Cerita di Balik SD Muhammadiyah di Jogja yang Jadi Angkringan, Bangkit di Tengah Pandemi

Sekolah Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta unit 3 disulap jadi angkringan.

oleh Selma Intania Hafidha diperbarui 30 Nov 2020, 20:30 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2020, 20:30 WIB
SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta
SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta. (Sumber: Liputan6.com/ Selma Intania Hafidha)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Corona Covid-19 tentunya membuat banyak orang harus putar otak agar tetap bertahan dan mendapatkan pemasukan. Mewabah di Indonesia sejak awal tahun 2020, pandemi Corona Covid-19 membuat masyarakat harus terbiasa kebiasaan-kebiasaan baru. Selain itu, ragam usaha juga coba dilakoni agar tetap produktif di masa pandemi ini. 

Jika seseorang membangun sebuah usaha untuk bangkit dari pandemi tentunya sudah banyak dilakukan. Namun suatu hal yang menarik jika sebuah sekolah disulap atau diubah menjadi sebuah angkringan. Ya, SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta disulap menjadi angkringan agar tetap mendapatkan income atau pemasukan di tengah pandemi.

Hal tersebut tidak serta merta hanya agar mendapatkan pemasukan, namun bagaimana cara untuk memperkenalkan ‘dunia lain’ kepada para siswa.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Purbayan, Ulva Dian Citra Resmi, menuturkan bahwa ia menginginkan siswanya agar bisa mengenal hal lain bahwa sekolah tidak hanya sebatas di ruang kelas.

Hal menarik lainnya, SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta tidak merekrut pegawai untuk melayani para pelanggan yang berkunjung ke angkringan tersebut. Ibarat sederhana, angkringan tersebut dicetuskan dari sekolah, oleh sekolah, dan untuk sekolah.

 

Berawal dari Ide Sederhana

SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta
SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta. (Sumber: Liputan6.com/ Selma Intania Hafidha)

SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta unit 3 disulap menjadi angkringan sejak bulan Agustus 2020. Ide sederhana ini tercetus karena terbersit pikiran untuk bagaimana harus bangkit dari pandemi agar mendapatkan income atau pemasukan untuk sekolah. Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta, Ulva Dian Citra Resmi menuturkan bahwa selama pandemi, sekolah tidak mendapatkan pemasukan dari kantin.

“Jadi angkringan ini pertama kali dibuka tanggal 20 apa 22 Agustus. Pokonya hari Sabtu. Jadi baru jalan sekitar 3 bulan. Memang dibuka itu kondisinya sudah pandemi. Jadi munculnya ide membuat angkringan itu justru pada kondisi pandemi ini munculnya,“ tutur Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta saat ditemui pada Jumat (13/11/2020).

SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta unit 3 ini memang konsepnya sudah outdoor dan suasananya sudah seperti tempat yang asyik untuk nongkrong. Sehingga tercetuslah ide untuk menyulap sekolah menjadi angkringan.

Sebelum muncul ide angkringan, guru dan karyawan menetuskan ide untuk mengubah SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta menjadi kafe. Namun menurut Citra, sapaan akrab Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta, angkringan terasa lebih dekat di masyarakat dan harganya ramah dikantong masyarakat khususnya anak muda.

Kemudian Citra mengajak guru dan karyawan untuk berdiskusi bagaimana upaya bangkit dari pandemi agar waktu tidak terbuang tidak sia-sia. Pikiran dan semangat Citra tentunya menjadi semangat baru untuk guru dan karyawan agar segera bangkit dan berinovasi untuk bangkit dari pandemi.

“Waktu itu saya ajak rapat, saya sampaikan bahwa kita tidak boleh diam saja. Ayo berkreasi, jangan diam saja. Kita harus berinovasi. Dari pressure saya itu kemudian muncul beberapa ide, dan yang saya setujui itu adalah angkringan,“ ungkap Citra.

 

Diterima Baik Masyarakat

SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta
SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta. (Sumber: Liputan6.com/ Selma Intania Hafidha)

Sebelum mulai menyulap sekolah menjadi angkringan, tentunya terdapat kekhawatiran baik dari guru maupun karyawan. Pasalnya, jika membuka angkringan akan mengundang orang-orang untuk nongkrong di angkringan tersebut. Namun, rupanya masyarakat sekitar  menerima dan merespon baik inovasi guru dan karyawan SD Muhammadiyah Purbayan ini.

Selain itu, hubungan baik antara guru dan karyawan juga masyarakat sekitar sudah terjalin baik sejak lama. Ketika ide SD Muhammadiyah Purbayan akan diubah menjadi angkringan, dukungan pun berdatangan dari seluruh lapisan masyarakat.

“Kebetulan bahkan sebelum ada angkringan ini hubungan antara masyarakat sekitar dan teman-teman guru itu sudah bagus sekali. Jadi ketika teman-teman melontarkan ide baru secara lisan, belum secara resmi. “Bu ini sekolah mau buka angkringan.” Oh malah ternyata ini bagus, buka saja kata masyarakat justru mendukung sekali. Bahkan ketika launching, pembukaan pertama kali, dari bu RW nya antusias sekali bahkan malah titip makanan.,” tutur Citra kepada Liputan6.com

Dapat Saling Membantu

SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta
SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta. (Sumber: Liputan6.com/ Selma Intania Hafidha)

Dampak positif dari inovasi untuk menyulap sekolah menjadi angkringan ini tentunya dapat saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Seperti yang diketahui, banyak orang yang merasakan dampak dari adanya pandemi Corona Covid-19 ini. Sekolah juga merasakan hal tersebut dan membutuhkan pemasukan agar upah guru tetap bisa dibayar tepat waktu.

“Saya tidak mau kemudian sekolah itu, karena kita sekolah swasta. Sekolah swasta itu harus kita pahami  bahwa sebagian besar dana operasional untuk sekolah itu berasal dari siswa. Otomatis ekonomi wali murid terdampak, otomatis pembayaran sekolah tersendat, nah saya tidak mau, saya telat memberi upah gaji kepada teman-teman saya, Kata Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Purbayan.

Citra juga menambahkan bahwa angkringan ini dapat membantu masyarakat sekitar dan ibu kantin sekolah yang pemasukannya terhambat karena pandemi. Dengan adanya angkringan tersebut harapannya dapat membantu meringakan perekonomian masyarakat dan ibu kantin.

Citra menuturkan bahwa pemasukan sekolah terbantu salah satunya berasal dari kantin. Saat kantin buka, kantin menyumbang cukup banyak pemasukan untuk sekolah. Namun selama pandemi siswa belajar dari rumah dan otomatis kantin ditutup sementara.

“Jadi memang makanan ini kita hanya sedikit sekali yang produksi sendiri. Mengapa demikian, karena kami ingin menjalin hubungan dengan masyarakat juga. Jadi memberi kesempatan warga sekitar, wali murid, dan ibu kantin yang biasa titip di kantin kita juga kemudian bisa tetap ada penghasilan meskipun ada pandemi. Memang tujuannya begitu, biar ada kerjasama.,” tambahnya.

 

Sudah Dikunjungi Petinggi Muhammadiyah

SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta
SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta. (Sumber: Liputan6.com/ Selma Intania Hafidha)

Selain mendapatkan dukungan dari masyarakat, SD Muhammadiyah Purbayan juga mendapatkan dukungan dari petinggi-petinggi Muhammadiyah. Bahkan para petinggi Muhammadiyah sudah datang mengunjungi angkringan yang diberi nama angkringan Muyanta ini. Muyanta sendiri adalah kepanjangan dari Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta.

Jadi petinggi-petinggi Muhammadiyah itu juga sudah kesini. Bahkan sebelum saya undang, pikir saya tidak mau undang terlalu banyak. Kenapa tidak diundang saat pembukaan sih? Padahal saya itu membatasi tamu karena takut mendapatkan sorotan,” tutur Citra.

Baru berdiri selama kurang lebih 3 bulan, SD Muhammadiyah Purbayan yang disulap menjadi angkringan ini sudah banjir dukungan dari banyak kalangan. Memahami dan menerapkan protokol dengan baik tentunya adalah salah satu kunci untuk bangkit di tengah pandemi ini. Pandemi memang menghambat segala aktivitas namun setiap orang bisa bangkit dengan mulai membiasakan diri terhadap adaptasi kebiasaan baru yang ditetapkan pemerintah.

“Perserikatan supprotnya luar biasa, bahkan ketika kondisi kasus positif di Jogja agak naik, saya kan konsultasi ke satgas covid-nya, pak ini bagaimana? Justru dari sana bilang jangan ditutup, yang penting patuhi protokol, yang penting sediakan cuci tangan dan atur jangan sampai terlalu berdekatan,” ungkap Citra kepada Liputan6.com.

 

Akan Dilanjutkan

SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta
SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta. (Sumber: Liputan6.com/ Selma Intania Hafidha)

Selama pandemi, SD Muhammadiyah Purbayan yang disulap menjadi angkringan yang bernama Muyanta ini tentunya bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Selain membantu pemasukan sekolah selama pandemi, angkringan Muyanta ini juga banyak membantu masyarakat sekitar agar mendapatakan pemasukan tambahan.

Ditemui pada Jumat (13/11/2020), Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Purbayan menuturkan bahwa usaha angkringan ini akan dilanjutkan walaupun pandemi sudah berakhir. Namun tentunya ada sedikit perubahan yang dilakukan ketika menjalankan usaha angkringan di suatu yang sudah membaik.

“InsyaaAllah angkringan ini tetap berlanjut. Kalau nanti anak-anak sudah masuk mungkin ada sedikit teknis yang diubah. Mungkin ada beberapa hal yang diubah untuk kesiapan anak paginya (ketika masuk sekolah), terang Citra.

Rekrut Pegawai

Musholla SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta
Musholla SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta. (Sumber: Liputan6.com/ Selma Intania Hafidha)

Jika bisa dikatakan, usaha yang dilakukan SD Muhammadiyah Purbayan di tengah pandemi ini adalah dari sekolah, oleh sekolah, untuk sekolah. Pasalnya ide tersebut tercetus karena kurangnya pemasukan, dan muncul ide dari seluruh guru dan karyawan yang kemudian didiskusikan.

Pemasukan ini kemudian tentunya akan masuk untuk pemasukan sekolah dan digunakan untuk gedung ataupun gaji guru dan karyawan. Jika gedung terawat gaji guru dan karyawan dibayar tepat pada waktunya tentunya seluruh sivitas akademika di sekolah merasa nyaman.

“Jadi kami membuka rekruitmen intern. Jadi kami buka rekruitmen intern hanya di guru karyawan saja. Disana kami buka betul-betul secara terbuka, honornya berapa, hak dan kewajibannya bagaimana, jadi yang mengajukan diri yang kemudian kamu jadwal piket. Kita bagi Senin sampai Ahad. Jadi harapan kami kalau suda mengajukan diri kan bertanggung jawab. Tapi kalau saya paksakan semua guru karyawan ikut terlibat, demi kebersamaan kan ada yang siap dan tidak,” tutur  Citra.

Pemasukan

Angkringan SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta
Angkringan SD Muhammadiyah Purbayan Yogyakarta. (Sumber: Liputan6.com/ Selma Intania Hafidha)

Saat awal buka angkringan, Citra menuturkan bahwa ada sekitar 100 sampai 150 orang yang datang. Namun ketika ada yang positif Covid-19 di lingkungan tersebut, jumlah pelanggan mulai berkurang. Tentunya ada penurunan pemasukan saat ada yang dinyatakan positif Covid-19 dan jumlah orang yang terinfeksi di Yogyakarta semakin bertambah. Pasalnya masyarakat tentunya lebih waspada dan mengurangi aktivitas di luar rumah jika tidak terlalu penting.

“Saat ada warga yang terinfeksi Covid-19, pemasukan turun 30 sampai 40 persen, bulan pertama pembukaan hasil kotornya Rp. 700.000 sampai Rp.1000.000. Bersihnya ya Rp. 150.000-Rp. 200.000. Kemudian ada dampak itu, ya turun menjadi Rp. 500.000 sampai Rp. 600.000.” Kata Citra.

Sementara untuk gaji guru dan karyawan yang menjaga angkringan tentunya suda disepakati. Seperti apa yang sudah dituturkan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Purbayan bahwa tidak ada paksaan untuk guru dan karyawan yang ingin menjaga angkringan dari senin sampai ahad.

“Untuk honor, kalau per hari Rp. 25.000. Tetapi untuk bagian keuangan ada tambahan Rp. 5.000 karena dia nanti harus merekap. Jadi bagian keuangan itu seharinya Rp. 30.000.” Terangnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya