20 Tahun Lagi, Penderita Kanker Capai 25 Juta

Masalahnya, jumlah penderita kanker ini diprediksi akan meningkat 75 persen tahun ini dan mencapai 25 juta kasus dalam 20 tahun ke depan.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 12 Feb 2014, 20:30 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2014, 20:30 WIB
kanker-140212c.jpg
Data terbaru dari World Cancer Report 2014, menyebutkan, kanker merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia. Jumlah ini diprediksi akan meningkat 75 persen tahun ini dan mencapai 25 juta kasus, 20 tahun ke depan.

Demikian disampaikan oleh Direktur Utama RS Kanker Dharmais, dr. Sonar Soni Panigoro, SpBOnk, M.Epid saat temu media peringatan World Cander Day 2014 di RS Kanker Dharmais, Jakarta, Rabu (12/2/2014).

"Angka kematian ini diprediksi akan jauh lebih tinggi dalam beberapa tahun mengingat laporan dari badan PBB International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2014 bahwa kasus kanker akan meningkat 75 persen dan mencapai 25 juta kasus dalam 20 tahun ke depan," kata Soni.

Sayangnya, Soni melanjutkan, tingginya angka kematian akibat kanker di Indonesia tidak membuat kanker menjadi penyakit yang banyak mendapat perhatian seperti halnya penyakit HIV/AIDS. "Kematian akibat HIV/AIDS lebih kecil 0,3 persen dibandingkan kanker 5,7 persen".

"Angka kematian yang tinggi di Indonesia disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala kanker dan kekurangan biaya pengobatan. Sehingga banyak kasus kanker sudah masuk stadium lanjut," jelasnya.

Selain itu, menurut Soni, ada banyak mitos seputar kanker yang memperlambat masyarakat mencari pengobatan. "Mulai dari mitos bahwa kanker adalah penyakit kutukan sampai mitos bahwa kanker tidak dapat disembuhkan secara medis".

"Mitos ini menghambat penderita kanker untuk segera mencari pengobatan kanker. Kondisi ini diperburuk dengan bebasnya informasi pengobatan alternatif. Akibatnya, penderita kanker menghabiskan waktu dan biaya yang besar untuk pengobatan alternatif. Akhirnya, saat pengobatan itu gagal, mereka baru datang ke pihak medis sudah dalam kondisi lanjut," jelasnya.

(Fit/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya