Orangtua kerap bingung saat mendapati anaknya kejang. Karena itu perlu tahu macam kejang dan bagaimana menanganinya.
Kejang pada anak, ada yang dapat diobati dan ada pula yang tidak kecuali bila ditangani oleh tim medis. Spesialis Anak Rumah Sakit Premier Jatinegara, dr. Marissa Tania Stephanie Pudjiadi, Sp. A mengatakan kejang yang disebabkan oleh demam dapat diatasi dengan dengan cara memberi obat.
"Kejang karena demam atau kalau orangtua berpikir itu step. Kejang demam terjadi sekian menit, lalu stop. Itu bisa diatasi dengan memberikan obat," kata dr. Marissa dalam acara 'Pentingnya Menjaga Kesehatan Anak' di Audiotorium Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta, Senin (20/1/2014).
Ada juga kejang karena faktor lain. Misalnya kejang yang disebabkan akibat infeksi saraf pusat seperti radang otak dan selaput otak. Kejang seperti ini menuru Marissa biasana disertai dengan menurunnya kesadaran si anak.
"Ada istilahnya di mana kejang berlangsung selama 30 menit. 30 menit berhenti, lalu muncul lagi. Terkadang, kesadarannya tidak pernah kembali. Kejang seperti ini, tidak dapat diatasi hanya dengan obat-obat standar," kata wanita lulusan Universitas Indonesia ini menjelaskan.
Ada juga kejang yang disebabkan karena kurangnya cairan elektrolit dalam tubuh. "Misalnya saat mencret-mencret, masukan nutrisi dalam tubuh kurang. Akibatnya kadar natrium dalam darah juga turun. Nah, sebelum kembali ke normal, maka kejangnya akan lebih sering," kata Marissa.
Kondisi ini, menurut Marissa harus segera ditangani dan anak harus cepat dibawa ke rumah sakit.
(Adt/Abd)
Kejang pada anak, ada yang dapat diobati dan ada pula yang tidak kecuali bila ditangani oleh tim medis. Spesialis Anak Rumah Sakit Premier Jatinegara, dr. Marissa Tania Stephanie Pudjiadi, Sp. A mengatakan kejang yang disebabkan oleh demam dapat diatasi dengan dengan cara memberi obat.
"Kejang karena demam atau kalau orangtua berpikir itu step. Kejang demam terjadi sekian menit, lalu stop. Itu bisa diatasi dengan memberikan obat," kata dr. Marissa dalam acara 'Pentingnya Menjaga Kesehatan Anak' di Audiotorium Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta, Senin (20/1/2014).
Ada juga kejang karena faktor lain. Misalnya kejang yang disebabkan akibat infeksi saraf pusat seperti radang otak dan selaput otak. Kejang seperti ini menuru Marissa biasana disertai dengan menurunnya kesadaran si anak.
"Ada istilahnya di mana kejang berlangsung selama 30 menit. 30 menit berhenti, lalu muncul lagi. Terkadang, kesadarannya tidak pernah kembali. Kejang seperti ini, tidak dapat diatasi hanya dengan obat-obat standar," kata wanita lulusan Universitas Indonesia ini menjelaskan.
Ada juga kejang yang disebabkan karena kurangnya cairan elektrolit dalam tubuh. "Misalnya saat mencret-mencret, masukan nutrisi dalam tubuh kurang. Akibatnya kadar natrium dalam darah juga turun. Nah, sebelum kembali ke normal, maka kejangnya akan lebih sering," kata Marissa.
Kondisi ini, menurut Marissa harus segera ditangani dan anak harus cepat dibawa ke rumah sakit.
(Adt/Abd)