Pernikahan Hancur Usai Istri Selingkuh dengan Pendonor Sperma

Peter (69) harus menerima pahitnya kenyataan pernikahannya hancur setelah istrinya Rebecca berselingkuh dengan pendonor sperma

oleh Melly Febrida diperbarui 21 Feb 2014, 10:00 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2014, 10:00 WIB
cerai-ilustrasi-140220b.jpg
Pria mana yang ingin pernikahannya berakhir karena pria lain. Namun, Peter (69) harus menerima pahitnya kenyataan pernikahannya hancur setelah istrinya Rebecca berselingkuh dengan pendonor sperma yang ditemuinya secara online.

Semua bermula ketika ia berusaha membuat istrinya itu bahagia. Rebecca yang usianya 30 tahun lebih muda begitu menginginkan kehadiran bayi satu tahun setelah pernikahan keduanya. Padahal, Peter saat itu sudah melakukan vasektomi.

Peter yang sudah bercerai bertemu dengan Rebecca (40) di sebuah bar pada 2004. Keduanya menikah pada Agustus 2008. Pernikahan Peter sebelumnya berusia 18 tahun dan berakhir 10 tahun sebelumnya.

Peter memiliki putra berusia 38 tahun dan pada saat Peter berusia 59 tahun memutuskan tak ingin memiliki anak lagi sehingga melakukan Vasektomi. "Rebecca bersikeras dia tak menginginkan anak-anak dan saya yakin kami bisa hidup bersama," kata Peter seperti dikutip Mirror, Kamis (20/2/2014),

Namun, satu tahun usai pernikahan keduanya, Rebecca merasakan jam biologisnya terus berdetak di usia 36 tahun. Ia memutuskan ingin mempunyai anak.

"Saya sudah mengatakan kepadanya saya sudah terlalu tua," kata Peter. Namun, Rebecca bersikeras agar Peter menyetujuinya.

Untuk membalikkan vasektomi yang dilakukan Peter sudah terbilang telat setelah 20 tahun. Biayanya pun tak murah sekitar 6.000 Poundsterling. Padahal, mereka tak mampu.

Bertemu Donor Sperma



Rebecca mulai mencari donor sperma secara online. Pada Maret 2010, Rebecca mengatakan ke Peter bahwa ia sudah menemukan donor potensial. Ia adalah Rhys yang usianya di akhir 30-an. Ia adalah seorang profesional dan bisa membantu perempuan mempunyai anak.

"Saya tak suka dengan ide ini tapi dari profilnya sepertinya dia layak dan Rebecca begitu bahagia," kata Peter.

Seminggu kemudian, Peter dan Rebecca pergi ke London untuk menemui Rhys. Pertemuan berlangsung di Stasiun Waterloo. Mereka mulai berdiskusi. Akhirnya Rebecca melakukan inseminasi buatan.

Sebulan kemudian Rebecca menemukan dirinya tak hamil. Ia kembali ke London mendatangi Rhys "Saya tak bisa menahan cemburu saya dan ketika dia (Rebecca) pulang, saya berkata `Kamu mungkin membiarkan dia berhubungan seks denganmu dan berhasil," kata Peter.

Yang membuat kaget Peter, Rebecca mengaku ia sudah melakukannya. Sontak Peter marah besar. Peter meyakini Rhys yang awalnya mengajak Rebecca melakukan hubungan intim dengan mengaku bisa lebih mudah hamil.

Perselingkuhan Rebecca dan Rhys terus berlanjut. Pria yang disebut Peter sebagai penggila seks tersebut membawa Rebecca ke bioskop dan restoran. Tampaknya Rebecca terkesan dengan jabatan dan kekayaan keluarga Rhys.

Pernikahan keduanya pada titik krisis pada Juni 2010, saat Rebecca mengaku hamil delapan minggu. Saat itu Peter memberikan ultimatum kepada Rebecca ingin mengakhiri kehamilannya atau berpisah dengannya. Ternyata Rebecca setuju aborsi.

Usai aborsi tersebut, Rebecca tak berhenti mengunjungi Rhys meski Peter tidak pernah menanya langsung. Pada Desember tahun itu, Rebecca kembali mengaku bahwa ia hamil lagi. Tak kuasa dengan kenyataan yang diterimanya, Peter pada Februari mengajukan gugatan cerai.

Predator Seks



Peter menyelidiki jejak Rhys secara online dan ditemukan banyak wanita yang memberikan peringatan jika menggunakannya sebagai donor sperma.

"Rhys adalah gila seks, sosiopat yang cukup arogan,
"Saya mengatakan kepada Rebecca untuk berhati-hati.. Dia naif dan tetap percaya padanya," ujar Peter.

Rhys bahkan pernah mengadakan pesta untuk membuahi wanita yang ingin hamil.

Bayi laki-laki Rebecca lahir pada Juni 2011. Namun, Rhys tak ada dan pada September Rebecca menangis memberitahu Rhys tak lagi menghubunginya.

"Meskipun semua yang saya alami, saya merasa kasihan kepadanya.

Peter mendukung Rebecca untuk melakukan tindakan hukum kepada Rhys.

Hakim High Court Family Division Justice Peter Jackson, menyatakan Rhys - yang mengaku ia telah menjadi donor sperma untuk lebih dari satu dekade dan telah didaftarkan pada tiga website. Ia memiliki 30 anak-anak lain dengan inseminasi buatan dan tidur dengan wanita dengan berjanji akan menghamilinya.

Peter berharap, dengan menceritakan kisah mantan istrinya itu, kaum wanita lainnya yang putus asa menjadi ibu, berpikir dua kali sebelum mencari donor sperma secara online.

Dalam putusan hakim, akhirnya Rhys yang melakukan hubungan intim dengan Rebecca dinyatakan tak hanya sebagai ayah kandungnya, tapi juga sebagai orangtua hukum.

(Mel)


Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya