Dosen FK Universitas Jember Beberkan Saran Agar Terhindar Dari Virus HMPV

Dosen FK UNEJ, Dr. Diana Chusna Mufida, membagikan saran pencegahan virus HMPV dengan menjaga protokol kesehatan, pola hidup sehat, serta deteksi dini melalui pemeriksaan jika mengalami gejala.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 21 Jan 2025, 10:42 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 10:41 WIB
Banner Infografis Waspada Penyebaran Virus HMPV di Tanah Air
Dr. Diana Chusna Mufida dari FK UNEJ sarankan pencegahan HMPV dengan masker, cuci tangan, etika batuk, pola hidup sehat, dan deteksi gejala seperti demam, batuk, serta pilek. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kasus virus HMPV (Human Metapneumovirus) mulai menarik perhatian masyarakat Indonesia, terutama setelah konfirmasi kasus pertama di Tanah Air. Menanggapi situasi ini, Dosen FK Universitas Jember (UNEJ), Dr. dr. Diana Chusna Mufida, M.Kes., memberikan penjelasan dan saran terkait pencegahan virus HMPV.

Di lingkungan kampus UNEJ, perhatian terhadap virus ini semakin meningkat mengingat mahasiswa yang aktif dalam berbagai kegiatan rentan terhadap infeksi.

Apa Itu Penyakit Human Metapneumovirus?

"Virus HMPV adalah salah satu penyebab infeksi akut saluran pernapasan yang pertama kali ditemukan oleh peneliti Belanda pada tahun 2001," kata dr. Diana, dikutip dari unej.ac.id pada Selasa, 21 Januari 2025.

Diamengungkapkan bahwa gejala umum infeksi HMPV meliputi demam, sakit tenggorokan, batuk, dan pilek. Kelompok yang paling rentan mengalami infeksi berat adalah anak-anak, lansia di atas 65 tahun, individu dengan daya tahan tubuh rendah seperti penderita HIV/AIDS, pasien yang menjalani terapi sitostatika, serta mereka yang memiliki riwayat asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

 

Bagaimana Cara Penularan Virus HMPV?

Menurut dr. Diana, penularan HMPV mirip dengan virus COVID-19, yaitu melalui droplet atau percikan cairan dari batuk, bersin, dan ingus. "Ketika kita berada dekat dengan orang yang sedang batuk, sebaiknya mereka menutup mulut atau menggunakan masker saat beraktivitas," ujarnya.

Meskipun kasus HMPV telah ada di Indonesia, dr. Diana mencatat bahwa identifikasi virus ini masih jarang dilakukan.

"Deteksi virus ini membutuhkan pemeriksaan PCR yang biayanya cukup mahal," tambah Diana.

Namun, dia menekankan bahwa pengobatan HMPV bersifat simptomatik atau hanya mengatasi gejala yang muncul.

"Jika pasien mengalami demam, diberikan paracetamol. Untuk batuk, diberikan obat pereda batuk, dan untuk hidung tersumbat digunakan dekongestan," jelasnya.

 

Bagaimana Cara Mencegah Penyebaran Penyakit Akibat Virus?

Sebagai langkah pencegahan, dr. Diana mengimbau masyarakat, khususnya mahasiswa UNEJ, untuk menjaga protokol kesehatan dan menerapkan gaya hidup sehat.

"Orang yang sakit dengan gejala flu atau batuk pilek harus menggunakan masker serta menerapkan etika batuk dan bersin yang benar," kata Diana.

Bagi yang sehat, Diana mengingatkan pentingnya rajin mencuci tangan dan menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut secara langsung. "Pola hidup sehat, istirahat yang cukup, dan konsumsi makanan bergizi juga sangat diperlukan," tambahnya.

Dengan kesadaran dan langkah pencegahan yang tepat, dr. Diana optimis penyebaran virus HMPV dapat diminimalkan, khususnya di lingkungan kampus dan masyarakat luas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya