Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengungkap pesan Presiden Prabowo Subianto jelang 100 hari pertama pemerintahannya.
“Pesan Pak Prabowo untuk Kementerian Kesehatan, pastikan masyarakat Indonesia sehat,” kata Budi dalam talkshow Semangat Awal Tahun 2025 bertajuk “Transformasi Kesehatan untuk Rakyat” bersama IDN Times di Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
Budi menjelaskan, Kemenkes memiliki tugas untuk menjaga masyarakat tetap sehat. Sementara, menyembuhkan orang sakit adalah tugas dokter.
Advertisement
Lantas, bagaimana cara Kemenkes untuk menjaga masyarakat tetap sehat?
“Mesti rajin skrining, supaya ketahuan duluan, jangan sakit belakangan. Nah itu sebabnya kenapa Pak Prabowo bikin program skrining gratis,” jelas Budi.
Menurutnya, ini adalah program transformatif yang paling besar dalam sejarah kesehatan Indonesia.
“Program ini adalah program transformatif yang paling besar dalam sejarah kesehatan Indonesia. Kenapa paling besar? Karena program ini menyentuh 280 juta rakyat Indonesia.”
Sementara, program paling besar sebelumnya adalah imunisasi atau vaksinasi COVID-19 yang menyasar sekitar 180 juta.
“Enggak banyak program pemerintah yang menyentuh 280 juta orang, pendidikan ya paling berapa puluh juta, stunting 25 juta, makan gratis 80 juta, tapi program yang menyentuh 280 juta sejak bayi baru lahir sampai wafat itu enggak banyak. Nah, salah satunya adalah program skrining gratis yang rencananya Februari akan diluncurkan Pak Presiden,” jelasnya.
Bukan Medical Check-Up di Rumah Sakit
Budi menerangkan, program cek kesehatan gratis tidak seperti medical check-up di rumah sakit. Terutama bagi masyarakat yang bahkan belum pernah cek tekanan darah atau gula darah.
“Kalau teman-teman membayangkan ini medical check-up di rumah sakit, bukan, ini benar-benar yang sangat dasar, yang petani-petani atau tukang ojek enggak pernah diukur.”
Bagi bayi baru lahir, ada beberapa skrining yang dapat dilakukan termasuk hipotiroid kongenital, penyakit jantung bawaan kritis, hiperplasia adrenal kongenital, dan masalah perkembangan lain.
“Itu semua diukur supaya kalau ketahuan bisa mencegah kematian bayi lahir dan bisa mencegah idiot. Ini sebenarnya obatnya murah tapi di Indonesia enggak pernah dilakukan, di luar negeri 26 skrining tuh bayi baru lahir sekarang kita lakukan,” jelas Budi.
Skrining pun dilakukan pada berbagai kelompok usia, yakni balita, anak-anak dan remaja, dewasa, hingga lansia termasuk skrining jiwa.
Advertisement
Cek Kesehatan Gratis di Hari Ulang Tahun Dimulai Februari
Sebelumnya, disampaikan bahwa program cek kesehatan gratis di hari ulang tahun segera digelar pada Februari tahun ini.
Dalam kesempatan lain, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono, menyampaikan bahwa ada beberapa pilot projek dalam pelaksanaan program ini.
“Ada beberapa pilot projek, di jakarta kita mulai nanti peresmiannya di Puskesmas Tebet kalau nggak salah,” kata Dante saat ditemui di kantor Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, Jakarta, Senin (13/1/2025).
Dante tidak menyebut bahwa rencana pembukaan program cek kesehatan di Puskesmas Tebet sudah bulat 100 persen.
“Nanti mudah-mudahan kita nggak berubah. Jadi kalau bisa di tempat besar, nanti dibawa ke tempat terpencil apa masalahnya dan sebagainya,” urai Dante.
Imbau Masyarakat Unduh Aplikasi SatuSehat
Mengingat pelaksanaan skrining gratis segera dimulai, Dante mengimbau masyarakat untuk mengunduh aplikasi SatuSehat.
“InshaAllah bulan-bulan depan, masyarakat diimbau kalau ingin menggunakan program ini salah satunya adalah download aplikasi SatuSehat dulu, karena dengan download aplikasi ini nanti akan muncul dan dinotifikasi ulang tahun mereka,” jelas Dante.
“Mereka pada saat hari-H (hari ulang tahunnya) akan diingatkan. Kemudian nanti akan ditanya beberapa kuesioner, nah kuesioner-kuesioner ini adalah salah satu bagian skrining gratis yang memang diidentifikasi dalam bentuk pertanyaan,” tambahnya.
beberapa pemeriksaan kesehatan yang akan dilakukan melalui kuesioner adalah soal kesehatan mental, kesehatan lanjut usia (lansia), dan sebagainya.
“Nah nanti pertanyaan-pertanyaan itu dijawab, dibawa ke Puskesmas, menunjukkan hasil kuesioner tersebut dan nanti masyarakat bisa menggunakan, dengan menggunakan identifikasi kartu kependudukan,” urainya.
Advertisement