Pengobatan Kuno India, Menyayat Tubuh dengan Silet

Bloodletters merupakan tradisi kuno yang populer di India, pengobatan dengan menggunakan silet dikatakan dapat mengobati berbagai penyakit.

oleh Kusmiyati diperbarui 10 Jul 2013, 12:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2013, 12:00 WIB
pengobatan-silet130710b.jpg
Di beberapa negara, masih ada masyarakatnya yang mempertahankan tradisi kuno dalam pengobatan penyakit. Seperti di India banyak orang memilih menghindari tindakan medis modern dan memilih pengobatan tradisi kuno.
 
Bloodletters merupakan tradisi kuno yang populer di India, pengobatan dengan menggunakan silet ini dikatakan dapat mengobati berbagai penyakit dilansir Dailymail, Rabu (10/7/2013).

"Teknik pengobatan tradisi kuno ini dapat menyembuhkan kebanyakan bentuk radang sendi, penyakit jantung dan tahap awal kanker darah," ujar Hakim Gyas, orang yang melakukan teknik pengobatan ini di India.
 
Pria berusia 79 tahun ini menambahkan dirinya tidak meminta imbalan mahal untuk perawatan pasien. "Untuk biaya tergantung pada pasien sendiri, karena kebanyakan yang sakit adalah orang-orang miskin," tambahnya.
 
Bloodletters berasal dari bahasa Yunani Kuno dan Sanksekerta ribuan tahun lalu, teknik ini adalah upaya untuk membersihkan tubuh dari darah kotor. Dasar pengobatan ini yakni membersihkan darah kotor dan kemudian tubuh dengan sendirinya menghasilkan darah baru yang dapat memulihkan kesehatan.
 
Sebelum melakukan teknik pengobatan ini pasien berdiri tegak di bawah sinar matahari selama setengah jam. Hal ini dilakukan agar peredaran aliran darah pasien lebih  mudah dan lancar. Setelah itu tali diikatkan di tubuh dari pinggang sampai kaki, kemudian sayatan pun dibuat di titik-titik penyakit dengan menggunakan silet.
 
Para peneliti mengaku kagum dengan hasil dari terapi ini, seperti yang dipublikasikan dalam jurnal BMC Medicine. Menurut studi lain dari Journal of American Medical Association, orang yang menyumbangkan darah setiap enam bulan sekali atau melakukan Bloodletter lebih sedikit kemungkinan mengalami serangan jantung dan stroke. Ini dikarenakan karena kadar zat besi dalam darah berkurang. Kadar besi yang tinggi menyebabkan risiko penyakit kardiovaskular.

(Mia/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya