7 Penyebab Hidrosefalus pada Bayi dalam Kandungan yang Perlu Diketahui

Penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan harus sesegera mungkin diketahui.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2019, 14:25 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2019, 14:25 WIB
20160316-Ilustrasi-Bayi-Kembar-iStockphoto
Ilustrasi Bayi Kembar (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan yang masih jarang diketahui. Hidrosefalus adalah gangguan yang terjadi akibat kelebihan cairan serebrospinal pada sistem saraf pusat. Sehingga muncul ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan cairan dalam otak. Karena cairannya terlalu banyak, muncul lah tekanan di kepala yang meningkat.

Hidrosefalus sudah dikenal sejak abad ke-5 SM, Hippocrates menggambarkannya sebagai presentasi klinis karena akumulasi air di intracranial, walaupun masih kurang pemahamannya. Kemudian pada abad ke-17, Willis menjelaskan mengenai plexus choroid mensekresikan cairan cerebrospinal. Hingga berkembang pada pertengahan abad ke-20, di mana fisiologi dan patologi cairan cerebrospinal dapat dijelaskan dengan baik, mengutip dari Dr. Achmad Adam, dr., M.Sc., SpBS Universitas Padjajaran.

Penumpukan cairan sebrospinal tersebut harus segera ditangani, karena apabila diabaikan sudah pasti mengekibatkan kerusakan otak, keterbatasan mental dan fisik anak, bahkan mampu berujung kematian. Pada bayi dan anak-anak, kondisi hidrosefalus membuat lingkar kepala mereka membesar. Untuk itu perlu diketahui penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan. Berbeda dengan kasus orang dewasa, yang pastinya menimbulkan sakit kepala hebat.

Dalam kondisi normal, seharusnya cairan otak atau cerebrospinal fluid mengalir di beberapa rongga di otak bayi hingga keluar menuju tengkorak dan tulang belakang. Kemudian cairan tersebut dibuang melalui aliran darah.

Mengutip dari Jambi Medical Journal “Jurnal Kedokteran dan Kesehatan”, kasus hidrosefalus merupakan salah satu masalah di sistem bedah saraf yang sering ditemui, yaitu sekitar 40%-50%. Penyebabnya pada anak secara umum dapat dibagi menjadi dua, prenatal dan postnatal masa hamil. Berikut beberapa penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (6/11/2019).

Penyebab Hidrosefalus pada Bayi dalam Kandungan

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

1. Kelainan bawaan

Hidrosefalus biasanya terjadi karena kelainan bawaan yang disebabkan oleh infeksi toksoplasmosis di dalam kandungan. Infeksi ini mampu menembus janin, mengakibatkan peradangan otak, serta menginfeksi jaringan saraf otak.

2. Kekurangan Asam Folat

Itulah mengapa banyak produk susu ibu hamil yang iklannya dengan menggadang-gadang kata “asam folat”. Karena ia dipercaya memiliki peran penting dalam fase pembentukan sistem saraf pusat, serta mencegah terjadinya kecacatan pada bayi.

Penyebab Hidrosefalus pada Bayi dalam Kandungan

Gejala dan Penyebab Anak Terserang Virus Rubella
Gejala dan Penyebab Anak Terserang Virus Rubella

3. Virus rubella

Adanya infeksi tertentu selama masa kehamilan yang mampu memicu peradangan pada otak janin, seperti rubella (campak Jerman) atau sifilis.

4. Cacat

Hidrosefalus juga bisa disebabkan karena adanya cacat bawaan di mana tulang belakang bayi tidak dapat menutup sempurna selama dalam kandungan, sehingga menimbulkan gangguan sirkulasi cairan otak yang tidak seimbang.

Penyebab Hidrosefalus pada Bayi dalam Kandungan

Merupakan Kelainan Sistem Saraf Otak
Penyakit kejiwaan ini disebabkan karena adanya kelainan otak (Sumber foto: medicalherald.com)

5. Genetik

Adakalanya kelainan cacat bawaan seperti turunan gen menjadi penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan. Lakukanlah pemeriksaan teratur guna mendeteksi sejak awal, serta mampu mengatasi dengan cepat.

6. Produksi likuor berlebihan

Kondisi ini termasuk penyebab paling jarang dari kasus hidrosefalus, sehingga tidak banyak terulas. Keadaan ini disebabkan adanya tumor pleksus koroid, namun ada pula yang terjadi karena hipervitaminosis vitamin A.

7. Kelainan Saraf

Penyebab lain hidrosefalus dapat berupa aliran cairan serebrospinal yang terhambat pada system saraf. Hal ini dapat terjadi tanpa sepengetahuan dan tidak disadari oleh sang ibu selama proses kehamilan.

Saat ini ada banyak metode canggih USG untuk mendeteksi perkembangan janin dalam kandungan dengan lebih akurat. Sehingga mampu mencegah terjadinya kelainan hidrosefalus atau kemungkinan penyakit lain pada bayi.

Gejala Umum Hidrosefalus

Janin dalam kandungan
Ilustrasi bayi dan tali pusarnya. (Sumber Flickr/lunar caustic)

Hidrosefalus pada bayi tentunya ditandai dengan cepat membesarnya lingkar kepala, kemudian muncul benjolan yang lunak di ubun-ubun kepala. Beberapa gejala lain yang dapat dialami bayi ialah:

- Bayi lebih rewel daripada biasanya

- Mudah mengantuk

- Tidak mau menyusu

- Muntah

- Pola makan yang buruk

- Pertumbuhan terhambat

- Kekuatan otot sangat lemah

- Kelopak mata menurun

Segera Menghubungi Dokter

Ambilah tindakan medis segera pada bayi yang menunjukkan beberapa gejala mengkhawatirkan berikut:

- Kesulitan menyusu atau saat makan

- Sering muntah tanpa sebab

- Berbaring terus dan tidak suka menggerakkan kepala

- Menangis dengan melengking

- Kulit kepala bayi tipis dan pembengkakan pembuluh nadi yang nampak jelas

- Sesak napas

- Kejang-kejang

Cara Mencegah Hidrosefalus

20160311-Ilustrasi Bayi-istock
Ilustrasi Bayi (iStockphoto)

Bagi para calon ibu maupun ibu hamil, perhatikanlah langkah-langkah pencegahan hidrosefalus pada janin dan bayi anda kelak. Dikarenakan ada banyak sekali resiko medis yang dapat menimpa selama proses kehamilan, salah satunya ialah hidrosefalus. Menjaga kesehatan ibu dan janin agar tetap sehat, menjadi tanggung jawab keluarga bersama.

Berikut adalah beberapa tips yang ampuh mencegah timbulnya penyakit hidrosefalus pada janin dan bayi Anda:

1. Imunisasi secara lengkap

Pemberian imunisasi pada ibu hamil dan bayi merupakan pencegahan segala penyakit, terutama hidrosefalus. Salah satunya ialah pemberian vaksin MMR yang mencegah munculnya demam campak, rubella, dan beguk. Terutama rubella, yang terkenal sebagai momok utama penyebaran penyakit pada janin dan bayi.

2. Kontrol berkala

Lakukanlah control pemeriksaan ke dokter secara berkala sesuai aturan jadwal, agar bila ada infeksi virus, dapat diketahui dan ditangani segera. Pemantauan secara rutin sangat dianjurkan guna memantau perkembangan janin di dalam tubuh bunda.

3. Asupan Gizi yang Seimbang

Mengonsumsi banyak makanan bergizi sebaiknya dilakukan sejak sebelum kehamilan, supaya kantong calon tempat tinggal janin kelak pun lebih sehat dan kuat.Asupan gizi yang seimbang sudah pasti akan memastikan ibu hamil selalu dalam keadaan prima, serta berpengaruh besar terhadap perkembangan normal janin.

4. Menjaga Kebersihan

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa hidrosefalus banyak diakibatkan oleh virus. Naah, sebagai bentuk mencegah penyakit tersebut, pastikan untuk menjaga kebersihan lingkungan dari kotoran-kotoran yang menjadi sarang para kuman, virus, dan bakteri.

5. Mencegah Cedera Kepala Bayi

Peran orangtua dalam mengawasi anak-anak sangatlah diperlukan, guna mencegah terjadinya kelainan pada saraf yang bisa berakibat fatal seperti hidrosefalus.

Begitulah langkah pencegahan hidrosefalus pada janin dan bayi yang dapat diterapkan pada diri maupun orang di sekeliling.

 

Reporter: Kurnia Azizah

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya