4 Fakta Hantavirus yang Muncul di China dan Perbedaannya dengan Corona Covid-19

Hantavirus baru-baru ini menelan satu korban di China.

oleh Loudia Mahartika diperbarui 25 Mar 2020, 10:25 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2020, 10:25 WIB
4 Fakta Hantavirus yang Telan Korban di China, Bukan Jenis Virus Baru
ilustrasi tikus (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Virus Corona yang muncul dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China sejak pertengahan Januari 2020 telah menyebar ke beberapa negara di dunia. Belum usai masyarakat China menghadapi virus Corona, kini Negeri Tirai Bambu tersebut harus menghadapi virus lainnya.

Baru-baru ini dikabarkan jika muncul virus lainnya yaitu Hantavirus atau Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS). Hantavirus merupakan penyakit pernapasan yang parah dan bisa berakibat fatal pada manusia, dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention. Virus ini dibawa oleh tikus.

Siapa pun yang bersentuhan dengan tikus yang membawa hantavirus beresiko terkena HPS. Bahkan orang sehat pun berisiko terkena infeksi HPS jika terpapar virus.

Kasus Hantavirus ditemukan di China pada Senin (23/3/2020) lalu. Seorang pria dinyatakan meninggal dunia setelah diketahui mengidap Hantavirus.

Ramai diperbincangkan, berikut ini 4 fakta soal Hantavirus dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Rabu (25/3/2020).

1. Virus yang Disebarkan oleh Tikus

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, Hantavirus adalah keluarga virus yang menyebar terutama oleh tikus dan dapat menyebabkan beragam sindrom penyakit pada orang.

Dikutip dari Indiatoday, Pusat Informasi Bioteknologi Nasional (NCBI) Amerika Serikat dalam sebuah jurnal menulis bahwa saat ini, jenis hantavirus mencakup lebih dari 21 spesies. Namun penyebabnya dari tikus-tikus kecil.

"Hantavirus, di Amerika dikenal sebagai hantavirus 'Dunia Baru' dan dapat menyebabkan sindrom paru hantavirus [HPS]," dikutip dari CDC.

"Hantavirus lainnya, yang dikenal sebagai hantavirus 'Dunia Lama', kebanyakan ditemukan di Eropa dan Asia dan dapat menyebabkan demam berdarah dengan sindrom ginjal [HFRS]."

Maka dari itu, baik pria maupun wanita hingga anak-anak sampai orang dewasa bisa tertular virus yang dibawa oleh tikus ini.

2. Gejala Hantavirus

4 Fakta Hantavirus yang Telan Korban di China, Bukan Jenis Virus Baru
Ilustrasi Sakit Panas (iStockphoto)

Gejala awal yang muncul jika seseorang positif mengidap Hantavirus adalah tampak kelelahan, demam dan nyeri otot. Nyeri akan dirasakan di area otot besar seperti paha, pinggul, punggung dan bahu.

Gejala lainnya yang bisa dirasakan antara lain pusing, kedinginan dan terjadi masalah pada perut seperti diare.

Jika sudah berlangsung beberapa hari, orang yang terjangkit akan merasakan sulit bernapas. Perlu diingat jika orang yang terinfeksi tidak mengalami pilek, sakit tenggorokan atau ruam.

Gejala tertular berlangsung selama 8 pekan setelah terkena kencing atau tetesan lainnya dari tikus.

3. Bukan Merupakan Virus Baru

4 Fakta Hantavirus yang Telan Korban di China, Bukan Jenis Virus Baru
Ilustrasi virus hanta. (Source:AP)

Masih dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, Hantavirus bukanlah virus baru yang ditemukan setelah Covid-19. Virus dari tikus ini sudah ada sejak 1981, tepatnya saat terjadinya perang Korea.

"Hantavirus pertama kali muncul pada 1950 di perang antara Korea dan Amerika Serikat (sungai Hantan). Ini disebarkan oleh tikus dan menyebar kalau manusia menelan cairan mereka," kata seorang ilmuwan asal Swedia, Dr Sumaiya Shaikh.

Hantavirus bisa ditemukan di seluruh dinia. Virus ini tersebar luas di Asia Timur terutama China, Rusia dan Korea. Di Amerika, Hantavirus menyebabkan penyakit yang berbeda yang dikenal sebagai sindrom paru Hantavirus.

4. Para Ahli Pastikan Hantavirus Tidak Menular Antar Manusia

4 Fakta Hantavirus yang Telan Korban di China, Bukan Jenis Virus Baru
Ilustrasi ilmuan | unsplash.com/@anikolleshi

Belum usai masyarakat dunia melawan Covid-29, Hantavirus telah membuat satu pria di China meninggal dunia pada 23 Maret 2020 lalu. Pria tersebut merupakan penumpang bus yang tak diungkap namanya itu berasal dari provinsi Yunna. Dia sedang dalam perjalanan kerja menuju Shandong.

"Dia dites positif terkena #hantavirus. 32 penumpang lain juga jalani tes," tulis berita di Global Times seperti dikutip NY Post.

Dr Sumaiya Shaikh juga menjelaskan jika warga dunia tak perlu panik akan Hantavirus. Virus ini tidak menyebar seperti Covid-19. Virus ini tidak menyebar lewat manusia.

"Jangan panik, kecuali Anda berencana untuk makan tikus," ujarnya.

Badan Pengontrol Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan virus hanta sangat jarang, tapi rata-rata kematiannya mencapai 38 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya