Liputan6.com, Jakarta Penyebab vagina gatal perlu diwaspadai setiap wanita. Rasa gatal pada vagina bisa terasa tidak nyaman dan terkadang menyakitkan. Penyebab vagina gatal bisa menandakan adanya masalah pada organ intim.
Kadang-kadang penyebab vagina gatal merupakan masalah umum dan sering sembuh dengan sendirinya. Penting memeriksakan peneyebab vagina gatal ketika disertai gejala lain seperti keputihan yang tidak normal atau timbul bau. Penyebab vagina gatal bisa terjadi karena adanya kondisi kulit tertentu, infeksi, hingga penyakit menular seksual.
Baca Juga
Advertisement
Penyebab vagina gatal bisa diatasi sesuai kondisi yang mendasarinya. Untuk mengetahui pasti penyebab vagina gatal, penting untuk segera memeriksakannya ke dokter. Berikut 20 penyebab vagina gatal yang harus diwaspadai, dirangkum Liputan6.com dari Healthline dan Verywellhealth, Kamis(30/09/2021).
Penyebab vagina gatal
Iritan
Penyebab vagina gatal yang cukup umum terjadi adalah paparan iritan. Bahan kimia seperti sabun mandi, sabun kewanitaan, krim, atau salep bisa menyebabkan iritasi pada vagina. Kondisi ini bisa menyebabkan dermatitis kontak yang memicu rasa gatal. Gesekan berkepanjangan dari aktivitas seperti mengendarai sepeda, mengenakan pakaian ketat atau pakaian dalam, dan menunggang kuda juga dapat menyebabkan dermatitis kontak dan gatal pada vagina.
Keringat
Setiap orang bisa berkeringat di area genitalnya. Kelenjar keringat di area ini memiliki jenis yang sama seperti di ketiak. Kelenjar ini menghasilkan keringat yang lebih tebal daripada kelenjar di tempat lain di tubuh. Ketika keringat mengering, ia bisa membuat selangkangan dan vulva terasa gatal. Penyebab vagina gatal akibat keringat ini bisa dipicu oleh penggunaan pakaian ketat atau yang tidak menyerap keringat, jarang membersihkan organ intim, kelebihan berat badan, hingga pembalut atau pantyliner yang tidak segera diganti.
Luka cukuran
Seperti halnya di area lain, mencukur daerah kemaluan dapat menyebabkan luka bakar akibat pisau cukur. Ini juga disebut ruam cukur. Penyebab vagina gatal ini bisa menimbulkan kulit bengkak dan merah dengan benjolan gatal yang sensitif saat disentuh. Hal ini terjadi karena pisau cukur dapat menghilangkan lapisan atas kulit, memungkinkan bakteri untuk menyerang.
Advertisement
Penyebab vagina gatal karena kondisi kulit
Eksim
Eksim, juga disebut dermatitis atopik , adalah kondisi kulit yang menyebabkan kemerahan dan gatal. Eksim genital wanita adalah istilah umum untuk beberapa jenis kondisi gatal yang dapat mempengaruhi vulva atau di antara pipi bokong.
Psoriasis
Psoriasis adalah kondisi autoimun yang menyebabkan bercak merah bersisik, gatal, dan terbentuk di sepanjang kulit kepala dan persendian. Kadang-kadang, gejala ini juga dapat terjadi pada vagina. Namun, kondisi ini cukup jarang terjadi.
Penyebab vagina gatal karena infeksi
Infeksi jamur
Infeksi jamur atau ragi juge merupakan penyebab vagina gatal yang umum. Ragi adalah jamur alami yang biasanya ada di vagina. Ia biasanya tidak menimbulakn masalah. Tapi jika pertumbuhannya tidak terkendali, ia bisa menimbulkan infeksi. Ini adalah kondisi yang sangat umum, mempengaruhi 3 dari 4 wanita di beberapa titik dalam hidup mereka. Pertumbuhan jamur yang berlebihan di vagina dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman, termasuk gatal, terbakar, dan keluarnya keputihan.
Vaginosis bakterial
Vaginosis bakterial merupakan infeksi bakteri di vagina. Seperti infeksi jamur vagina, penyebab vagina gatal ini dipicu oleh ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat yang terjadi secara alami di vagina. Gejala vaginosis bakterial biasanya berupa gatal-gatal pada vagina, keputihan yang tidak normal dan berbau busuk.
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang muncul di mana saja di saluran kemih. Kondisi ini juga dapat menyebabkan rasa gatal di vagina.Gejala bisa berupa kesemutan, sensasi teriritasi, terutama jika infeksi terletak di dekat uretra.
Advertisement
Penyebab vagina gatal karena infeksi menular seksual
Kutu kemaluan
Kutu kemaluan adalah serangga yang sangat kecil yang menyerang area genital. Kutu memakan darah manusia dan menyebabkan rasa gatal yang hebat di daerah yang terkena. Kutu kemaluan biasanya hidup di rambut kemaluan dan menyebar melalui kontak seksual. Kondisi ini bisa menjadi penyebab vagina gatal dan gejala lain seperti demam ringan dan bintik-bintik kebiruan pucat di dekat gigitan.
Klamidia
Penyebab vagian gatal ini adalah infeksi menular seksual (IMS) umum yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi klamidia biasanya tidak menunjukkan gejala apapun. Tetapi dalam kasus yang lebih jarang, klamidia dapat menyebabkan gatal dan iritasi pada area genital, ketidaknyamanan saat buang air kecil, dan keluarnya cairan yang tidak biasa.
Kutil kelamin
Kutil kelamin adalah benjolan kecil, datar, berwarna daging atau benjolan kecil seperti kembang kol yang muncul di kulit. Kutil kelamin adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh jenis human papillomavirus (HPV) berisiko rendah. Kutil kelamin dapat menyebabkan rasa sakit, ketidaknyamanan, dan gatal.
Penyebab vagina gatal karena infeksi menular seksual
Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh infeksi dari parasit protozoa yang disebut Trichomonas vaginalis. Pada wanita dan mereka yang memiliki vagina, organisme ini menyebabkan infeksi pada vagina, uretra, atau keduanya. Hanya sekitar 30 persen orang dengan infeksi yang menunjukkan gejala. Gejalanya bisa termasuk gatal, terbakar, kemerahan, atau nyeri pada alat kelamin.
Herpes genital
Herpes genital termasuk infeksi menular seksual yang umum menjadi penyebab vagina gatal. Herpes genital paling sering disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2) tetapi juga dapat disebabkan oleh virus penyebab herpes oral, yaitu HSV tipe 1 (HSV-1). Ketika gejala muncul, mereka termasuk luka kecil yang menyakitkan atau lecet pada alat kelamin dan/atau anus.
Gonore
Gonore adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Gejalanya bisa berupa gatal, peningkatan keputihan, dan rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil.
Advertisement
Penyebab vagina gatal kondisi hormonal
Menopause
Wanita yang sedang mengalami menopause atau yang sudah mengalaminya lebih berisiko mengalami gatal-gatal pada vagina. Hal ini disebabkan penurunan kadar estrogen yang terjadi selama menopause, menyebabkan atrofi vagina. Kondisi ini menyebabkan penipisan mukosa yang dapat menyebabkan kekeringan yang berlebihan. Kekeringan dapat menyebabkan gatal dan iritasi.
Stres
Stres fisik dan emosional dapat menyebabkan gatal dan iritasi pada vagina, meskipun hal penyebab vagina gatal ini tidak terlalu umum. Ini mungkin terjadi ketika stres melemahkan sistem kekebalan, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi yang menyebabkan gatal.
Perubahan hormonal lainnya
Seiring bertambahnya usia, kadar estrogen menurun. Menyusui juga menyebabkan kadar estrogen turun. Estrogen yang rendah dapat menyebabkan lapisan vagina menipis dan menyebabkan gatal dan iritasi. Gejala akan hilang ketika berhenti menyusui dan kadar estrogen meningkat lagi.
Penyebab vagina gatal yang jarang terjadi
Lichen Sclerosus
Lichen sclerosus adalah kondisi kulit kronis yang membuat kulit tipis, pucat, dan keriput. Penyebab lichen sclerosus masih belum jelas. Kondisi ini biasanya memengaruhi alat kelamin dan anus tetapi juga dapat menyerang dada dan lengan. Ini paling sering terjadi pada wanita di atas usia 50 dan anak perempuan pra-remaja.
Lichen planus
Lichen planus adalah respon imun abnormal yang terjadi ketika sistem imun mulai menyerang selaput lendir dan kulit. Kondisi ini dapat memengaruhi banyak bagian tubuh yang berbeda, termasuk vulva. Ketika lichen planus muncul di dalam vagina, biasanya muncul sebagai bercak putih atau luka yang menyakitkan. Jika muncul di bagian luar vagina pada vulva, bisa berupa benjolan gatal, rata, merah atau ungu.
Kanker vulva
Penyebab vagina gatal ini cukup jarang tapi bisa saja terjadi. Ini adalah jenis kanker yang berkembang di vulva, yang merupakan bagian luar alat kelamin wanita. Kanker vulva termasuk bibir bagian dalam dan luar vagina, klitoris, dan pembukaan vagina. Kanker vulva mungkin tidak selalu menimbulkan gejala. Namun, ketika gejala memang terjadi, mereka mungkin termasuk gatal, pendarahan abnormal, atau nyeri di daerah vulva.
Advertisement