5 Perbedaan Selulit dan Selulitis, Jangan Salah Sebut

Selulit dan selulitis adalah kondisi yang berbeda.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 07 Jul 2020, 20:50 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2020, 20:50 WIB
ilustrasi jalan kaki
Photo by Daniel Reche from Pexels

Liputan6.com, Jakarta Selulit dan selulitis merupakan masalah kulit yang bisa dialami siapa saja. Sekilas, kedua kondisi kulit ini terdengar mirip. Terkadang, orang sering salah menyebutnya. Faktanya, selulit dan selulitis merupakan masalah yang berbeda.

Istilah selulitis sering dikacaukan dengan selulit. Selulitis tidak sama dengan selulit. Kedua kondisi kulit ini punya penyebab, faktor risiko, tampilan, dan penanganan yang berbeda. Mengetahui perbedaan selulit dan selulitis bisa membuat Anda tidak keliru lagi menyebut kondisi kulit ini.

Mengetahui perbedaan selulit dan selulitis juga bisa membantu mengenali masalah kulit yang sedang dialami. Selulit merupakan masalah kulit yang tidak berbahaya. Berbeda dengan selulit, selulitis merupakan masalah kulit yang bisa menular dan berbahaya jika tidak segera ditangani.

Berikut perbedaan selulit dan selulitis seperti dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (7/7/2020).

Penyebab

Selulit
Ilustrasi Foto Selulit (iStockphoto)

Penyebab selulit

Selulit disebabkan oleh penumpukan lemak di bawah kulit. Saat sel-sel lemak menumpuk, lemak terdorong ke atas kulit, sementara jaringan ikat yang panjang dan keras tertarik ke bawah. Ini menciptakan permukaan atau lesung yang tidak rata pada kulit.

Selain itu, faktor hormonal memainkan peran besar dalam perkembangan selulit, dan genetika menentukan struktur kulit, tekstur kulit, dan tipe tubuh. Peningkatan berat badan dapat membuat selulit lebih terlihat, meskipun individu yang langsing mungkin juga memiliki selulit.

Penyebab selulitis

Selulitis adalah infeksi bakteri pada lapisan kulit yang lebih dalam, lemak serta jaringan lunak di bawahnya. Bakteri dari kelompok Streptococcus dan Staphylococcus merupakan bakteri umum penyebab selulitis.

Selulitis terjadi ketika bakteri ini masuk melalui celah atau kulit yang pecah dan luka. Gigitan hewan juga dapat menyebabkan selulitis. Bakteri juga dapat masuk melalui area kulit kering yang terkelupas atau bengkak.

Lokasi terbentuknya

selulit
Ilustrasi Foto Selulit (iStockphoto)

Lokasi terbentuknya selulit

Selulit berkembang di bawah permukaan kulit. Kulit melekat pada otot-otot dengan tali jaringan ikat. Di antara kulit dan otot, ada lapisan lemak. Selulit berkembang ketika sel-sel lemak menumpuk di bawah kulit dan mendorong kulit sementara jaringan ikat menarik ke bawah. Selulit bisa berkembang di pinggul, paha, perut, pantat, dan payudara.

Lokasi terbentuknya selulitis

Ini paling sering mempengaruhi kulit kaki bagian bawah. Tetapi selulitis juga dapat terjadi pada wajah, lengan dan area lainnya. Selulitis biasanya terjadi pada permukaan kulit, tetapi mungkin juga mempengaruhi jaringan di bawahnya. Infeksi dapat menyebar ke kelenjar getah bening dan aliran darah.

Tampilan

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Tampilan Selulit

Selulit terlihat seperti kulit berlesung atau bergelombang. Kadang-kadang digambarkan seperti tekstur kulit jeruk Selulit ringan dapat dilihat hanya dengan cara mencubit kulit di area di mana selulit biasa muncul, seperti paha. Selulit yang lebih parah membuat kulit tampak kusut dan bergelombang.

Tampilan selulitis

Selulitis pertama kali muncul dalam bentuk area merah dan bengkak yang terasa panas dan lembut saat disentuh. Selulitis dapat menimbulkan tampilan kulit kemerahan dan bengkak, rasa panas, kelembutan dan rasa sakit. Beberapa orang bisa mengalami lepuh, lesung kulit, atau bintik-bintik.

Gejala selulitis juga bisa disertai dengan kelelahan, menggigil dan berkeringat dingin, gemetaran, demam, mual, dan muntah. Selain itu, kelenjar getah bening bisa membengkak dan menjadi lunak. Selulitis di kaki, misalnya, dapat memengaruhi kelenjar getah bening di selangkangan.

Faktor risiko

ilustrasi kaki
kaki (Foto: unsplash/ Frank Vex)

Faktor risiko selulit

Beberapa faktor terkait dengan kemungkinan terbentuknya selulit. Dilansir dari Mayo Clinic, selulit jauh lebih umum pada wanita daripada pada pria. Faktanya, sebagian besar wanita mengalami selulit setelah pubertas. Ini karena lemak wanita biasanya didistribusikan di paha, pinggul dan bokong yang merupakan area umum untuk selulit. Selulit juga lebih umum terjadi pada usia tua, ketika kulit kehilangan elastisitasnya.

Penambahan dan pengurangan berat badan secara drastis juga dapat membuat selulit lebih terlihat. Selulit juga bisa diturunkan dalam keluarga. Gaya hidup yang tidak aktif juga dapat meningkatkan peluang timbulnya selulit.

Faktor risiko selulitis

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko selulitis meliputi luka, gesekan, atau cedera lainnya pada kulit, sistem kekebalan yang melemah, kondisi kulit yang menyebabkan kerusakan pada kulit, seperti eksim dan kaki atlet, diabetes, pembengkakan lengan atau kaki, obesitas, masalah sirkulasi darah, dan penggunaan intraverna.

Penanganan

Ilustrasi kaki (iStockphoto)
Ilustrasi kaki (iStockphoto)

Penanganan selulit

Perawatan topikal dapat membantu mengurangi tampilan selulit, tetapi efeknya mungkin tidak bertahan lama. Krim yang dijual bebas atau diresepkan dokter bisa mengencangkan dan melembapkan kulit yang dapat mengurangi tampilan selulit. Penurunan berat badan dan olahraga untuk mengurangi lemak dapat membantu mengurangi tampilan selulit. Laser dan perawatan frekuensi radio adalah pilihan medis yang paling menjanjikan untuk menghilangkan selulit.

Penanganan selulitis

Perawatan selulitis biasanya menggunakan antibiotik oral selama 5 hingga 14 hari. Selulitis akan hilang dalam 7 hingga 10 hari setelah mulai minum antibiotik. Antibiotik harus dihabiskan sesuai dengan dosis yang diberikan dokter. Dokter mungkin juga meresepkan penghilang rasa sakit.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya