Pakar UGM Ingatkan agar Program MBG Lebih Tekankan Kualitas Gizi Makanan

Selain keamanan pangan, kualitas gizi makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus lebih ditekankan. Penampilan makanan yang disajikan juga penting. Sehingga anak mau memakan dan tidak terbuang sia-sia.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 18 Jan 2025, 08:53 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2025, 08:01 WIB
Resmi Diluncurkan, Seperti Ini Antusiasme Siswa Sekolah Dasar Santap Makan Bergizi Gratis
Seorang siswi sekolah dasar sedang menikmati menu makan bergizi gratis di Sekolah Dasar Negeri 01&02, Susukan, Jakarta, Senin (6/1/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kualitas gizi dari makanan yang diberikan pada target sasaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus lebih diutamakan daripada kuantitasnya seperti disampaikan dosen Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK Universitas Gadjah Mada, Toto Sudargo.

Toto mencontohkan lauk dalam menu MBG misalnya telur yang diolah dengan cara didadar atau orak-arik. Menu tersebut memberikan manfaat lebih karena tambahan kalorinya. Hal yang penting dalam tumbuh dan kembang anak.

"Yang penting anak-anak mau makan dan makanan tidak terbuang. Jangan sampai makanan hanya diacak-acak dan menjadi sampah,” ungkap Toto dalam diskusi Pojok Bulaksumur yang bertajuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Tinjauan Perspektif Gizi, Kebijakan, dan Supply Chain Bahan Pangan pada 17 Oktober 2024.

Ahli gizi itu pun yakin bila makanan yang diberikan kepada siswa berkualitas gizi baik sesuai kebutuhan anak maka bakal mampu mendukung kemampuan fungsi kognitif.

“Konsumsi makanan bergizi, seperti protein dari telur, sangat penting untuk mendukung perkembangan otak," kata Toto.

Tak ketingggalan, Toto mengingatkan bahwa penyajian makanan perlu juga dipikirkan dengan matang. Penting untuk membuat makanan menarik di mata anak.

"Penyajiannya juga harus diperhatikan agar anak-anak tertarik untuk mengkonsumsinya,” katanya mengutip laman resmi UGM.

 

Bahan Baku MBG Tak Perlu Impor

Di kesempatan yang sama dosen Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Prof. Subejo menyoroti pentingnya memanfaatkan bahan pangan lokal dalam pelaksanaan program MBG. Ketergantungan pada bahan impor seperti gandum menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi.

“Indonesia memiliki banyak sumber karbohidrat lokal seperti singkong, jagung, dan sagu. Jika bahan-bahan ini dimanfaatkan, kita tidak hanya mendukung ketahanan pangan tetapi juga memberdayakan petani lokal,” ujarnya.

Subejo juga menyarankan agar desa diberi otoritas dalam mengelola dana dan menyusun menon berbahan lokal. Distribusi akan lebih efisien dan dekat dengan kebutuhan masyarakat setempat.

“Mekanisme ini juga dapat mengurangi risiko makanan basi karena perjalanan distribusi yang terlalu jauh,” tambahnya.

Pantau Terus Program MBG agar Tak Ada Korupsi

Dosen Manajemen Kebijakan Publik Fisipol Prof. Wahyudi Kumorotomo menyoroti soal transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana besar yang dialokasikan untuk program ini agar bisa tepat sasaran.

Menurutnya, potensi terjadinya korupsi harus diantisipasi dengan pengawasan ketat oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Dana sebesar Rp71 triliun per tahun yang ditargetkan untuk 19,4 juta anak ini harus dipantau penggunaannya. Jangan sampai ada korupsi atau dana yang dialihkan untuk kepentingan lain,” papar Wahyudi soal program unggulan Presiden Prabowo Subianto.

Program MBG Sudah Berjalan 2 Minggu

Menu Makan Bergizi Gratis Siswa di SDN Slipi 01 Jakarta Barat.
Menu Makan Bergizi Gratis Siswa di SDN Slipi 01 Jakarta Barat. (Dok. Istimewa)... Selengkapnya

Sejak 6 Januari 2025 MBG yang merupakan program unggulan dari Prabowo Subianto sudah berjalan di beberapa sekolah di 26 provinsi se-Indonesia.

Sebanyak 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) alias dapur beroperasi mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Mengutip data yang dibagikan oleh BGN, sebanyak 190 SPPG itu tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Adapun, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah SPPG paling banyak, yakni 57 lokasi.

Kemudian disusul oleh Jawa tengah dengan 36 titik dan Jawa Timur 31 titik. Selain Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, SPPG juga tersebar di Aceh, Bali, Banten, DI Yogyakarta, Jakarta, Gorontalo, dan Kalimantan Selatan.

 Kemudian, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua Selatan.

Selanjutnya, dapur pemasok Makan Bergizi Gratis itu juga tersebar di Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatra Barat, serta Sumatra Utara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya