8 Penyebab Batu Ginjal, Ketahui Gejala dan Jenisnya

Ada banyak penyebab batu ginjal yang sering diabaikan.

oleh Laudia Tysara diperbarui 29 Sep 2020, 08:45 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2020, 08:45 WIB
Penyebab Batu Ginjal Menurut Jenisnya
Ilustrasi Batu Ginjal Credit: unsplash.com/Robina

Liputan6.com, Jakarta Penyakit batu ginjal umumnya disebabkan oleh pengendapan kristal batu dalam ginjal. Meski sebenarnya tak hanya pada ginjal, tetapi juga di sepanjang saluran urin seperti saluran ureter dan kemih. Maka dari itu, mengetahui penyebab batu ginjal ini penting sekali.

Penyebab batu ginjal ini ada yang terdengar cukup sepele, hingga kerap disepelekan. Apalagi gejala batu ginjal tahap awal tak begitu kentara. Batu ginjal bisa bikin nyeri luar biasa ketika ukurannya sudah membesar.

Penyakit batu ginjal lebih berisiko pada orang dewasa. Utamanya yang sudah berusia 30-60 tahun, tak terkecuali bagi pria dan wanita. Meski begitu, pria lebih berisiko terkena batu ginjal dibandingkan wanita. Jadi mulai sekarang lebih perhatikan penyebab batu ginjal ini, ya.

Berikut Liputan6.com ulas penyebab batu ginjal dari berbagai sumber, Selasa (29/9/2020).

Penyebab Batu Ginjal

Faktor Risiko Penyebab Batu Ginjal
Ilustrasi dehidrasi | pexels.com/Daria

Dehidrasi

Dehidrasi yakni kondisi ketika seseorang kekurangan cairan tubuh. Dehidrasi disebabkan karena porsi konsumsi air putih tak tercukupi. Hal inilah yang kemudian menjadi penyebab batu ginjal.

Pada dasarnya, tubuh perlu membuat air seni yang cukup untuk mencairkan zat-zat yang dapat berubah menjadi batu. Ketika air tak banyak dikonsumsi, maka air seni tak diproduksi dengan maksimal.

Orang-orang yang hidup di iklim hangat dan yang banyak berkeringat mungkin berisiko lebih tinggi mengembangkan batu ginjal. Jika pernah memiliki batu ginjal sebelumnya, pastikan untuk minum sekitar 10 gelas air setiap hari.

Genetik

Jika seseorang dalam keluarga menderita batu ginjal, potensi batu ginjal diturunkan lebih besar. Batu ginjal asam urat misalnya, bisa diturunkan dalam keluarga. Selain itu, jika seseorang sudah memiliki satu atau lebih batu ginjal, ia akan berisiko lebih tinggi terkena batu ginjal lain.

Maka dari itu, ketika sudah mengetahui risikonya harus lebih waspada. Lebih rutin melakukan olahraga, konsumsi makanan sehat, dan cukupi kebutuhan cairan tubuh. Selain itu, lakukan konsultasi dengan dokter secara rutin agar pencegahan yang dilakukan lebih maksimal.

Penyebab Batu Ginjal

Ilustrasi Obesitas | AllGo dari Unsplash
Ilustrasi Obesitas | AllGo dari Unsplash

Obesitas

Indeks massa tubuh yang tinggi, ukuran pinggang yang besar dan kenaikan berat badan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko batu ginjal. Seseorang hampir dua kali lebih mungkin terkena batu ginjal jika mengalami obesitas.

Secara umum, penyebab utama dari obesitas adalah ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi yang diukur menggunakan unit kalori (Kal) dan kilokalori (kKal).

Di satu pihak, sebagian orang memiliki kecenderungan lebih mudah untuk mengalami peningkatan berat badan. Sebaliknya, sebagian orang lainnya merasa lebih mudah untuk mengalami penurunan berat badan tanpa upaya apa pun.

Penyakit Pencernaan

Penyakit radang usus atau diare kronis dapat menyebabkan perubahan dalam proses pencernaan. Hingga sangat memengaruhi penyerapan kalsium, air, dan meningkatkan kadar zat pembentuk batu dalam urin. Batu adalah masalah ginjal yang paling umum pada orang dengan penyakit radang usus. Misalnya saja seperti penyakit Crohn dan kolitis ulserativa.

Penyakit Crohn merupakan peradangan yang terjadi biasanya menyebar hingga ke dalam jaringan yang terkena dan sering mengenai area yang berbeda pada saluran pencernaan. Kolitis ulseratif merupakan penyakit radang usus yang menyebabkan terjadinya peradangan kronis dan perlukaan pada lapisan terdalam usus besar dan rektum.

Penyebab Batu Ginjal

Gambar Ilustrasi Sumber Vitamin C
Ilustrasi vitamin C Sumber: Freepik

Konsumsi Vitamin C Berlebihan

Mengonsumsi vitamin C berlebihan termasuk penyebab batu ginjal. Meski sebenarnya orang yang ingin sistem kekebalan tubuhnya meningkat, konsumsi vitamin C solusinya. Perilaku tersebut memang benar, karena vitamin C mengandung antioksidan.

Mengonsumsinya dengan cukup dapat membantu mencegah kerusakan tubuh dari radikal bebas. Rata-rata orang dewasa hanya membutuhkan sekitar 75–90 mg vitamin C per hari. Sementara suplemen vitamin C biasanya mengandung lebih dari itu.

Jika mengonsumsi vitamin C lebih dari jumlah yang dianjurkan, yang akan terjadi kemudian adalah mual, diare, dan kram perut. Di samping itu, risiko terkena penyakit batu ginjal juga akan turut meningkat.

Konsumsi Vitamin D Berlebihan

Hampir sama seperti kemungkinan yang terjadi saat mengonsumsi vitamin C berlebihan. Konsumsi atau mendapat asupan vitamin D berlebihan dapat menjadi penyebab batu ginjal.

Asupan vitamin D memang sangat dibutuhkan untuk membantu tubuh menyerap kalsium. Tentu saja agar tulang tetap kuat dan sehat, terhindar dari osteoporosis. Kebutuhan vitamin D pada orang dewasa kebanyakan hanya sekitar 600 IU (15 mg) per hari.

Jika mengonsumsi vitamin D lebih dari jumlah maksimal yang dianjurkan, vitamin tersebut akan menumpuk pada tubuh dan mengganggu fungsi jantung dan ginjal. Oleh sebab itu, jangan konsumsi vitamin D sembarangan dan hindari berjemur langsung di bawah teriknya matahari (sinar ultraviolet) terlalu sering.

Penyebab Batu Ginjal

[Fimela] Daging merah
Ilustrasi daging merah | pixabay.com/users/tomwieden-26234

Konsumsi Oksalat Tinggi

Mengonsumsi oksalat yang tinggi bisa menjadi salah satu penyebab batu ginjal. Hal ini diperkuat dengan beberapa jenis batu ginjal yang terdiri dari campuran kalsium dan oksalat.

Oksalat ini bisa ditemui pada beberapa buah dan sayuran. Misalnya saja seperti buah bit, belimbing, kacang, dan sayur bayam. Meski termasuk sayuran hijau, konsumsi bayam tetap harus dibatasi.

Jika ingin mengonsumsinya dengan porsi lebih banyak, pastikan tetap dengan pendamping. Pendamping yang cocok dikonsumsi bersama oksalat adalah kalsium.

Jadi dampingi dengan makanan tinggi kalsium sebagai solusinya. Tujuannya agar oksalat tak mengendap di ginjal dan menjadi batu ginjal. Hal ini disebabkan karena tubuh berhasil memroses oksalat dan mengikatnya bersama kalsium di pencernaan.

Konsumsi Banyak Protein Hewani

Protein hewani memang memiliki banyak manfaat. Meski begitu, terlalu banyak mengonsumsinya juga bisa menjadi penyebab batu ginjal. Protein hewani ini bisa ditemui pada daging merah dan kerang.

Selain dapat menambah keasaman air seni, mengonsumsinya juga dapat tingkatkan asam urat dan kandungan sitrat. Masalah peningkatan asam urat inilah yang pada akhirnya menjadi salah satu risiko batu ginjal nantinya.

Tak hanya protein hewani, tetapi juga konsumsi garam berlebihan. Makanan yang diolah dengan garam berlebihan adalah biang batu ginjal. Hal ini dipengaruhi kandungan garam yang dapat meningkatkan produksi kalsium di ginjal.

Gejala Batu Ginjal

Membuat Persendian Menjadi Kaku Sampai Nyeri Punggung Bagian Bawah
Ilustrasi Nyeri Punggung Credit: pexels.com/pixabay

Biasanya, jika ukuran batu ginjal sangat kecil, Anda tidak akan merasakan gejala apa pun. Batu ginjal tersebut akan keluar secara alami melalui ureter (saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih).

Anda baru akan merasakan sesuatu jika ukuran batu lebih besar dari ureter. Pada saat akan buang air kecil, batu akan bergesekan dengan dinding ureter sehingga menyebabkan iritasi atau bahkan luka. Ini sebabnya pada urine terlihat darah. Batu juga bisa menyumbat ureter atau uretra (saluran akhir pembuangan urinee ke luar tubuh) sehingga pengeluaran urine terhambat.

Gejala-gejala lainnya dari batu ginjal dapat meliputi:

- Nyeri punggung bawah yang berkepanjangan, kadang terasa sampai selangkangan. Pada penderita pria, nyeri juga terasa pada testis dan skrotum.

- Sakit perut bagian samping dengan durasi bervariasi, mulai dari hitungan menit sampai jam.

- Gelisah.

- Tidak dapat berbaring dengan tenang karena sulit mencari posisi yang nyaman.

- Mual.

- Lebih sering buang air kecil dari biasanya.

- Sakit saat buang air kecil.

Terdapat darah dalam urine—yang disebabkan oleh gesekan batu ginjal terhadap ginjal atau ureter. Saat batu ginjal menyumbat ureter akan terjadi penumpukan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi ginjal. Gejala infeksi ginjal mirip dengan gejala penyakit batu ginjal, tetapi biasanya penderita juga akan merasakan:

- Demam tinggi.

- Menggigil.

- Kelelahan.

- Diare.

- Warna urine keruh dan beraroma tidak sedap.

Jenis-Jenis Batu Ginjal

Batu Ginjal
Ilustrasi batu ginjal (Foto: http://www.doctortipster.com/)

Batu Kalsium Oksalat

Kebanyakan batu ginjal adalah batu kalsium, biasanya dalam bentuk kalsium oksalat. Ini terjadi ketika urin mengandung kadar sitrat dan kalsium yang rendah dan asam oksalat. Oksalat adalah zat alami yang ditemukan dalam makanan dan juga dibuat setiap hari oleh hati.

Batu Kalsium Fosfat

Batu kalsium juga dapat terjadi dalam bentuk kalsium fosfat. Batu ginjal kalsium fosfat disebabkan oleh kelainan pada fungsi sistem kemih. Jenis batu ini lebih sering terjadi pada kondisi metabolisme, seperti asidosis tubulus ginjal. Ini juga dapat dikaitkan dengan sakit kepala migrain tertentu atau dengan minum obat kejang tertentu, seperti topiramate.

Batu Asam Urat

Jenis batu ginjal ini lebih sering terjadi pada pria daripada pada wanita. Batu asam urat terbentuk ketika kadar asam urat dalam urin terlalu tinggi. Batu asam urat berkembang ketika urin terlalu asam.

Batu Struvite

Batu struvite trebentuk dari magnesium, amonium dan fosfat. Batu struvite terbentuk sebagai respons terhadap infeksi, seperti infeksi saluran kemih. Batu-batu ini dapat tumbuh dengan cepat dan menjadi cukup besar, kadang-kadang dengan sedikit gejala.

Batu Sistin

Batu sistin merupakan jenis batu ginjal yang jarang ditemui. Batu sistin disebabkan oleh kelainan genetik herediter yang disebut cystinuria. Batu sistin terbuat dari bahan kimia yang dibuat tubuh secara alami, yang disebut sistin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya