Liputan6.com, Jakarta - Tragedi kebakaran di Los Angeles menjadi pemberitaan ramai di awal tahun 2025.
Menurut Khania Nirmala Pratidina, Konsul Protokol dan Konsuler II KJRI Los Angeles, kebakaran tersebut telah menghanguskan sekitar 16.400 hektare (153 km²) lahan. Angin kencang telah membuat percikan api berpindah ke tempat lain.
Advertisement
Baca Juga
“Pemerintah setempat masih berusaha memadamkan api, terutama di wilayah Palisades dan Eaton karena daerahnya cukup luas. Peringatan angin kencang masih ada efektif besok pagi, hari Rabu (waktu setempat). Upaya pemadaman cukup sulit,” ujar Khania dalam program Liputan 6 Update, Rabu (15/1/2025).
Advertisement
Dilihat dari sisi kesehatan, musibah atau bencana kebakaran hutan menghasilkan asap yang mengancam kesehatan warga terutama anak-anak.
Melansir laman Unicef, saat anak-anak tumbuh, sistem kekebalan tubuh dan paru-paru mereka yang sedang berkembang membuat mereka sangat rentan terhadap efek berbahaya dari asap kebakaran. Asap kebakaran hutan dinilai lebih beracun daripada polusi udara sehari-hari.
Partikel halus yang dilepaskan oleh kebakaran, yang dikenal sebagai PM2.5, dapat menembus jauh ke dalam paru-paru anak.
“Ini dapat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” mengutip laman Unicef, Kamis (16/1/2025).
Dampak Paparan Asap Kebakaran bagi Bayi
Saat kebakaran terjadi dan asap mengepul terhirup olah bayi termasuk ibu hamil, maka bayi dan janin berisiko lebih tinggi mengalami:
- Berat badan lahir rendah (dikaitkan dengan masalah pernapasan di kemudian hari dan tinggi badan yang berkurang sesuai usia);
- disabilitas bawaan lahir;
- diabetes pada anak-anak;
- kematian.
Sistem kekebalan tubuh, otak, dan paru-paru masih berkembang pada tahap ini. Anak-anak juga lebih banyak bergerak dan menghabiskan waktu di luar ruangan. Hal ini meningkatkan risiko mereka terhadap:
- Asma dan penyakit pernapasan;
- sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah;
- fungsi otak yang lebih rendah.
Advertisement
Dampak Asap Kebakaran bagi Remaja
Selain bayi dan janin, remaja juga mendapat dampak buruk dari paparan asap. Masa remaja adalah masa berkembang secara mental dan fisik, mereka juga lebih aktif di luar ruangan paparan asap membuat mereka berisiko mengalami:
- Asma dan penyakit pernapasan;
- gangguan metabolisme, misalnya obesitas;
- tekanan darah tinggi (hipertensi);
- dampak buruk pada kesehatan mental.
Gejala Paparan Asap Kebakaran Hutan pada Anak
Anak-anak yang menghirup asap kebakaran hutan dapat mengalami berbagai gejala. Gejala fisik meliputi:
- Nyeri dada dan sesak;
- kesulitan bernapas;
- mengi;
- batuk;
- rasa terbakar atau iritasi di hidung, tenggorokan, dan mata;
- pusing.
“Jika anak Anda mengalami masalah pernapasan, tidak dapat tidur, atau mengalami masalah kesehatan yang nyata, segera bawa mereka ke fasilitas kesehatan.”
Cara Tenangkan Anak di Situasi Bencana Seperti Kebakaran Hutan
Usai melalui bencana kebakaran hutan, orangtua perlu memberi pengertian pada anak terkait kondisi yang dialami. Orangtua tetap perlu terbuka pada anak. Upaya lain yang dapat dilakukan orangtua agar anak tetap tenang adalah:
- Pastikan orangtua memberi anak kesempatan untuk berbicara tentang kebakaran hutan dan dorong mereka untuk berbagi kekhawatiran atau perasaan takut dan cemas.
- Tunjukkan kepada mereka bahwa orangtua mendengarkan dengan saksama dan sangat peduli dengan perasaan mereka.
- Batasi paparan mereka terhadap liputan media yang menyedihkan.
- Jelaskan kepada mereka bagaimana kebakaran hutan terjadi dan bahwa dampaknya tidak permanen.
- Berikan kasih sayang yang meyakinkan kepada anak-anak dengan menghabiskan waktu bersama dan memberikan banyak pelukan ekstra.
- Perhatikan tanda-tanda tekanan emosional.
- Cobalah untuk mempertahankan rutinitas guna membantu anak merasa sedikit lebih terhubung dengan kehidupan mereka sebelum kebakaran hutan.
Advertisement