Hari Gini Balita Gizi Buruk Masih Berjibun? Kenapa Ya?

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Barat, mencatat kasus gizi buruk yang terjadi selama tahun 2012 sebanyak 299 kasus yang tersebar

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 25 Sep 2013, 09:30 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2013, 09:30 WIB
gizi-buruk130327b.jpg
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Barat, mencatat kasus gizi buruk yang terjadi selama tahun 2012 sebanyak 299 kasus yang tersebar pada enam kabupaten yang ada di daerah itu.
     
"Petugas kami telah mencatat angka penderita gizi buruk selama tahun 2012 cenderung mengalami peningkatan. Jumlah kasus yang kita temukan merupakan data yang pernah ditangani secara medis," kata Kepala Dinkes Sulbar, dr.Achamd Azis di Mamuju, seperti dikutip dari Antara, Rabu (25/9/2013).
     
Menurutnya, masih banyak anggota masyakat penderita gizi buruk yang belum tertangani secara medis akibat pemahaman masyarakat yang keliru.
     
"Terkadang masyarakat enggan membawa korban anak penderita gizi buruk ke rumah sakit karena mengandalkan dukung kampung. Pemahanan seperti itu keliru sehingg petugas medis diharuskan ikut memberikan sosialisasi penangan gizi buruk," jelasnya.
     
Faktor lain terjadinya gizi buruk di Sulbar kata dia, disebabkan oleh permasalahan ekonomi atau kemiskinan serta pemahaman masyarakat tentang penanganan kesehatan belum membaik.
     
"Angka kemiskinan kita memang telah mengalami penurunan. Namun, sebagaian masyarakat kita khususnya yang ada di pedalaman belum mampu memahami tata cara penanganan kasus gizi buruk,"jelasnya.
     
Achmad Azis menuturkan, balita gizi buruk terjadi akibat pola asuh anak yang salah serta akibat penyakit terutama infeksi bawaan sejak lahir.
     
Ia mengatakan, pemerintah provinsi Sulbar selama ini telah memberikan perhatian serius terhadap penanganan kasus gizi buruk dengan menjadikan posyandu sebagai ujung tombak dalam melakukan pelayanan kesehatan.
    
"Melalui posyandu, kita bisa memberikan pelayanan terhadap ibu hamil agar intens memeriksakan kehamilan, memberikan makanan tambahan ibu hamil, pemberian unsur zat besi pada ibu hamil, hingga pada paska kelahiran anaknya dengan cara memberikan pengetahuan tentang pemberian asupan gizi yang cukup kepada anak," katanya.
      
Ia menuturkan, berdasarkan Riset Kesehatan Daerah Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan tahun 2010, tingkat prevalensi gizi buruk nasional menurun dari 5,4 persen tahun 2007 menjadi 4,9 persen tahun 2010. Kendati demikian, masih ada kesenjangan antarprovinsi.
     
(Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya