Tingkatkan Kesadaran soal Kanker Paru, YKI Bakal Gelar Run 5K di Jakarta

Angka kematian tinggi maka kesadaran soal kanker paru perlu terus ditingkatkan. Salah satu cara yang dilakukan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) lewat ajang run 5K.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 20 Nov 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2024, 18:00 WIB
Tanggal 1 Desember 2024, Yayasan Kanker Indonesia bersama BI menggelar Run for Healthy Lungs di CFD Jakarta untuk tingkatkan kesadaran soal kanker paru.
Tanggal 1 Desember 2024, Yayasan Kanker Indonesia bersama BI menggelar Run for Healthy Lungs di CFD Jakarta untuk tingkatkan kesadaran soal kanker paru.

Liputan6.com, Jakarta Guna meningkatkan kesadaran tentang kesehatan paru dan upaya mencegah kanker paru, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) didukung Bank Indonesia menggelar ajang lari 5K bertajuk Run For Healthy Lungs.

Run For Healthy Lungs digelar pada Minggu, 1 Desember 2024 di Area Pintu 6 Gelar Bung Karno (GBK), Jakarta.

"Kami mengajak masyarakat berpartisipasi pada ajang Run for Healthy Lungs dan melakukan pra-skrining kanker paru sebagai upaya pengendalian faktor risiko kanker paru, mengingat kanker paru menempati urutan nomor dua kejadian kanker di Indonesia,” kata Ketua YKI Profesor Aru Wisaksono Sudoyo lewat video pada saat konferensi pers di kantor YKI Jakarta pada Selasa, 19 November 2024.

Berdasarkan data Global Observatory on Cancer (GLOBOCAN) tahun 2022 jumlah kasus baru dan kematian akibat kanker paru memang tinggi. Menurut data itu, di Indonesia terdapat 66.271 jumlah kasus baru dan sebanyak 34.339 jumlah kematian akibat kanker paru.

Aru mengungkapkan tingginya jumlah kasus dan kematian menandakan pentingnya pengendalian faktor risiko sebagai upaya pencegahan.

Termasuk dalam ajang Run for Lungs itu bakal ada dokter spesialis paru yang akan membantu menjawab masyarakat untuk menjawab pertanyaan seputar kesehatan paru.

 

90 Persen Pasien Kanker Berobat di Stadium Lanjut

Ketua Bidang Ilmiah YKI, Prof. dr. Elisna Syahruddin, Ph.D., SpP(K) juga menyinggung soal angka kematian pasien kanker paru yang tinggi. Angka kematian yang tinggi pada kanker paru disebabkan oleh keterlambatan penanganan pada pasien kanker paru.

"Sebanyak 90 persen dari pasien kanker paru baru datang ke dokter setelah mereka memasuki stadium lanjut,” kata Elisna di kesempatan yang sama.

 

Skrining dan Deteksi Dini Kanker Paru

Ketua Bidang Ilmiah Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. Elisna mengungkapkan bahwa kini sudah makin banyak pasien kanker paru di usia 40-an.
Ketua Bidang Ilmiah Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. Elisna mengungkapkan bahwa kini sudah makin banyak pasien kanker paru di usia 40-an.

Maka dari itu, kesadaran masyarakat akan kanker paru perlu ditingkatkan salah satunya lewat ajang Run for Healthy Lungs ini dimana akan mendapatkan edukasi tentang skrining dan deteksi dini kanker paru. 

“Kesembuhan pada pasien kanker bisa mencapai 90 persen jika ditangani sejak dini. Oleh sebab itu, skrining dan deteksi dini kanker paru menjadi sangat penting, khususnya bagi mereka yang berisiko tinggi,” ujar Elisna.

Pra-Skrining dilaksanakan melalui pengisian Kuesioner Profil Risiko Kanker Paru.

“Apabila pra-skrining menunjukkan responden memiliki risiko tinggi, harus dilanjutkan dengan skrining kanker paru dan pemeriksaan medik lebih lanjut," tuturnya.

Penyebab Kanker Paru

Kanker paru di Indonesia
Kanker paru di Indonesia (Ilustrasi: Freepik)

Hingga kini belum ada yang tahu penyebab kanker paru secara pasti.

"Penyebab pasti enggak diketahui. Makanya itu disebut unknown disease," kata Elisna.

Berbeda halnya dengan tuberkulosis yakni penyakit akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. 

"Jadi, pastinya siapa yang tertuduh (penyebab kanker paru) enggak diketahui," lanjut Elisna dalam Lung Cancer Awareness Month bersama Astrazeneca.

Meski tak diketahu pasti penyebab kanker paru tapi ada faktor-faktor risiko. Bila mengetahui faktor risiko, lanjut Elisna, harusnya bisa dikendalikan.

Faktor Risiko Kanker Paru

Ilustrasi kanker paru-paru/dok. Naional cancer Unsplash
Ilustrasi kanker paru-paru/dok. Naional cancer Unsplash

1. Paparan Asap Rokok

Baik perokok aktif, pasif, dan bekas perokok memiliki faktor risiko kanker paru.

"Saat rokok dibakar lalu orang merokok, itu mengandung zat karsinogen yang banyak. Hal iutu menyebabkan iritasi kronik yang menyebabkan kerusakan pada paru," katanya.

2. Tempat Kerja

Beberapa lokasi bekerja seperti pabrik, bengkel, pertambangan juga masuk faktor risiko kanker paru.

3. Polusi Udara

Partikel dalam polusi dapat menumpuk di dalam sistem pernapasan sehingga berisiko mengiritasi dan merangsang terjadinya mutasi sel di dalam paru-paru.

4. Riwayat Kanker

"Orang yang dulu pernah kanker lebih punya kerentanan terkena kanker paru," kata wanita yang sehari-hari praktik di RSUP Persahabatan Jakarta ini. 

Lalu, bila ada anggota keluarga sedarah yang pernah terkena kanker juga masuk faktor risiko terlebih bila merokok.

5. Punya Riwayat Penyakit Paru Kronik

Penyakit paru kronik seperti tuberkulosis yang tidak diobati hingga tuntas, lalu penyakit paru lainnya juga lebih berisiko kena kanker paru.

 

Infografis: Redam Kanker dengan Cukai Rokok (Liputan6.com / Abdillah)
(Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya