Liputan6.com, Jakarta Sejak virus Corona Covid-19 asal Wuhan menyebar ke berbagai negara pada pertengahan Januari 2020, banyak negara yang menerapkan social distancing dan berbagai kebijakan. Akibatnya banyak kegiatan masyarakat di luar rumah yang ditiadakan. Mulai dari kegiatan belanja, bekerja hingga belajar.Â
Baca Juga
Hampir semua kegiatan dialihkan melalui online, tak terkecuali kegiatan belajar-mengajar. Tak lagi ada aktivitas di sekolah, memaksa siswa dan para guru harus menggunakan komputer atau gadget untuk menggelar kegiatan belajar jarak jauh.Â
Advertisement
Namun nyatanya, kegiatan akibat virus corona ini tidak semudah teorinya. Menerapkan kegiatan belajar online tak bisa mencangkup seluruh siswanya. Ada beberapa siswa yang tak memiliki perangkat untuk belajar online hingga kesulitan mencari sinyal karena lokasi tempat tinggal.Â
Seperti yang dialami oleh siswa satu ini. Tinggal di desa, membuat ia harus rela mencari sinyal hingga di pinggir jalan saat pandemi corona. Tak jarang pul aia rela berdiam di bawah teriknya matahari untuk belajar demi sinyal yang lancar.
Kerjakan Ujian di Bawah Terik Matahari
Dilansir dari World of Buzz oleh Liputan6.com, Rabu (3/6/2020) seorang siswa perempuan bernama Heliyana yang diketahui bersekolah di SMK Tinggi Sarikei, Serawak, Malaysia rela mencari sinyal internet hingga harus berjemur di bawah terik matahari. Aksinya ini bukan tanpa alasan, kebijakan sekolah dari rumah, memaksanya untuk mencari sinyal internet agar tak ketinggalan ujian.
Heliyana rela berpanas-panasan mencari sinyal lantaran dirinya tinggal disebuah desa yang tidak terjangkau sinyal yang kuat. Agar tak ketinggaland ari temannya, ia mencari sinyal hingga di pinggir jalan bahkan dalam cuaca panas agar cepat selesai.
Kisahnya dibagikan oleh web sekolahnya yang mengetahui gadis berusia 13 tahun tengah menyelesaikan ujiannya di bawah terik matahari yang panas. Ternyata tak hanya Heliyana, ada 20 siswa dari 850 yang mengalami hal serupa.Â
Advertisement
Diberi Bantuan
Mengetahui banyak siswa yang mengalami hambatan tersebut, pihak sekolah pun mengambil tindakan. Beberapa anak mendapatkan bantuan smartphone agar bisa mengikuti kelas online yang kini tengah digencarkan di tengah pandemi.
Pihak guru juga menerima jawaban siswa yang dikirim melalui SMS karena handphone mereka tak mendukung aplikasi belajar online.Â
“Beberapa anak dari keluarga miskin tidak memiliki ponsel, sehingga mereka harus menggunakan ponsel orangtua mereka untuk belajar. Terkadang orang tua tidak meninggalkan ponselnya di rumah. Mereka hanya bisa mempelajari pekerjaan rumah mereka di sore atau malam hari" ungkap pihak sekolah, dikutip dari World of Buzz.
Meski demikian, tekad dan kerja keras Heliayana diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi teman-teman lainnya dan siswa dimanapun. Tekad yang ia tunjukkan begitu diapresiasi di tengah keadaan pandemi seperti saat ini.Â