gagal jantung dan/atau serangan jantung.
Proses penuaan dini ini tidak hanya memengaruhi penampilan fisik, tapi juga berdampak pada organ dalam tubuh, menjadikan jantung dan pembuluh darah rentan terhadap kerusakan.