50 Kata-Kata Sedih Menyentuh Hati Kekasih Panjang, Dalam dan Bikin Tenang

Liputan6.com, Jakarta Menjalin hubungan asmara memang tak hanya kebahagiaan yang akan dirasa. Kesedihan dan kemarahan karena pertengkaran pasti hadir di sela-selanya. Meski begitu, banyak yang tak tahu cara mengungkapnya. Kata-kata sedih menyentuh hati kekasih panjang ini bisa membantu melegakan.

Jika dirasa tak sanggup menggungkapnya secara langsung, coba kirim pesan kepadanya. Kirim pesan dengan kata-kata sedih menyentuh hati kekasih panjang. Kata-kata yang bermakna dan panjang akan lebih dalam dan kesedihannya terungkap maksimal.

Kata-kata sedih menyentuh hati kekasih panjang ini tak hanya ungkap perihal pertengkaran. Kata-kata ini pun ungkap cara menyelesaikan permasalahan. Ungkap bagaimana seharusnya dua makhluk yang saling rindu sabar menanti pertemuan. Begitu juga lebih sabar untuk tak tergesa-gesa memutuskan hubungan yang sedang dijalin dalam keterpurukan.

Berikut Liputan6.com ulas kata-kata sedih menyentuh hati kekasih panjang dari berbagai sumber, Sabtu (29/8/2020).

1. Rasanya tidak ingin percaya janjinya lagi. Rasanya tidak ingin berharap terlalu banyak lagi. Rasanya ingin berhenti menangis setiap malam sendirian. Kenapa berharap kepada manusia begitu menyakitkan?

2. Setelah semua lara yang kuterima, kenapa aku begitu mudah memaafkannya. Kenapa aku masih saja begitu merindukannya. Setelah kupikirkan, ternyata begitu banyak yang telah kukorbankan.

3. Tertekan sungguh tidak menyenangkan. Ingin berhenti seperti ini. Rasanya lelah dikecewakan. Juga lelah menjadi yang selalu peduli dan selalu diabaikan.

4. Menjadi pengalah tentu bukan hal yang mudah. Kau tau, menerima permintaan maaf tidak semudah membaca kalimatnya. Begitu menyesakkan.

5. Seharusnya kau tau, yang kuperlukan bukan kata maafmu. Aku hanya ingin kau datang dan memelukku. Juga menghibur bahwa hanya aku wanitamu.

6. Semoga kisah cinta kita tidak berakhir dengan duka atas segala diskusi lara yang pernah kita buka. Aku menyadari bahwa cinta dan kasih sayang itu nyata ada di dalam dada.

7. Apakah hanya aku yang merasa bahwa kau tak pernah mau mengertiku? Memahami bagaimana posisi dan perasaanku? Apakah kau juga pernah merasa sepertiku?

8. Kuharap kau akan mengerti jauh sebelum aku merasa begitu lelah menghadapi. Kuharap kau akan segera datang menghampiri sebelum aku benar-benar beranjak untuk mengakhiri. Ada banyak bagian yang ingin kulalui hanya bersamamu.

9. Perlu kau tau, aku bukanlah wanita kuat seperti dalam drama romansa yang pernah kita lihat bersama. Aku adalah seorang wanita yang sangat rapuh, bahkan lebih rapuh dari diriku yang paling rapuh.

10. Menepis rindu bukan lagi keahlianku, tentu saja karna aku merasa sudah memilikimu. Aku mulai berani mengumpulkan kaleng-kaleng rindu, yang kuharap bisa kupecah bersamamu.

11. Pernahkah engkau mengerti, bagaimana rasanya penderitaanku ini, sakitnya menjadi aku, menjadi seseorang yang tak berarti apa-apa untukmu, aku sudah cukup menderita dengan semua ini.

12. Bila suatu hari nanti, engkau sesali perlakuanmu terhadapku, ingatlah kenangan indah kita bersama, jangan menangis karenanya, janganlah engkau menangis, sesali kisah kita selama ini.

13. Andaikan saja aku dapat memutarkan waktu, aku pasti akan menjaga hatimu, aku pasti tidak akan meyia-nyiakan dirimu, aku pasti akan berusaha sekeras mungkin, untuk tidak mengecewakanmu.

14. Mungkin aku bukan yang terbaik bagimu, menjadi seseorang yang tak berarti apa-apa untukmu, namun aku ingin sekali bertemu denganmu, merasakan bahagia bersamamu sebelum berpisah.

15. Dengarlah, hanya dirimu yang membuatku merasa tenang dan bahagia, Aku mencintaimu setulus hatiku, Aku menyanyangimu selamanya, Sampai ajal yang memisahkan kita.

16. Hatiku sudah tak cukup kuat, untuk menahan penderitaan ini, aku disini mencoba untuk tersenyum, namun sebenarnya hati kecilku menangis, mungkin sekarang hidupku sudah tak lagi berarti.

17. Bila suatu hari nanti, engkau lihat aku yang berbaring tak bernyawa, Janganlah kau sesali semua itu, aku telah bahagia melepas seluruh deritaku ini, janganlah engkau tangisi kepergianku.

18. Memang, aku tak pernah mempunyai makna penting dalam hidup mu, tak pernahkah engkau merasakan deritaku ini, tak pernahkah engkau merasakan air mataku ini.

19. Sesakit apapun kau menyakitiku, aku masih mencintaimu hingga akhir, biarlah air mata ini terus mengalir menetes, membasahi pipi ku demi kebahagiaan mu, meskipun hatiku akan menangis.

20. Aku tau, aku telah membuat banyak sekali luka dihatimu, maafkan aku karena aku telah menyia-nyiakan dirimu, maafkan aku karena aku tidak pernah memikirkan sedikit pun perasaanmu.

21. Maafkan aku, karena aku telah membuatmu sakit hati. Maafkan aku, karena aku meninggalkanmu. Aku tahu, aku orang yang sangat sangat Bodoh, karena ternyata engkau begitu berarti buat diriku

22. Aku sadar, aku telah membuatmu lelah disampingku, aku pun mengerti betapa sedihnya hatimu, maafkan aku, aku tidak pernah menghargai setiap waktu, yang telah kamu berikan kepadaku

23. Mungkin sekarang kamu tak lagi menyayangiku, Mungkin sekarang hatimu sudah tak lagi untukku, Maafkan aku, Maafkan kebodohanku yang tak pernah terpikir olehku bahwa kamulah yang aku perlukan untuk selalu disampingku.

24. Setiap malam, jangkrik sungkan sekali untuk diam. Bukan merasa tidak nyaman atau ingin sekali dia bungkam. Hanya saja, aku sedang merasa tidak tentram. Setiap kali teringat seseorang yang pernah kau bersamai, aku merasa patah berkali-kali.

25. Bukan, bukan itu yang membuatku merasa begitu patahnya. Aku hanya menyesali diriku, mengapa tidak dipertemukan lebih awal seperti yang pernah kau katakan padaku waktu itu.

26. Aku sudah lelah diterpa angin kencang sendirian. Walau belum sampai pada akhir kau datang bersama keluargamu, aku hanya ingin digenggam sampai waktu itu kau hadirkan untukku.

27. Harta yang paling berharga saat ini bukan hanya diriku, tapi kau yang selalu hadir dalam setiap mimpiku. Tidakkah kau mengerti bahwa setiap kali kau katakan mencintaiku, rinduku semakin menggebu. Tiga hari tidak bertemu, itu seperti neraka bagiku.

28. Yang kita butuhkan hanya sebuah penyelesaian. Bagaimana cara berdamai dengan keadaan. Berawal dari bagaimana cara kau menemukan, ingin membersamai, sampai kau bisa mendapatkan, kemudian ingin hidup berdampingan, dan saling membutuhkan.

29. Tidakkah saling menghakimi justru membuat semua persoalan menjadi bahan bakar perusak pondasi masa depan? Tidak bisakah penyelesaian ini diakhiri lebih cepat dari biasanya? Aku hanya ingin hidup bersama, tidak ingin bertengkar lebih lama.

30. Aku tidak pernah tidak menyukainya. Aku tidak pernah tidak merindukannya. Aku tidak pernah tidak berkhayal tentangnya. Aku tidak pernah tidak teluka karnanya, walau begitu debaran jantungku masih sama.

31. Memandangimu lebih lama, membuat lukaku semakin menganga tapi aku tidak bisa berhenti melakukannya. Saat menyadari perasaanmu tidak sama lagi, aku hanya bisa tertawa bersama duka.

32. Saat semesta mengizinkan kita bertemu, aku tidak bisa tidak bahagia karna itu. Menunggu menjadi hal yang sangat menyenangkan, saat kau benar-benar sedang berada di jalan dan tujuanmu adalah aku, walaupun alasanmu bukan aku.

33. Diam-diam aku merasakan ketulusan. Tapi diam-diam, aku juga merasakan keraguan. Apakah kau memang tulus kepada semua orang atau hanya kepadaku seorang? Kukira aku sudah cukup mengenalmu, tapi ternyata tidak bisa secepat itu.

34. Aku mengadu kepada Tuhanku saat kau mengabaikan kesungguhanku. Bukan memaksa, aku hanya ingin debaran ini tidak terlalu hambar rasanya.

35. Embun itu menutupi jalanku. Tanpa kau disisiku, hatiku melanglang buana seperti itu. Harus kuarahkan kemana hatiku, jika kompasku hanya mampu menunjuk ke arahmu?

36. Seberapa banyak waktu yang harus kuluangkan agar aku bisa memahami kerelaan seperti yang kau inginkan? Aku berdebar lebih awal daripada dia, sanggupkah kau mendengarnya? Aku hanya tidak sanggup menguasainya, saat debaran itu masih saja melekat di sana.

37. Ketulusanku tidak dapat kuungkap hanya dengan satu dua kalimat saja. Bahkan, aku menginginkanmu lebih dari makna yang tersirat dalam setiap kalimatnya.

38. Aku sedang memahami bagaimana cara Tuhan mengadili perkara seperti ini. Agar aku bisa benar-benar merelakan kau pergi dan mampu melapangkan hati untuk manemukan debaran yang sama lagi.

39. Kau bisa menggenggam tangannya saat kau benar meyakini getaran yang ada. Juga meyakini bahwa kau hanya menginginkan kepercayaan darinya.

40. Tidakkah kau mengerti, pertemuan adalah cara ungkap kesungguhan. Segala tanya terjawab saat kau menatap kedua bola matanya dalam perbincangan. Dan sungguh tidak ada yang menginginkan kau pergi.

41. Kamu mungkin bisa jatuh cinta lagi. Tapi tidak untuk melupakan orang yang pernah begitu dicintai. Entah kenapa, keberadaannya begitu berarti.

42. Meskipun tidak bisa membersamai. Setidaknya kita saling mencintai. Dan saling mengerti, bahwa ada orang lain yang harus dibahagiakan. Bukan kita lagi.

43. Aku pikir, obat merahnya lebih manjur diberikan oleh orang baru. Tapi ternyata tidak. Obat merahnya justru lebih manjur diberikan oleh orang yang pernah melukaimu.

44. Begitu tulus mencintai memang berat. Aku pikir tak akan kuat. Apalagi jika ketulusan itu hanya memiliki satu pemberat. Tapi hei! Ketulusan pasti berbalas, meski dengan seribu tahun penantian yang terasa berat. 

45. Tidak mengerti, bahkan jantungku berkali-kali ingin melompat setiap kali teringat betapa kau ingin terus menatapku lebih dekat. Kau katakan, ingin bersamaku setiap saat. Juga mendekapku lebih erat.

46. Kini, aku mulai berani rindukan cara kau cubit hidung dan pipi. Bahkan sampai terbawa mimpi, sungguh indah sekali.  Rasanya ingin tertawakan diri sendiri berkali-kali.

47. Anehnya lagi, kini saat menggodamu malah hidung dan pipiku yang merona lebih dulu.  Dan kau malah semakin menggodaku.  Buatku semakin tersipu malu. 

48. Saat berada di dekatmu, kesempurnaan selalu saja menghampiriku. Bagaimana aku tidak merasa sempurna, kalau kau saja selalu menyempurnakanku.

49. Menjadi wanita yang kau cinta setiap harinya, buat kakiku lunglai tak berdaya bahkan untuk melangkah saja aku tidak bisa. Melihat kau mengabaikan banyak wanita, buatku bungkam walau sering kali kugeram dibuatnya.

50. Ada kalanya rindu memang harus ditabung dulu. Tidak perlu khawatir, karena setiap manusia yang saling rindu pasti akan bertemu. Rindu itu biasaa. Bosan, malas, sebal bahkan kadang juga benci, itu perkara biasa. Cinta tetaplah cinta.