Membedah Makna Idul Fitri Ala Ustadz Adi Hidayat, Mengejutkan!

Menurut Ustadz Adi Hidayat, ada tanda-tanda seseorang benar-benar kembali kepada fitrahnya saat Idul Fitri. Di antaranya adalah semakin kuatnya keinginan untuk beribadah, bertambahnya rasa syukur, serta semakin lembutnya hati dalam berinteraksi dengan sesama.

oleh Liputan6.com Diperbarui 26 Mar 2025, 12:30 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2025, 12:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (SS. YT. Short @nafassubuhtv)
UAH (SS. YT. Short @nafassubuhtv)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Idul Fitri bukan sekadar perayaan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Lebih dari itu, Idul Fitri mengandung makna yang mendalam tentang kembalinya manusia kepada fitrah, yakni kesucian jiwa yang sejatinya selalu cenderung mendekat kepada Allah.

Menurut ulama Muhammadiyah Ustadz Adi Hidayat, kata "Idul" berasal dari bahasa Arab yang berarti kembali atau pulang ke asal. Sedangkan "Fitri" memiliki makna kesucian. Dengan demikian, Idul Fitri dapat dimaknai sebagai momen bagi setiap muslim untuk kembali kepada kesucian asalnya.

Setiap manusia, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau status sosial, pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk mendekat kepada Allah. Kecenderungan ini disebut sebagai fitrah. Tidak ada manusia yang benar-benar tidak memiliki rasa ingin mencari Tuhan, karena dalam hatinya pasti terdapat naluri untuk mengenal Sang Pencipta.

Namun, dalam perjalanan hidup, banyak orang yang teralihkan oleh urusan duniawi sehingga hubungannya dengan Allah menjadi renggang. Oleh karena itu, bulan Ramadhan hadir sebagai sarana penyucian diri agar manusia bisa kembali ke jalan yang benar.

Jika setelah Ramadhan berlalu seseorang masih merasa jauh dari Allah, maka ada sesuatu yang salah dalam puasanya. Seharusnya, setelah menjalani ibadah di bulan suci ini, seorang muslim semakin dekat dengan Tuhannya dan semakin kuat dalam keimanan.

Dikutip dari video singkat di kanal YouTube @Fastabiqul_Khairat11, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga sarana untuk melatih diri agar lebih taat kepada Allah. Jika selama Ramadhan seseorang hanya menahan lapar tanpa ada peningkatan dalam ibadah, maka manfaat utama dari puasa tidak akan dirasakan.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Tanda Benar-benar Fitrah

kata kata ucapan idul fitri
silaturahmi saat idul fitri ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Idul Fitri adalah titik evaluasi bagi setiap muslim. Apakah setelah Ramadhan ia menjadi pribadi yang lebih baik atau justru kembali kepada kebiasaan buruk sebelum bulan suci? Jika seseorang masih merasa berat untuk beribadah setelah Ramadhan, maka ia perlu merenungkan kembali bagaimana puasanya dijalani.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, ada tanda-tanda seseorang benar-benar kembali kepada fitrahnya saat Idul Fitri. Di antaranya adalah semakin kuatnya keinginan untuk beribadah, bertambahnya rasa syukur, serta semakin lembutnya hati dalam berinteraksi dengan sesama.

Sebaliknya, jika setelah Ramadhan seseorang justru merasa jauh dari Allah, mudah tersulut amarah, atau kembali kepada kebiasaan buruk, maka ia perlu introspeksi. Bisa jadi, puasanya hanya sebatas menahan lapar dan haus tanpa membawa perubahan dalam jiwa.

Hakikat Idul Fitri bukanlah tentang merayakan kemenangan dengan berfoya-foya, tetapi tentang merayakan keberhasilan dalam melawan hawa nafsu dan kembali kepada jalan yang benar. Oleh karena itu, perayaan ini seharusnya diisi dengan hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah.

Salah satu tanda seseorang benar-benar mendapatkan keberkahan Ramadhan adalah ketika setelah Idul Fitri ia terus istiqamah dalam kebaikan. Sholat tetap terjaga, bacaan Al-Qur’annya semakin rutin, dan hubungannya dengan sesama semakin harmonis.

Sebaliknya, jika setelah Idul Fitri seseorang justru kembali lalai dalam ibadah, maka ada yang perlu diperbaiki dalam cara ia menjalani Ramadhan. Puasa seharusnya membentuk pribadi yang lebih bertakwa, bukan hanya sekadar menggugurkan kewajiban tahunan.

 

Begini Fitrah Manusia

kata kata lucu untuk lebaran idul fitri
ilustrasi lebaran idul fitri ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa fitrah manusia adalah dekat dengan Allah. Oleh karena itu, jika setelah Ramadhan seseorang merasa jauh dari Allah, maka ia telah melawan fitrahnya sendiri. Fitrah ini harus dijaga agar seseorang tetap berada di jalan yang benar.

Dalam perayaan Idul Fitri, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, termasuk dengan saling memaafkan, berbagi kebahagiaan, dan mempererat silaturahmi. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama.

Namun, ada satu hal yang perlu diwaspadai, yaitu kembalinya godaan setan setelah Ramadhan berlalu. Di bulan suci, setan dibelenggu sehingga umat Islam lebih mudah beribadah. Namun, setelah Idul Fitri, setan kembali menggoda manusia agar menjauh dari Allah.

Oleh karena itu, setelah Ramadhan, seorang muslim harus lebih berhati-hati dalam menjaga keimanan. Jangan sampai setelah bulan suci berlalu, seseorang justru semakin lalai dan kembali melakukan dosa-dosa yang sebelumnya sudah ditinggalkan.

Idul Fitri seharusnya menjadi awal dari kehidupan yang lebih baik, bukan sekadar euforia sesaat. Jika seseorang benar-benar memahami makna Idul Fitri, maka ia akan menjadikan hari itu sebagai momentum untuk terus memperbaiki diri.

Ustadz Adi Hidayat mengajak setiap muslim untuk menjadikan Idul Fitri sebagai titik balik dalam hidup. Jangan sampai setelah Ramadhan seseorang justru kembali kepada kebiasaan buruk yang menjauhkannya dari Allah.

Dengan memahami makna sejati Idul Fitri, diharapkan setiap muslim bisa terus menjaga kedekatannya dengan Allah, bukan hanya di bulan Ramadhan, tetapi sepanjang hidupnya. Inilah hakikat dari kembali kepada fitrah yang sesungguhnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya