Liputan6.com, Jakarta Mungkin Anda sudah tidak asing dengan istilah filsafat. Istilah filsafat adalah kalimat umum yang sering digunakan terutama di lingkungan akademik, maupun bisa ditemukan di buku-buku. Jika melihat dari sisi etimologis, filsafat adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Dalam bahasa tersebut, arti philosophia atau filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan (love of wisdom).
Lebih tepatnya, sosok Pythagoras serta Socrates yang pertama kali menyebut diri Philosophus, artinya orang yang ingin mempunyai pengetahuan yang luhur (sophia). Mengingat keluhuran pengetahuan yang mereka kejar, maka mereka tidak mau disebut telah mempunyai, memiliki, dan menguasainya.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Mungkin ada beragam rangkaian kata dari filosof besar yang bisa diibaratkan laksana berlian indah dan menyentuh kalbu. Meski, tidak banyak orang awam yang mungkin memahami maksud secara lebih dalam dari kata-kata yang mereka ungkapkan.
Pasalnya, jika dilihat dari sudut pandang masyarakat umum, yang dilihat pertama mengenai filsafat adalah bahan bahasan di dalamnya merupakan sebuah hal yang tinggi, terlalu sulit, abstrak, serta tidak ada kaitannya dengan masalah kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit yang akhirnya filosof digambarkan sebagai orang yang memiliki IQ serta intuisi yang jauh melebihi tingkat rata-rata manusia.
Memahami apa itu filsafat adalah sebuah hal yang tidak bisa dianggap sepele. Sebab, filsafat adalah studi tentang hakikat realitas dan keberadaan, soal apa yang mungkin diketahui serta perilaku yang benar atau salah. Bisa dikatakan juga, filsafat adalah bidang pemikiran manusia yang paling penting karena memiliki cita-cita untuk mencapai makna hidup yang paling hakiki.
Untuk memahami filsafat secara lebih dalam, berikut ini Liputan6.com telah merangkum dari berbagai sumber mengenai hal tersebut, Senin (22/2/2021).
Pengertian Filsafat Menurut Ahli
1. Bertrand Russel
Filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis seperti yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan dalam ilmu pengetahuan.
Akan tetapi, secara kritis dalam arti kata: setelah segala sesuatunya diselidiki problema-problema apa yang dapat ditimbulkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang demikian itu, dan setelah kita menjadi sadar dari segala kekaburan dan kebingungan, yang menjadi dasar bagi pengertian kita sehari-hari.
Â
2. Immanuel Kant
Sementara itu Immanuel Kant merumuskan filsafat adalah sebuah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dan puncak segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya empat persoalan yaitu:
Apa yang dapat kita ketahui? Metafisika
Apa yang seharusnya dilakukan? Etika
Sampai dimanakah harapan kita? Agama
Apa hakikat manusia? Antropologi
Â
3. W.J.S Poerwadarminta
Filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengetahui kebenaran dan arti "adanya" sesuatu.
Â
4. Mudhofir
Philosophy-Filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia. Istilah Yunani philein= mencintai, sedangkan philos=teman. Istilah Sophos= bijaksana, sedangkan Sophia = kebijaksanaan. Apabila istilah filsafat mengacu pada asal kata philen dan sophos, maka berarti mencintai sifat bijaksana (bijaksana sebagai kata sifat). Apabila filsafat mengacu pada asal kata philos dan sophia, maka berarti teman kebijaksanaan (kebijaksanaan sebagai benda).
Â
5. Nasroen
Filsafat adalah hasil dari tinjauan manusia tentang makna dirinya, makna alam, dan tujuan hidupnya dengan mempergunakan pikiran dan dibantu oleh rasa dan keyakinan yang ada dalam dirinya itu, sebagai suatu kesatuan, yang satu mempengaruhi dan membantu yang lain. Filsafat dijadikan pegangan dan pedoman dalam memberi isi hidupnya dan berusaha mencapai tujuan hidupnya.
Advertisement
Penggolongan Filsafat
Ada pun menurut Driyarkara, beberapa penggolongan filsafat adalah sebagai berikut:
1. Tentang pengetahuan: Logika yang memuat logika formal yang mempelajari asas-asas atau hukum-hukum memikir, yang harus ditaati supaya dapat berfikir dengan benar dan mencapai kebenaran serta logika material atau kritika (epistemology) yang memandang isi pengetahuan, bagaimana isi ini dapat dipertanggungjawabkan, mempelajari sumber-sumber dan asal ilmu pengetahuan, alat-alat pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan, kemungkinankemungkinan dan batas pengetahuan, kebenaran dan kekeliruan, metode ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
2. Tentang ada: Metafisika atau ontology yang membahas apakah arti ada itu, apakah kesempurnaannya, apakah tujuan, apakah sebab dan akibat, apa yang merupakan dasar yang terdalam dalam setiap barang yang ada.
3. Tentang dunia material: Kosmologi.
4. Tentang manusia: Filsafat tentang manusia atau juga disebut anthropologia metafisika.
5. Tentang kesusilaan: Etika atau filsafat moral.
6. Tentang Tuhan atau theologia naturalis: Merupakan konsekuensi terakhir dari seluruh pandangan filsafat.
Apa Manfaat dari Filsafat?
Mungkin pertanyaan tersebut sering terlintas di pikiran. Wajar saja, sebab ilmu ini kerap dikaitkan dengan hal yang berhubungan dengan proses yang jarang meraba ranah teknis. Padahal, dengan belajar mengenai apa itu filsafat, seseorang bisa lebih cenderung berpikir kritis dengan mempermasalahkan hakikat persoalan serta mempertanyakan jawaban yang dikembangkan.
Tentu saja hal ini bisa membuat seseorang jadi lebih arif dan bijaksana. Maka, jika ditanya apa sebenarnya manfaat filsafat? Ya, bisa membuat seseorang lebih arif dan bijaksana. Sebab, filsafat tidak menguasai pengetahuan, seorang yang mendalami filsafat hanya cinta pada kebijaksanaan.
Selain itu, manfaat filsafat lainnya sadar atau tidak yaitu bisa membuat seseorang berpikir, merenung, memilih serta bertingkah laku, bahkan bertindak berdasarkan keyakinan yang dipanuti serta dinilai menjadi permasalahan yang tidak tuntas di jawab hanya dengan tradisi, konvensi, ilmu, atau gabungan semuanya.
Maka bisa disimpulkan, jika filsafat adalah suatu bagian dari keyakinan dan tindakan manusia, kendati banyak dari hal tersebut kerap luput dari kesadaran.
Advertisement