3 Pencegahan DBD yang Tepat, Lakukan Sebelum Terlambat

Masyarakat diimbau untuk melakukan pencegahan DBD sedini mungkin.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 26 Mar 2019, 19:14 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2019, 19:14 WIB
Nyamuk
Nyamuk/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Kasus demam berdarah dengue sudah sering didengar terutama di negara tropis seperti Indonesia. DBD masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia dan merupakan yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. 

Sepanjang tahun 2013, Kementerian Kesehatan mencatat terdapat 103.649 penderita dengan angka kematian mencapai 754 orang. Demam berdarah dengue merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue ini ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti.

Komplikasi pada DBD juga bisa menyebabkan kerusakan sejumlah organ, seperti paru, hati, dan jantung. Tekanan darah yang menurun secara drastis akibat DBD ini bisa mengakibatkan kematian.

Mengenal DBD

Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini memiliki ciri badan belang hitam putih.

Nyamuk ini biasanya beraksi dari pagi hingga sore hari, meskipun terkadang juga menggigit pada malam hari. Aedes aegypti menyukai tempat gelap dan sejuk, sehingga lebih banyak ditemukan di dalam rumah dibandingkan di luar rumah yang panas.

Penderita DBD akan mengalami tiga fase, yaitu demam, kritis dan penyembuhan. Saat fase demam, penderita DBD akan mengalami demam secara tiba-tiba dengan suhu badan mencapai 40 derajat celsius selama 2 sampai 7 hari.

Beberapa penderita DBD juga mengalami nyeri dan infeksi tenggorokan, sakit di sekitar bola mata, anoreksia, mual dan muntah. Gejala-gejala inilah yang menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit yang dapat mengarahkan dokter pada diagnosis demam berdarah.

Pada fase kritis, pasien akan merasa sembuh dan bisa beraktivitas kembali. Karena fase kritis ini ditandai dengan penurunan suhu hingga 37 derajat celsiius ke suhu normal. Namun perlu diwaspadai, karena fase ini justru semakin mengurangi trombosit pasien DBD.

Dalam fase penyembuhan, berarti pasien DBD sudah melewati masa fase kritis. Meskipun penderita masih mengalami demam, namun tak perlu dikhawatirkan. Karena trombosit akan perlahan naik dan normal kembali. Pasien akan mengalami pengembalian cairan tubuh secara perlahan pada 48-72 jam setelahnya.

Penanganan DBD yang Tepat

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Penanganan awal dari demam berdarah dengue bisa dilakukan di rumah. Prinsipnya adalah pasien harus mengonsumsi banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.

Dehidrasi bisa timbul akibat demam tinggi, kesulitan menelan makanan dan minuman, serta muntah.

penderita DBD juga diharuskan untuk beristirahat total baik pada fase demam maupun penyembuhan. Penting juga untuk selalu memonitor kadar trombosit dan kadar sel darah merah dalam darah sampai mencapai batas normal kembali.

Pencegahan DBD

Fogging Nyamuk Demam Berdarah di Tebet
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di lingkungan perumahan warga di kawasan Kebon Baru, Tebet, Jakarta, Kamis (28/2). Pengasapan dilakukan terkait adanya warga di kawasan tersebut yang terkena penyakit demam berdarah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Seperti pada istilah yang sering didengar 'mencegah lebih baik dari pada mengobati' masyarakat diimbau untuk melakukan pencegahan DBD sedini mungkin.

Inti dari pencegahan DBD pada dasarnya adalah menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar. Dengan melakukan pencegahan DBD, kemungkinan keluarga terjangkit DBD akan terminimalisir.

Dalam pencegahan DBD pemilik rumah harus membersihkan beberapa tempat kesukaan nyamuk seperti tumpukkan baju, genangan air, dan tempat-tempat berdebu. Nyamuk-nyamuk akan bertelur di tempat-tempat yang kotor dan lembab.

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan sebagai tindakan pencegahan DBD. Kementerian Kesehatan RI juga telah mencanangkan program pencegaha DBD seperti program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus.

PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

 

Pencegahan DBD

Menurut rilis resmi yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI pada 2016 silam pencegahan DBD melalui Program PSN meliputi :

Menguras

Merupakan kegiatan membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain

Menutup

Yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya;

Memanfaatkan kembali

Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.

Sementara itu adapun yang dimaksud dengan 3M Plus dalam Pencegahan DBD adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti :

1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan;

2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk;

3) Menggunakan kelambu saat tidur;

4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk;

5) Menanam tanaman pengusir nyamuk,

6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah;

7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Selain PSN 3M Plus, sejak Juni 2015 Kemenkes sudah mengenalkan program 1 rumah 1 Jumantik (juru pemantau jentik) untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya