Liputan6.com, Jakarta Di saat banyak anak sekolah yang kini tak perlu merisaukan kebutuhan alat tulis, ternyata keberuntungan tersebut belum dirasakan oleh semua anak. Diimpit kemiskinan, hal tersebut ternyata tetap tidak memudarkan semangat siswa Lianga National Comprehensive School di Filipina, Erlande Monter.
Berasal dari keluarga yang kurang mampu, Erlande Monter bahkan tidak mampu untuk membeli alat tulis. Meskipun demikian, ia lantas tidak kekurangan ide. Erlande pun akhirnya mengumpulkan beberapa lembar daun pisang yang dapat ia gunakan sebagai pengganti buku tulis saat di sekolah.
Advertisement
Baca Juga
Kisah ini pertama kali dibagikan oleh guru Erlande, Arcilyn Balbin Azarcon di media sosial Facebook. Dalam postingannya, ia meminta seluruh siswanya untuk menuliskan kembali hal-hal yang telah ia tuliskan di papan tulis. Seketika semua siswa melakukan hal yang Azarcon minta.
Azarcon pun berkeliling ke ruang kelas sekolah dan mendapati sebuah pemadangan yang membuatnya terenyuh. Yakni salah seorang siswa di kelasnya menyalin catatan menggunakan daun pisang. Berikut adalah kisah selengkapnya, dilansir oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (03/03/2020).
Erlande Tidak Malu, Malahan Ia Bangga Menggunakan Daun Pisang
Dilansir dari Elitereaders, Erlande sama sekali tidak malu menggunakan Daun Pisang. Malahan ia merasa bangga dengan hal yang ia lakukan. Baginya hal tersebut adalah bukti keseriusannya dalam menuntut ilmu.
Erlande merasa bahwa kemiskinan bukanlah halangan baginya. Ia tetap dapat mengejar cita-citanya meskipun menempuh cara yang terjal. Semangatnya tersebut membuat kisah ini viral dan telah dibagikan sebanya 5,7 ribu kali di media sosial Facebook.
Advertisement
Seperti Anak-Anak Pada Umumnya, Erlande Tetap Menggambar Coretan
Meskipun menggunakan media yang berbeda dari anak-anak yang lain, namun hal ini tidak lantas membuat Erlande bersikap berbeda. Seperti anak-anak pada umunya, Erlande pun tetap menggambar coretan-coretan di daun pisangnya.
Nampak, ia menggambar tokoh kartun di samping catatan sekolahnya. Hal tersebut ia lakukan untuk mengusir rasa bosan yang datang di sela-sela pelajaran.