Liputan6.com, Jakarta Di tengah pesatnya perkembangan zaman, tak jarang orang-orang masih merindukan hal-hal yang berbau tradisional. Entah itu makanan, mainan, atau tradisi.
Sekarang ini hal-hal yang berbau tradisional mulai muncul kembali dengan kemasan yang lebih segar. Contohnya seperti makanan tradisional yang mulai dipopulerkan lagi.
Advertisement
Baca Juga
Banyak daerah di Indonesia berlomba-lomba mempopulerkan kembali makanan tradisional dari daerahnya masing-masing. Termasuk daerah Wonogiri, Jawa Tengah yang memiliki aneka macam makanan tradisional, seperti cabuk atau thiwul.
Makanan-makanan yang dijual di sini sudah pasti akan mengobati rasa rindu kamu pada makanan tradisional. Kamu bisa berwisata kuliner khas Wonogiri di Pasar Dhoplang yang pastinya unik dan berbeda dari pasar yang lain.
Pasar Dhoplang adalah pasar kuliner unik di Wonogiri salah satu tempat yang wajib dikunjungi. Selain keindahan suasana alamnya dikelilingi bukit, persawahan dan pepohonan menjadikan pasar ini unik karena terletak di tengah hutan. Berikut Liputan6.com kutip dari Instagram Kuliner Tradisional Dhoplang, Senin (3/6/2019).⠀⠀
Pasar Unik dengan Kekentalan Budayanya
Tak hanya wisata kuliner, kamu juga bisa belajar bahasa Jawa di mana diharapkan semua pengunjung pasar ini harus berbahasa Jawa saat bertransaksi. Uniknya lagi, di pasar ini dilarang menggunakan plastik.
Pedagang menggunakan daun jati atau pisang sebagai pembungkus makanan. Jika ingin menikmati jajanan di pasar ini, pengunjung bisa duduk-duduk di atas tikar yang telah digelar di antara pohon jati yang membentang sekitar 1.300 meter persegi.
Dikarenakan pengunjungnya diwajibkan untuk menggunakan bahasa Jawa, tak heran juga jika tempat ini juga menawarkan belajar Bahasa Jawa. Selain bahasa, para pedagang menggunakan pakaian Jawa tradisional seperti kebaya, jarik dan lurik.
Hal ini dimaksudkan supaya Pasar Dhoplang bisa ikut menjaga kebudayaan Jawa tetap lestari.
Selain lokasinya yang asyik karena berada di antara pepohonan, di Pasar Dhoplang pengunjung bisa pula membeli aneka rupa makanan yang sudah sangat jarang ditemukan. Seperti tempe besengek, nasi thiwul, cabuk, atau sego bancakan.
Untuk melakukan transaksi di Pasar Dhoplang, pengunjung menggunakan uang koin kayu yang sebelumnya ditukarkan dengan uang asli.
Advertisement
Kuliner Serba Murah
Harga-harga makanan pun cukup murah, hanya berkisar Rp 1.000 - Rp 5.000 per porsi. Meskipun tanpa plastik, untuk kamu yang tidak ingin kerepotan membawa bungkusan sebagai oleh-oleh, Pasar Dhoplang juga menyediakan alternatif pengganti plastik berupa tas kain yang sudah disablon dengan label Pasar Dhoplang yang bisa dibeli seharga Rp 5.000.
Pasar Dhoplang hanya buka setiap hari Minggu dari pukul 06.00-09.00 WIB. Saking murah dan uniknya pasar ini, tak heran kalau Pasar Dhoplang selalu dipadati pengunjung.
Awalnya hanya sekitar 11 pedagang, kini ada sekitar 70-an pedagang di Pasar Dhoplang Wonogiri. Pasar ini bisa menjadi alternatif bagi kamu yang mencari tempat untuk bersantai yang jauh dari kebisingan kota.