Bahaya PTSD, Gangguan Mental yang Bisa Sebabkan Bunuh Diri

PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder adalah gangguan stres paska trauma yang bisa terjadi pada setiap orang.

oleh Rizzaq Aynur Nugroho diperbarui 23 Apr 2019, 10:05 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2019, 10:05 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder adalah gangguan kesehatan mental yang terjadi setelah seseorang mengalami trauma yang berat. Trauma ini bisa muncul disebabkan oleh kejadian yang pernah dialaminya dan mengancam keselamatan diri. Contoh kejadiannya antara lain adalah bencana alam, kejadian menakutkan, hingga suatu kejadian yang bahkan tidak bisa diingat kembali.

Pengidap PTSD umumnya akan mengalami stress dan kecemasan yang mengganggu, dan sering berkaitan dengan trauma yang pernah ia alami sebelumnya. PTSD termasuk dalam kategori gangguan kecemasan yang membuat penderitanya tidak bisa melupakan atau sebaliknya tidak ingin mengingat pengalaman traumatis tersebut, kemudian berpikir negatif terhadap diri sendiri dan lingkungan yang ada di sekitarnya.

Gejala PTSD umumnya ditandai dengan mimpi buruk, merasa terisolir, kesal, perasaan bersalah, sulit konsentrasi, sulit tidur, hingga insomnia. Setiap orang yang mengalami trauma tidak selalu akan mengalami PTSD. Gangguan mental ini hanya terjadi di beberapa orang saja.

Untuk lebih jelasnya mengenai PTSD atau gangguan stres paska trauma, berikut ini Liputan6.com sudah merangkum beberapa informasi mengenai hal ini beserta cara menanggulanginya dari berbagai sumber, Selasa (23/4/2019).

Penyebab PTSD

Penyebab PTSD setiap orang yang mengidapnya berbeda-beda tergantung dari trauma apa yang ia alami sebelumnya. Namun secara umum PTSD dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini.

1. Kecelakaan serius.

2. Bencana alam.

3. Perang.

4. Pertarungan militer.

5. Pelecehan Seksual.

6. Kekerasan atau KDRT.

7. Kelahiran traumatis, bagi ibu maupun pasangan yang menyaksikan, dan masih banyak lagi penyebab lainnya.

Gejala PTSD

Gejala paskatrauma biasanya akan langsung muncul setelah terjadi peristiwa dan akan hilang beberapa saat kemudia. Namun ketika gejalanya tidak hilang selama lebih dari sebulan, maka kemungkinan besar seseorang tersebut terkena PTSD. Gejala dari PTSD adalah sebagai berikut.

1. Kilas balik peristiwa atau flashback

Kilas balik peristiwa atau flasback bisa muncul dalam bentuk mimpi buruk hingga mengingat kembali kejadian yang pernah terjadi.

2. Menghindar

Pengidap PTSD cenderung akan menghindar dan menutup diri dari lingkungan yang bahkan sudah familiar dengannya dengan tujuan agar tidak lagi terjadi kejadian yang sebelumnya pernah ia rasakan.

3. Mudah terkejut

Mudah terkejut, merasa tegang, dan waspada adalah gejala yang membuat penderita menjadi kesulitan berkonsentrasi dan tidur. Ia akan mudah terkejut dengan hal-hal yang kecil yang mungkin dianggap biasa oleh orang di sekitarnya.

4. Depresi

Gejala yang mudah dikenali dari penderita PTSD adalah depresi. Mereka akan mudah marah, cemas, malu, hingga tidak adanya harapan soal masa depan.

5. Pola pikir negatif

Penderita PTSD akan sering berfikir negatif dengan segala hal yang ia lakukan dan yang ada di sekitarnya. Mereka akan susah berfikir positif dan percaya dengan orang lain.

Penanganan PTSD

Penyakit PTSD dapat ditangani dan bisa sembuh meski tidak 100 persen. Biasanya penanganannya akan difokuskan untuk menghilangkan trauma yang ia alami dan menghilangkan gejala-gejala yang ia alami. Beberapa hal yang bisa dilakukan penderita PTSD adalah.

1. Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural threapy (CBT).

2. Terapi desensitisasi gerakan mata dan pemrosesan ulang atau eye movement desensitisation and reprocessing (EMDR).

3. Terapi penyingkapan (exposure therapy).

4. Terapi kelompok.

Selain itu penderita PTSD juga bisa berbicara dengan seseorang yang dekat dengan penderita mengenai hal-hal yang sudah dialaminya, seperti sabahat, keluarga, hingga profesional yang ahli dibidangnya. Berbicara dengan seseorang yang mengalami pengalaman yang mriip juga bisa dilakukan untuk membagi kisah yang dialami.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya