8 Adab Bertamu Sesuai Anjuran Rasulullah, Jaga Silaturahmi di Momen Lebaran

Dalam Islam, ada adab yang mengatur tata cara bertamu yang benar.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 01 Mei 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2022, 18:00 WIB
STOK A - 8 Adab Bertamu Sesuai Anjuran Rasulullah, Jaga Silaturahmi di Momen Lebaran
Ilustrasi idul fitri. 

Liputan6.com, Jakarta Tradisi pada Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran di Indonesia adalah bertamu ke tetangga sekitar, saling mengunjungi karib-kerabat, kolega kerja, serta bermaaf-maafan atas kesalahan di masa silam. Dalam Islam, ada adab yang mengatur tata cara bertamu yang benar.

Tujuan bertamu adalah menjalin silaturahmi yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi,” (H.R. Bukhari)

Untuk lebaran 1443 H atau 2022 M, pemerintah telah memberikan kelonggaran bagi masyarakat yang beragama Islam untuk bisa mudik dengan catatan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat. Dengan begitu, ketika halal bihalal ke rumah keluarga inti dapat menerapkan adab bertamu sesuai anjuran Rasulullah SAW. Tujuannya untuk kenyamanan kedua belah pihak, baik itu tamu atau tuan rumah.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai adab bertamu saat Hari Raya Idul Fitri sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (27/4/2022).

Adab Bertamu dalam Islam

STOK A - 8 Adab Bertamu Sesuai Anjuran Rasulullah, Jaga Silaturahmi di Momen Lebaran
Ilustrasi Idul Fitri 

1. Menguncapkan salam

Ketika sampai di rumah yang dikunjungi, seseorang yang hendak bertamu dianjurkan mengucapkan salam kepada tuan rumah, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah An-Nur ayat 27:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya, yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat.” (QS. An-Nur [24]: 27).

2. Meminta izin masuk

Setelah salamnya dijawab, maka tamu harus bertanya terlebih dahulu, apakah ia diizinkan untuk masuk. Meminta izin adalah hal penting sebelum masuk ke kediaman tuan rumah. Bisa jadi, tuan rumah sedang istirahat, tidak ingin diganggu, dan sebagainya. Dengan meminta izin, tamu memberi kesempatan bagi tuan rumah untuk berbenah diri sehingga siap menyambut tamu tersebut.

3. Jika tidak diizinkan, tamu sebaiknya pulang

Jika tamu sudah mengucapkan salam sebanyak tiga kali dan tidak ada jawaban, atau sudah meminta izin lalu tuan rumah sedang tidak berkenan, maka tamu harus mengurungkan niatnya bertamu. Jangan sampai tamu memaksa untuk bertandang sedang tuan rumah tidak bersedia atas kedatangan tamu tersebut. Selain itu, tidak usah tersinggung atau merasa diabaikan karena memang sudah hak tuan rumah untuk menolak tamu. Allah SWT berfirman dalam surah An-Nur ayat 28 sebagai berikut:

"Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapatkan izin, dan jika dikatakan kepadamu: 'Kembalilah!', maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah SWT Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS: An-Nur [24]:28).

Adab Bertamu dalam Islam

STOK A - 8 Adab Bertamu Sesuai Anjuran Rasulullah, Jaga Silaturahmi di Momen Lebaran
Ilustrasi Idul Fitri 

4. Berdiri tidak menghadap pintu masuk

Saat mengetuk pintu sambil mengucapkan salam, berdirilah di samping atau membelakangi pintu. Tamu yang menghadap pintu masuk, apalagi sampai mengintip-intip ke dalam rumah termasuk perilaku lancang dan tidak sopan. Larangan ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Sa'ad RA, ia berkata:

”Seseorang berdiri di depan pintu Rasulullah SAW sambil menghadap ke dalam rumah, ia bermaksud minta izin. Kemudian Rasulullah bersabda,'Seharusnya kamu begini begitu [tidak menghadap ke depan pintu]. Sesungguhnya disunahkan meminta izin dan menjaga pandangan.” (H.R. Abu Dawud)

5. Menginap tidak boleh lebih dari tiga hari

Jika tamu hendak menginap, maka ia tidak boleh lebih dari tiga hari. Batasan tiga hari itu agar tidak menyulitkan tuan rumah untuk harus melayani tamunya terus-menerus. Bagaimanapun juga, tuan rumah membutuhkan privasi dan urusannya yang harus ia kerjakan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

"Jamuan hak tamu berjangka waktu tiga hari. Lebih dari itu, jamuan adalah sedekah. Tidak boleh bagi tamu untuk menginap di suatu rumah hingga ia menyusahkannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

6. Meminta Izin Sebelum Makan dan Tidak Melirik Kanan Kiri

Sebelum menyantap makanan yang terhidang, seorang tamu harus meminta persetujuan terlebih dahulu pada tuan rumah untuk menyantap makanan. Hal tersebut termasuk ke dalam adab bertamu yang harus dilakukan. Selain itu, dilarang melihat-lihat ke tempat keluarnya perempuan atau melirik kanan kiri pada wajah orang yang sedang makan. Anda juga tidak boleh menolak tempat duduk yang telah disediakan oleh tuan rumah dalam penerapan adab bertamu ini.

Adab Bertamu dalam Islam

STOK A - 8 Adab Bertamu Sesuai Anjuran Rasulullah, Jaga Silaturahmi di Momen Lebaran
Ilustrasi hampers. 

7. Membawa Hadiah dan Tidak Memberatkan Tuan Rumah

Untuk menunjukkan kasih sayang dan mempererat jalinan silaturrahmi, anda dianjurkan untuk membawa hadiah untuk tuan rumah. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW:

“Berilah hadiah di antara kalian! Niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)

Selain itu, anda sudah seharunya peka dan tidak memberatkan dalam adab bertamu. Jangan sampai karena anda terlalu lama bertamu malah membuat tuan rumah menjadi berat dan merasa tidak enak. Seperti firman Allah SWT:

“Bila kamu selesai makan, keluarlah!” (Qs. Al Ahzab: 53)

8. Tidak Diperkenankan Mengintip ke Dalam Rumah

Ketika hendak bertamu, Anda tidak diperbolehkan mengintip ke dalam rumah. Sebab, mengintip rumah seseorang termasuk perilaku tidak sopan. Cukup berdiri dan menunggu untuk dipersilahkan masuk. Hal ini tertuang dalam hadits yang artinya:

“Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu.” (HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya