Guangzhou Siaga Demam Berdarah, Kasus Melonjak 73 Persen di Tengah Cuaca Hujan

Di provinsi Guangdong yang lebih luas, jumlah penderita demam berdarah terus meningkat selama dua bulan terakhir.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 18 Okt 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2024, 14:00 WIB
Ilustrasi Kasus DBD di Situbondo (Istimewa)
Ilustrasi Kasus DBD di Situbondo (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas kesehatan di kota Guangzhou, Tiongkok selatan, memberikan peringatan atas lonjakan kasus demam berdarah domestik, menyerukan warga untuk waspada dan ambil bagian dalam upaya membatasi penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk tersebut.

Kasus demam berdarah dengue melonjak 73 persen pada minggu lalu, dibandingkan dengan 252 kasus yang dilaporkan pada minggu sebelumnya, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Guangzhou dalam laporannya pada 16 Oktober. Dari 437 kasus DBD yang tercatat, 360 kasus merupakan warga lokal dan sisanya impor.

Kasus-kasus telah dilaporkan di 11 distrik di Guangzhou, yang memiliki total populasi lebih dari 17 juta jiwa. Meskipun sejauh ini tidak ada laporan kematian terkait demam berdarah di kota ini, penyakit ini bisa berakibat fatal dan menyebabkan komplikasi kesehatan jangka panjang, seperti yang sering dicatat oleh dokter dan pakar medis.

Di provinsi Guangdong yang lebih luas, jumlah penderita demam berdarah terus meningkat selama dua bulan terakhir. Antara 30 September dan 6 Oktober, tercatat 1.770 kasus – meningkat 500 dibandingkan seluruh bulan Agustus, kata pihak berwenang.

Lonjakan infeksi ini telah memicu kekhawatiran di kalangan netizen Tiongkok, beberapa di antaranya menggambarkan kota tersebut sebagai pusat wabah di provinsi Guangdong.

“Jumlahnya terus bertambah di Guangzhou. Ini sangat memprihatinkan,” komentar salah satu pengguna platform mikroblog populer Weibo sebagai tanggapan terhadap artikel berita loka, dilansir Channel News Asia.

“Belum ada kematian, tapi demam berdarah bukan main-main. Demam tinggi bisa membunuh Anda dan rasa sakit yang Anda rasakan di tulang Anda tak tertahankan,” orang tersebut memperingatkan nahaya demam berdarah dengue.

 

 

Jumlah Kasus Demam Berdarah Diperkirakan Akan Meningkat

Pengguna Weibo lainnya mencatat bahwa jumlah kasus dapat meningkat lebih jauh lagi dalam beberapa minggu mendatang menyusul cuaca hujan yang terus-menerus.

“Situasinya bisa menjadi lebih buruk setelah hujan yang menyebabkan nyamuk berkembang biak,” kata orang tersebut. “Kita harus memperhatikan dan menanggapi hal ini dengan serius.”

Demam berdarah, juga disebut “demam patah tulang” karena nyeri otot dan sendi yang parah serta demam tinggi yang terjadi selama infeksi, belum diketahui pengobatan spesifiknya.

  • Penyakit ini merupakan musuh yang familiar di kawasan ini, khususnya di Asia Selatan dan Tenggara. Singapura, Malaysia, dan Indonesia adalah beberapa negara yang telah melakukan banyak upaya untuk mengatasi masalah ini.

 

Demam Berdarah Tidak Mewabah di Tiongkok

Namun demam berdarah tidak mewabah di Tiongkok. Kasus infeksi meningkat, terutama di provinsi-provinsi di wilayah selatan yang mengalami kombinasi badai ekstrem dan cuaca panas dibandingkan dengan kota-kota di wilayah utara seperti Beijing dan Tianjin – sehingga memberikan kondisi yang sempurna bagi nyamuk Aedes yang menularkan penyakit untuk berkembang biak.

Pada bulan Mei, kota Shanghai meluncurkan kampanye anti-nyamuk setelah mencatat hanya 21 kasus demam berdarah sejak awal tahun.

Tiongkok juga telah meningkatkan langkah-langkah untuk mengekang kasus-kasus impor. Pemberitahuan yang dikeluarkan baru-baru ini oleh otoritas bea cukai memerintahkan pembersihan yang lebih baik terhadap barang dan kontainer impor, area pelabuhan, dan pengawasan terhadap pelancong yang menunjukkan gejala demam berdarah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya