Pasien Infeksi Virus West Nile di Surabaya Sudah Sembuh

Virus west nile sudah sampai Indonesia. Pasien di Surabaya sudah terinfeksi tapi sudah sembuh

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 11 Jan 2014, 17:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2014, 17:00 WIB
pasien-140111b.jpg

Terkait temuan tim Tropical Disease Diagnostic Center (TDDC) Universitas Airlangga Surabaya akan adanya pasien positif terinfeksi virus west nile atau PCR WNV, DirJen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan bahwa pihaknya akan terus berkomunikasi intensif dan melakukan pengawasan.

Menurut Tjandra, West Nile adalah penyakit yang disebabkan oleh virus west nile (WNV) dengan gejala : demam disertai sakit kepala, pegal-pegal, nyeri otot, mual dan muntah, diare atau ruam.   

"Kasus WNV pertama kali terjadi di Uganda, menyebar ke israel, Amerika, Tunisia, Mesir, Amerika latin, Australia dan Eropa serta Asia Barat.  Tim TDDC masih akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan PCR dengan rantai basa yang lebih panjang, kultur jaringan dan antiflavi-virus," ujar Tjandra lewat surel ke redaksi Liputan6.com, Sabtu (11/1/2014).

Menurut Tjandra, semua pasien sudah sembuh. "Kami terus berkomunikasi intensif dengan TDDC dan kemungkinan surveilans selanjutnya," kata Tjandra.

Tjandra menyebutkan, sebagian besar orang yang terinfeksi WNV (70-80 persen) tidak memperlihatkan gejala. Kurang dari 1 persen orang terinfeksi WNV dapat memperlihatkan gejala neurologis seperti ensefalitis atau meningitis. 10 persen kasus terinfeksi WNV  disertai gejala neurologi dapat menyebabkan kematian.

Karena itu, menurut Tjandra, pengendalian penyakit dan pencegahannya harus dilakukan dengan cara antara lain :

1. Meningkatkan surveilans atau pengamatan terhadap kemungkinan munculnya kasus lainnya.  
2. Masyarakat diingatkan untuk mengurangi risiko penularan melalui nyamuk. Cara terbaik untuk menghindari infeksi WNV adalah menghindari paparan nyamuk dan menghilangkan daerah perindukan nyamuk. Dianjurkan untuk menghilangkan genangan air di sekitar rumah dan pastikan selokan mengalir lancar. Ganti air di bak mandi dan penampungan air, termasuk penampungan air minum hewan/burung. Gunakan celana panjang dan baju lengan panjang jika keluar rumah di waktu senja dan fajar, atau gunakan repellent anti nyamuk. Gunakan obat anti nyamuk semprot jika diperlukan.

"Masyarakat harus selalu menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) termasuk menjaga kebersihan lingkungan," tegas Tjandra.

(Abd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya