Konsumtif Adalah Pemborosan, Ketahui Dampak Buruk dan Ciri-Cirinya

Ketahui pengertian konsumtif, dampak buruk, dan ciri-cirinya.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 19 Jul 2022, 09:57 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2022, 09:30 WIB
Faktor Penyebab Korupsi yang Paling Umum
Ilustrasi Gaya Hidup yang Konsumtif Credit: pexels.com/Andrea

Liputan6.com, Jakarta Konsumtif adalah kata yang masih memiliki makna terkait dengan pemborosan. Konsumtif adalah sebutan untuk perilaku seseorang yang gemar menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang sebenarnya tidak diperlukan.

Konsumtif adalah sifat atau perilaku yang contohnya banyak sekali kita lihat belakangan ini. Perilaku konsumtif mungkin tidak menimbulkan dampak buruk yang bisa dirasakan dalam jangka pendek. Namun konsumtif adalah sifat atau kebiasaan yang bisa menjadi candu yang berujung pada runtuhnya kondisi ekonomi seseorang.

Konsumtif adalah lawan kata produktif. Jika konsumtif adalah hal yang lebih dekat dengan pemborosan yang mana konotasinya negatif, sebaliknya, produktif memiliki makna dengan konotasi yang lebih positif karena bersifat menghasilkan.

Perilaku konsumtif adalah perilaku yang bisa menimbulkan dampak buruk, baik bagi diri sendiri, perekonomian, maupun lingkungan. Sebelum lebih jauh membahas mengenai dampak dari perilaku konsumtif, penting untuk diketahui pengertian kata konsumtif seperti yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (19/7/2022).

Pengertian Konsumtif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsumtif adalah bersifat konsumsi (hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri), bergantung pada hasil produksi pihak lain. Sementara itu menurut Merriam-Webster, konsumtif adalah kecenderungan mengkonsumsi, sifat dan perilaku yang berkaitan dengan atau terpengaruh dengan konsumsi.

Dengan kata lain, konsumtif adalah kecenderungan untuk mengonsumsi atau sering menggunakan segala sesuatu secara boros. Konsumtif adalah wujud dari konsumerisme. Perilaku konsumtif digambarkan sebagai orang yang cenderung membeli produk lebih dari apa yang mereka butuhkan. Konsumtif adalah sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan individu untuk mengonsumsi suatu barang karena rangsangan. Perilaku konsumtif didasarkan pada sifat manusia sebagai makhluk yang tidak pernah puas.

Selain pengertian tersebut, masih ada sejumlah pengertian mengenai konsumtif berdasarkan pandangan para ahli. Berikut adalah sejumlah pengertian konsumtif menurut para ahli.

Pengertian Konsumtif Menurut Peter & Paul

Perilaku konsumtif adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kondisi perilaku dan kejadian sekitar lingkungan dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka.

Pengertian Konsumtif Menurut Engel, Blackwell, & Miniard

Menurut Engel, Blackwell, & Miniard, konsumtif adalah tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.

Perilaku Konsumtif Menurut Dahlan

Menurut Dahlan, konsumtif adalah suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya, serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata.

Pengertian Konsumtif Menurut Lubis

Perilaku konsumtif adalah suatu perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf tidak rasional lagi.

Pengertian Konsumtif Menurut Setiaji

Setiaji mendefinisikan konsumtif adalah kecenderungan seseorang berperilaku berlebihan dalam membeli sesuatu atau membeli secara tidak terencana. Sebagai akibatnya mereka kemudian membelanjakan uangnya dengan membabi buta dan tidak rasional, sekedar untuk mendapatkan barang-barang yang menurut anggapan mereka dapat menjadi simbol keistimewaan.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, konsumtif adalah istilah yang berkaitan dengan paham konsumerisme. Konsumerisme adalah ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok yang menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan, tanpa sadar dan berkelanjutan.

Dalam penggunaan umum, konsumerisme mengacu pada kecenderungan orang yang hidup dalam ekonomi kapitalis untuk terlibat dalam gaya hidup materialisme berlebihan yang berkisar pada konsumsi berlebihan yang refleksif, boros, atau mencolok. Konsumerisme adalah teori bahwa individu yang mengonsumsi barang dan jasa dalam jumlah besar akan lebih baik.

Ciri-Ciri Orang Konsumtif

Kenali! Gaya Hidup Konsumtif Para Kaum Milenial
Gaya Hidup Konsumtif Para Kaum Milenial / copyright shutterstock

Setelah mengetahui pengertian konsumtif, penting juga untuk mengidentifikasi ciri-ciri orang yang memiliki sifat atau perilaku konsumtif. Berikut adalah ciri-ciri orang yang memiliki sifat atau perilaku konsumtif.

Membeli Tidak Sesuai Rencana

Jika kamu membuat rencana tentang apa yang perlu dibeli tetapi secara konsisten kembali dengan lebih dari yang diperkirakan, maka kamu telah jatuh dalam perangkap konsumerisme.

Kehabisan Ruang Penyimpanan

Tanda perilaku konsumtif adalah ketika kamu mulai kehabisan ruang penyimpanan untuk barang-barang. Ini artinya, ada banyak barang yang sudah kamu beli dan menandakan sebuah sifat konsumtif.

Keliru Membeli

Kamu juga sering keliru membeli barang-barang yang sudah dimiliki. Jika kamu mendapatkan sesuatu hanya untuk menyadari bahwa kamu sudah memilikinya, maka kamu mungkin berada jauh di dalam siklus konsumerisme.

Membeli Barang dengan Kredit

Membeli barang secara kredit memang tidak bisa selalu disebut perilaku konsumtif. Membeli barang secara kredit ada yang termasuk produktif, misalnya saja membeli sepeda motor secara kredit untuk narik ojek. Membeli motor secar kredit untuk kepentingan narik ojek jelas tidak bisa disebut konsumtif, karena pembelian tersebut memiliki potensi produksi dan menghasilkan.

Membeli secara kredit yang termasuk konsumtif adalah melakukan pembelian barang atau jasa yang tidak memiliki tujuan produksi atau menghasilkan. Misalnya membeli ponsel seri terbaru hanya untuk bergaya, sementara ponsel yang lama masih berfungsi dengan baik.

Membeli barang mewah yang sebenarnya tidak mampu dibeli hanya demi kepentingan gaya hidup semata. Padahal pembelian di luar kemampuan finansial jelas berisiko pada runtuhnya perekonomian keluarga.

Pembelian Melampaui Besarnya Anggaran

Terkadang, kamu salah memperkirakan berapa banyak yang harus dibelanjakan setiap bulan. Tetapi jika menetapkan anggaran yang realistis dan ternyata masih menghabiskannya, maka kamu mungkin telah memiliki perilaku konsumtif.

Menyesali Pembelian

Tanda paling jelas bahwa kamu memiliki kebiasaan konsumtif adalah menyesali barang yang dibeli. Penyesalan pembeli adalah perasaan yang luar biasa dan ingin dihindari.

Dampak Buruk Perilaku Konsumtif

Kenali! Gaya Hidup Konsumtif Anak Milenial
Minum kopi / copyright shutterstock

Sesekali membeli sesuatu yang diinginkan sebagai self-reward karena telah bekerja keras tentu tidak masalah. Namun jika sikap konsumtif yang ditandai dengan banyaknya jumlah pembelian yang melebihi kebutuhan tentunya akan menimbulkan berbagai macam dampak negatif. Di Bawah ini merupakan dampak negatif dari perilaku konsumtif, antara lain sebagai berikut:

1. Menciptakan gaya hidup boros.

2. Tidak bisa mengendalikan antara pengeluaran dan pemasukan uang.

3. Dapat memicu tekanan sosial.

4. Menambah angka kemiskinan.

5. Mengubah perilaku seseorang seperti memicu sifat ambisius dan rasa tidak puas.

6. Terjadi ketimpangan kelas sosial.

7. Memicu gaya hidup mewah.

Menghindari Perilaku Konsumtif

[Bintang] Editor Says: Millennials dan Lingkaran Setan Perilaku Konsumtif
Editor Says: Millennials dan Lingkaran Setan Perilaku Konsumtif. (Foto: nasongroup.co)

Setelah mengetahui sejumlah dampak negatif dari perilaku konsumtif, penting bagi kita untuk menghindari perilaku ini. Bagi yang sudah memiliki sifat konsumtif seperti gemar berbelanja, tentu akan sulit menghentikan kebiasaan tersebut. Namun bukan berarti sifat konsumtif tidak bisa ditanggulangi. Berikut adalah sejumlah cara untuk menghindari sifat konsumtif.

Berhenti Meniru Gaya Hidup Orang Lain

Hanya karena tetangga, teman sekelas, dan teman mengejar gaya hidup tertentu, tidak berarti kamu juga perlu melakukannya. Jika kamu berpikir akan lebih bahagia dengan mengikuti semua tren terbaru di masyarakat, kamu salah. Tanyakan saja kepada siapa saja yang telah berhenti.

Kenali Kemampuan Diri

Kenali titik pemicu konsumtif. Apakah ada toko tertentu yang mendorong pembelian yang tidak perlu dalam hidup? Apakah ada produk, kecanduan, atau pola harga (penjualan izin) yang meminta respons otomatis darimu? atau mungkin ada emosi tertentu (sedih, kesepian, duka) yang menimbulkan konsumsi mindless. Identifikasi, kenali, dan pahami kelemahan ini.

Cari Makna dari Produk yang Dibeli

Beli hanya apa yang kamu butuhkan. Hanya karena kamu dapat membeli sesuatu bukan berarti kamu harus membeli.

Hitung Setiap Biaya dari Proses Pembelian

Seringkali, ketika membeli suatu barang, pembeli hanya melihat harga stikernya saja. Tapi ini jarang biaya penuh. Pembelian barang atau jasa biasanya juga disertai pajak dan ongkos kirim. Selain itu pembelian suatu barang yang masuk kategori mewah seperti mobil, juga akan melibatkan biaya perawatan dan pajak tahunan.

Uji Batas

Bereksperimenlah dengan tantangan tanpa belanja. Pergi 30 hari tanpa belanja, 60 hari tanpa mengunjungi mal, atau 120 hari tanpa membeli pakaian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya