14 Macam Batik dan Penjelasannya, Batik Jawa Populer Hingga Kini

Macam batik dan penjelasannya yang mencangkum motif batik jawa yang populer hingga kini.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 02 Agu 2022, 14:30 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2022, 14:30 WIB
Batik tulis Desa Keciput
Batik Tulis khas Desa Keciput/Vidio.com.

Liputan6.com, Jakarta Macam batik dan penjelasannya menjadi salah satu materi yang sering dicari untuk bisa lebih mengenal warisan budaya Indonesia ini. Batik yang telah ada sejak jaman dahulu kala, menyimpan banyak nilai budaya dan sejarah di dalam setiap motifnya.

Kaya akan nilai budaya, informasi mengenai macam batik dan penjelasannya dapat membantu mempelajari sejarah dan budaya masyarakat terdahulu .Motif batik terinspirasi dari budaya masa lalu berupa hewan, tumbuhan, bangunan, pola dan warna yang menggambarkan daerah tertentu.

Batik juga menggambarkan bagaimana kehidupan budaya masa lampau, mulai dari kelahiran dan kematian hingga pernikahan dan perang. Mengandung banyak nilai budaya, membuat batik menjadi salah satu kekayaan dan warisan budaya yang harus dijaga dan dikenal baik macam batik dan penjelasannya.

Motif batik juga dipengaruhi oleh letak geografisnya, salah satunya adalah batik yang berkembang di pulau Jawa. Pulau Jawa dikenal sebagai tempat lahirnya batik, dengan ditemukannya bukti pembuatan batik tertua yang ada di Indonesia.

Untuk lebih mengenal motif batik terutama dari pulau Jawa, Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, macam batik dan penjelasannya. Selasa (2/8/2022).

Macam Batik Dan Penjelasannya

Batik Parang Kusumo
Batik Parang Kusumo (batik.or.id/Komarudin/Liputan6.com)

Berikut adalah beberapa motif batik tradisional dari Jawa yang tetap populer hingga saat ini.

1. Parang

Parang yang memiliki arti tebing, punggung bukit, atau lereng dalam bahasa Jawa, dianggap sebagai salah satu pola batik tertua yang ada di Indonesia. Parang adalah salah satu warisan dalam yaitu pola yang dianggap terlarang digunakan sembarang orang karena dulunya diperuntukkan bagi anggota kerajaan Jawa.

Seperti namanya, polanya terdiri dari deretan paralel berbentuk S yang disusun secara diagonal. Pola bergelombang mengacu pada semangat yang tidak ada henti-hentinya untuk memperjuangkan kemenangan, seperti ombak yang menabrak tebing.

Ada beberapa varian corak, antara lain parang barong yang melambangkan kebijaksanaan, dan parang kusuma yang melambangkan kebahagiaan untuk jiwa dan raga.

 

2. Kawung

Motif batik kawung terinspirasi oleh penampang buah kawung atau aren, pola ini terdiri dari empat lingkaran atau elips yang tumpang tindih. Empat segmen melambangkan arah mata angin, sedangkan bagian tengah menandakan elemen alam semesta yang perlu dipahami seseorang untuk mencapai kebijaksanaan.

Meskipun dianggap sebagai pola tersendiri, kawung juga dapat dilihat sebagai bagian dari gabungan pola besar yang disebut ceplok , yang terdiri dari bentuk geometris berulang, termasuk bujur sangkar, persegi panjang dan oval.

 

3. Truntum

Macam batik dan penjelasannya yang selanjutnya adalah untuk motif batik truntum. Truntum yang menyerupai bunga melati kecil atau bintang berkelap-kelip yang tersebar di langit malam. Dalam bahasa Jawa, truntum memiliki arti sesuatu yang terus tumbuh seperti bunga atau tuntunan seperti bintang, dan polanya melambangkan cinta tanpa syarat dan abadi.

Oleh karena itu, pola ini biasanya dikenakan di pesta pernikahan oleh orang tua pengantin, yang berharap dapat membimbing pengantin baru saat mereka memasuki kehidupan baru mereka bersama.

 

4. Gringsing

Gringsing berasal dari kata gering (sakit) dan sing (tidak). Seperti namanya, pola ini digunakan untuk menangkal kejahatan dan kemalangan serta segala penyakit. Kain dengan motif batik ini juga kerap diikatkan di tiang kapal, karena diyakini akan menjamin hasil tangkapan yang melimpah, dan ketika digunakan sebagai gendongan bayi, dipercaya dapat melindungi bayi dari penyakit.

Polanya terinspirasi oleh sisik ikan dengan titik di dalam setiap sisik, melambangkan pusat suci dari mana segala sesuatu memancar. Terkenal di Jawa, motif gringsing juga terkenal di Bali dan dipercaya dapat melindungi pemakainya dari musibah.

Macam Batik Dan Penjelasannya

[Bintang] Hari Batik Nasional Kurang Lengkap Tanpa Tahu Nama dari Motifnya
Motif Kawung | via: pinterest.com

5. Semen

Secara harfiah nama semen memiliki arti tumbuh, itulah sebabnya polanya ditandai dengan sulur, sulur, dan mawar yang melingkar di sekitar suatu objek. Sebuah pola yang melambangkan pertumbuhan dan kehidupan, biasanya terdiri dari tiga elemen  yaitu tanah (tumbuhan atau hewan berkaki empat), air (ikan atau ular) dan udara (burung atau awan).

Setiap pola motif batik semen memiliki makna tersendiri, seperti semen gurdo  yang berarti kekuasaan, semen rama  yang berarti kepemimpinan dan semen kuncara  yang memiliki arti kebahagiaan.

 

6. Alas-alasan

Alas berarti hutan dalam bahasa Jawa, dan alas-alasan bisa berarti "hutan" atau "seperti hutan". Seperti namanya, pola ini menggambarkan hutan yang dipenuhi tumbuhan dan hewan yang juga melambangkan kesuburan serta aspek positif dan negatif dari alam. Dulunya motif ini hanya digunakan untuk upacara penting istana, pernikahan kerajaan, serta ritual di istana yang sakral.

Hewan yang disukai untuk pola ini antara lain gajah, merak, rusa, kupu-kupu, dan harimau. Ketika pengantin wanita memakai pola ini, ia juga dapat memilih untuk memakai cunduk mentul (jepit rambut hias) dalam bentuk binatang yang sama.

 

7. Sawat / Lar

Sawat atau lar berarti “sayap”, motif dengan pola yang menggambarkan sayap dan ekor Garuda, makhluk setengah burung, setengah manusia dalam mitologi Hindu. Pola ini biasanya dipasangkan dengan simbol keberuntungan lainnya yang diilhami oleh mitologi Hindu-Budha, seperti Mahameru yang merupakan gunung suci dan Kalpataru yang merupakan pohon kehidupan.

Sayap Garuda, kendaraan Dewa Wisnu, melambangkan tugas dan kekuasaan raja, dan pola ini dikaitkan dengan kesuksesan. Bila dipadukan dengan pola klasik lainnya seperti parang dan seman , itu menunjukkan posisi seseorang di istana.

 

8. Sekar Jagad

Sekar jagad dapat berarti “bunga alam semesta” atau “peta dunia”. Pola ini pada dasarnya merupakan kumpulan dari beberapa pola batik klasik seperti parang dan ceplok pada satu kain, digambarkan sebagai “pulau” yang terlihat seperti membentuk tambal sulam.

Dengan menggunakan motif batik ini, pemakainya termotivasi untuk berbuat baik dengan mengamati keindahan dan keragaman dunia serta menjaga kedamaian, yang diwakili oleh bunga atau pulau dalam motif batik sekar jagat.

 

9. Mega Mendung

Di antara pola batik pesisir, salah satu yang paling populer adalah mega mendung atau "awan hujan", yang dibentuk oleh serangkaian pola awan berulang yang diadopsi dari imigran Cina. Sementara pola awan asli Cina bulat dan melengkung, mega mendung memanjang, dengan tepi yang lebih tajam.

Tradisi menyatakan harus ada setidaknya tujuh gradasi warna untuk mewakili tujuh lapisan langit, tujuh lapisan bumi dan tujuh hari dalam seminggu. Pola batik pesisir biasanya tidak terkait dengan keraton manapun, tetapi mega mendung merupakan pengecualian karena terkait erat dengan keraton Cirebon di Jawa Barat.

Macam Batik Dan Penjelasannya

Batik Truntum
Mengenakan dan memberikan batik Truntum jadi salah satu cara orang Indonesia dalam merayakan Hari Kasih Sayang.

10. Buketan

Batik Buketan muncul saat masa penjajahan Belanda dan mengalami perkembangan motif dengan menambahkan budaya dari Belanda. Jika batik dengan campuran budaya Cina menampilkan pola berupa awan, burung phoenix dan qilin, budaya Eropa menambahkan unsur alam di dalam batik.

Terutama diproduksi di kota pesisir Pekalongan, buketan menggambarkan buket bunga yang dikelilingi oleh burung dan kupu-kupu. Populer pada abad ke-19, kebanyakan dipakai oleh orang Eropa dan orang-orang yang merupakan keturunan campuran Belanda dan Indonesia.

Pola tersebut juga disukai oleh masyarakat Peranakan Tionghoa di Indonesia yang memunculkan pola buketan mereka sendiri. Bahkan setelah Belanda meninggalkan Indonesia setelah kemerdekaannya, buketan tetap menjadi salah satu motif yang terkenal digunakan Peranakan Tionghoa.

 

11. Sidomukti Magetan

Motif batik yang selanjutnya adalah batik Sidomukti Magetan. Motif ini bisa dikenali dengan mudah. Dasar dari motif ini adalah gambar bambu yang memiliki pola tradisional dan lekukan simetris. Motif ini sangat dipengaruhi oleh budaya tradisional dan cenderung lebih feminim. Gambar bambu sendiri dipengaruhi oleh budaya lokal karena di kawasan ini banyak terdapat pohon bambu.

Tidak hanya itu, gambar bambu dipadukan dengan flora dan fauna dengan warna yang segar. Penjelasan filosofis tentang bambu yang tumbuh berkelompok, mengandung makna bahwa manusia sebagai makhluk sosial perlu menjaga keharmonisan dan kebersamaan.

 

12. Batik Jepara

Jepara adalah tempat kelahiran RA Kartini, salah satu pahlawan Wanita Indonesia, oleh karena itu jenis batik ini sering disebut juga dengan batik Kartini. Pada dasarnya ada dua jenis batik printing Jepara dengan motif lama dan motif baru.

Motif batik jepara lama memiliki corak dengan warna gelap seperti hitam, coklat, hijau tua, dan warna gelap lainnya. Sedangkan motif batik Jepara yang lebih baru lebih variatif pada corak dan warnanya. Batik Jepara mengadopsi unsur ukiran Jepara untuk memperkuat budaya lokal dengan menuangkan karya seni yang saling berhubungan.

 

13. Batik Pekalongan

Berbeda dengan motif batik lainnya yang dipengaruhi oleh budaya lokal, batik Pekalongan dipengaruhi oleh budaya asing yang masuk ke Indonesia melalui aktivitas perdagangan. Pekalongan merupakan tempat yang strategis untuk kegiatan perdagangan dengan orang asing sehingga orang-orang dari Cina, India, dan Arab secara tidak langsung mempengaruhi motif batik di Pekalongan.

Itulah nilai positif batik Pekalongan karena motifnya yang variatif dan menarik. Batik Pekalongan memiliki 3 motif utama yang dipengaruhi oleh asing yaitu Batik Jlamprang yang dipengaruhi oleh budaya Arab dan India, Batik Liong yang mengadopsi pengaruh Cina dan Batik Belanda yang mengadaptasi gaya Belanda.

 

14. Batik Malang

Batik Malang atau Batik Malangan memang tidak sepopuler motif batik lainnya di Jawa namun tetap menarik untuk dilihat dan digunakan. Pada masa kerajaan dahulu ada beberapa motif batik malang seperti sawat kembang (bunga), pring (bambu Jawa), dele kecer (kedelai), anggrek singa, biji kopi belah, bunga juwet, bunga tanjung, daun jeruk, dll.

Tiga ciri utama batik malangan adalah Latar belakangnya yang berupa Candi Badut yang terletak di Malang, Tugu Malang yang dilambangkan dengan singa berbulu putih sebagai lambang kota Malang, dan hiasan pada bagian sampingnya tersusun dari bunga anggrek. yang membentuk pola rantai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya