Mengenal Ciri-Ciri Puisi Lama dan Baru, Lengkap dengan Jenis-Jenisnya

Ciri-ciri puisi lama dan baru sangatlah berbeda.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 23 Mei 2022, 10:35 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2022, 10:35 WIB
Mengenal Ciri-Ciri Puisi Lama dan Baru, Lengkap dengan Jenis-Jenisnya
Ilustrasi Puisi Credit: pexels.com/Suzy

Liputan6.com, Jakarta Ciri-ciri puisi wajib dipahami, sebab dengan ciri-ciri puisi kita dapat membedakannya dengan karya sastra yang lainnya. Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang memiliki kedalaman makna di setiap baitnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian puisi adalah bahasa yang dibentuk dari rangkaian kata-kata untuk membangkitkan kesadaran orang akan pengalaman hidup. Puisi juga disebut dengan sajak.

Secara umum, bahasa yang ada dalam puisi terikat oleh rima, matra, irima, serta penyusunan larik dan bait sebagai pembangun imajinasi. Sebelum membuat puisi, anda perlu mengetahui ciri-ciri puisi terlebih dahulu.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai ciri-ciri puisi beserta jenis dan unsur-unsurnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (23/5/2022).

Mengenal Puisi

Mengenal Ciri-Ciri Puisi Lama dan Baru, Lengkap dengan Jenis-Jenisnya
Ilustrasi Puisi Credit: pexels.com/Suzy

Puisi adalah karya sastra yang lebih mengutamakan keindahan kata-kata dalam bahasanya. Kendati demikian, tidak semua rangkaian kata yang indah disebut puisi. Terdapat sejumlah karakteristik khusus suatu tulisan sehingga disebut sebagai puisi.

Dari sejarahnya, puisi merupakan bagian dari seni literasi kuno tertua di dunia. Puisi tersebut telah ada sejak 1.700 tahun SM di India, tertuang dalam naskah kuno, seperti Veda India dan Zoroaster's Gathas.

Secara bahasa, puisi berasal dari kata Yunani Kuno, yaitu "poieo" atau "pocima". Dua kata itu bermakna kreasi atau penyusunan. Dalam hal ini, manusia adalah sosok yang mengkreasi dan menyusun karya puisi.

Sri Khairan Lubis, dkk. dalam buku Mengenal Lebih Dekat Puisi Rakyat (2020) menuliskan bahwa puisi adalah karya sastra yang mengandung unsur irama, rima, diksi, lirik, dan menggunakan kata kiasan untuk menciptakan estetika bahasa yang padu. Dari pengertian tersebut, umumnya menggambarkan puisi lama yang masih terikat dengan jumlah baris, bait, dan rima atau sajak. Pada puisi modern atau puisi bebas, aturan di atas tidak mengekang, melainkan bercampur-baur atau tidak dipakai sama sekali dalam proses penulisannya.

Ciri-Ciri Puisi

Mengenal Ciri-Ciri Puisi Lama dan Baru, Lengkap dengan Jenis-Jenisnya
ilustrasi puisi (Sumber: Pexels)

Sebelum mengenal ciri-ciri puisi, perlu diketahui macam-macam puisi yang berkembang di Indonesia. Dari sisi perjalanan waktunya, puisi terbagi menjadi dua, yaitu puisi lama dan puisi baru. Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, puisi lama adalah puisi yang masih terikat aturan jumlah baris, rima, banyak suku kata, dan iramanya. Contoh puisi lama adalah pantun, gurindam, talibun, mantra, dan sebagainya. Kemudian, puisi baru atau puisi modern adalah puisi yang tak lagi terikat aturan-aturan di atas, bentuknya lebih bebas terkait jumlah baris, suku kata, serta rimanya. Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri puisi, antara lain.

1. Ciri-Ciri Puisi Lama

a. Lazimnya, puisi lama tak diketahui nama pengarangnya.

b. Penyampaian puisi lama bersifat dari mulut ke mulut, sehingga tergolong bagian dari sastra lisan.

c. Puisi lama terikat aturan-aturan penulisan sajak, misalnya jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata, dan rimanya. Umumnya, aturan dalam penulisan puisi lama adalah sebagai berikut:

- Jumlah kata dalam 1 baris teratur.

- Jumlah baris dalam 1 bait juga teratur.

- Persajakan (rima) yang rapi.

- Jumlah suku kata pada tiap baris diperhitungkan.

- Iramanya senada.

2. Ciri-Ciri Puisi Baru

Puisi baru merupakan puisi bebas, lebih fleksibel daripada puisi lama. Karena itu, ciri-ciri puisi baru juga menjadi kian sulit dispesifikkan. Penjelasan berikut ini merupakan ciri-ciri puisi baru secara umum, namun pada intinya, semua puisi yang menyalahi kaidah puisi lama dikenal sebagai puisi baru:

a. Puisi baru lumrahnya mempunyai bentuk yang rapi dan simetris.

b. Persajakan akhir yang teratur.

c. Memakai prinsip pola sajak pantun dan syair, kendatipun dengan pola yang lain.

d. Di setiap baris atas puisi baru, terdapat sebuah gatra atau kesatuan sintaksis.

e. Di tiap gatra puisi baru terdiri dari dua kata, yaitu 4-5 suku kata.

Jenis-Jenis Puisi

Mengenal Ciri-Ciri Puisi Lama dan Baru, Lengkap dengan Jenis-Jenisnya
Ilustrasi Puisi Credit: pexels.com/Lisa

1. Puisi Lama

Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan lama seperti jumlah baris, jumlah bait, bunyi sajak atau rima, jumlah suku kata pada tiap baris, dan irama. Berikut beberapa jenis puisi lama:

a. Mantra

Adalah sajak yang berisi ucapan-ucapan yang masih dianggap mempunyai suatu kekuatan gaib.

b. Pantun

Adalah bentuk puisi lama yang memiliki ciri-ciri puisi yang bersajak a-b-a-b, tiap baris terdiri 8 hingga 12 suku kata, dua baris awal pantun merupakan sampiran, dan dua baris akhir merupakan isi, dan tiap bait terdiri dari 4 baris.

c. Karmina

Adalah jenis pantun lebih pendek.

d. Gurindam

Adalah jenis puisi lama yang terdiri dari dua baris dalam satu bait, bersajak a-a-a-a, dan berisi nasihat-nasihat.

e. Syair

Adalah jenis puisi lama yang berasal dari negara Arab, mempunyai ciri tiap bait terdiri 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau sebuah cerita.

f. Talibun

Adalah jenis puisi lama yang memiliki ciri-ciri puisi seperti sebuah pantun genap, yang tiap baitnya terdiri dari sebuah bilangan genap seperti 6, 8, maupun 10 baris.

2. Puisi Baru

Puisi baru adalah sebuah puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan tertentu layaknya puisi lama. Jenis puisi baru ini memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan dengan puisi lama baik dalam jumlah baris, suku kata, maupun rima. Berikut beberapa jenis puisi baru:

a. Balada

Adalah sebuah puisi yang berisi cerita-cerita. Balada terdiri dari 3 bait, masing-masing bait terdiri dari 8 larik, larik pertama memiliki skema rima a-b-a-b-b-c-c-d, kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c, dan skema rima yang terakhir dalam satu bait pertama digunakan sebagai referensi dalam bait-bait selanjutnya.

b. Himne

Adalah puisi baru yang digunakan sebagai pujaan untuk Tuhan, tanah air, pahlawan, dan Lembaga.

c. Ode

Adalah puisi baru yang berisi sanjungan bagi orang yang berjasa. Nada dan gaya Ode sangatlah resmi, bernada anggun, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi maupun suatu peristiwa.

d. Epigram

Adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup.

e. Romansa

Adalah puisi yang berisi luapan perasaan penyair tentang cinta kasih.

f. Elegi

Adalah puisi yang berisi sebuah kesedihan.

g. Satire

Adalah puisi yang berisi sindiran atau kritikan.

h. Distikon

Adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris atau puisi seuntai.

i. Terzinaa

Adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 3 baris.

j. Kuatrain

Adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris.

k. Kuint

Adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 5 baris.

l. Sektet

Adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.

m. Septime

Adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 7 baris.

n. Oktaf atau Stanza

Adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris.

o. Soneta

Adalah jenis puisi baru yang memiliki ciri-ciri puisi terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, pada 2 bait pertama terdiri 4 baris, dan pada 2 bait kedua terdiri 3 baris.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya