Kesehatan Mental Adalah Aspek Penting Kehidupan, Pahami Gejala dan Macamnya

Kesehatan Mental adalah salah satu aspek kesehatan yang tidak boleh dilupakan, berikut ini pengertian kesehatan mental, faktor resiko yang dapat mempengaruhi, jenis gangguan kesehatan mental, gejalanya dan cara menjaga kesehatan mental.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 10 Okt 2022, 15:20 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2022, 15:20 WIB
Ilustrasi Kesehatan Mental
Ilustrasi Kesehatan Mental Credit: pexels.com/Alexander

Liputan6.com, Jakarta Kesehatan Mental adalah salah satu aspek kesehatan yang tidak boleh dilupakan. Menurut WHO sendiri, kesehatan mental adalah keadaan sejahtera dimana setiap individu dapat mewujudkan potensi diri sendiri. Sama pentingnya dengan kesehatan fisik, penting untuk menjaga kesehatan mental.

Menjaga kesehatan mental adalah hal yang tidak boleh disepelekan, karena gangguan kesehatan mental tidak hanya mengganggu kehidupan sehari-hari, namun juga dapat mengganggu pikiran, suasana hati dan kualitas hidup. Selain itu jika gangguan kesehatan mental juga dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat.

Menjaga kesehatan mental adalah hal yang harus dilakukan dan diperhatikan oleh setiap orang. Hal ini karena gangguan kesehatan mental bisa dialami oleh siapapun dari segala golongan usia, jenis kelamin dan status sosial.  

Menjadi hal yang penting dalam kehidupan, berikut ini Liputan6.com rangkum dari MedicalNewsToday tentang pengertian kesehatan mental, faktor risiko yang dapat mempengaruhi, jenis gangguan kesehatan mental, gejalanya dan cara menjaga kesehatan mental. Senin (10/10/2022).

Mengenal Kesehatan Mental

Ilustrasi Hari Kesehatan Mental Sedunia
Ilustrasi Hari Kesehatan Mental Sedunia (Wokandapix/Twitter).

Kesehatan mental adalah kondisi yang mengacu pada kognitif, perilaku, dan kesejahteraan emosional. Ini semua tentang bagaimana orang berpikir, merasa, dan berperilaku. Orang terkadang menggunakan istilah "kesehatan mental" untuk mengartikan tidak adanya gangguan mental.

Menjaga kesehatan mental adalah salah satu cara untuk dapat menjaga kemampuan seseorang untuk menikmati hidup. Melakukan ini melibatkan keseimbangan aktivitas hidup, tanggung jawab, dan upaya untuk mencapai ketahanan psikologis.

Sedangkan menurut WHO, Kesehatan mental adalah keadaan sejahtera mental yang memungkinkan orang untuk mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuan mereka, belajar dengan baik dan bekerja dengan baik, dan berkontribusi pada komunitas mereka.

WHO menyatakan bahwa kesehatan mental adalah lebih dari sekedar tidak adanya gangguan mental atau cacat. Kesehatan mental tidak hanya tentang mengelola kondisi aktif tetapi juga menjaga kesehatan dan kebahagiaan yang berkelanjutan. Ini juga menekankan bahwa menjaga dan memulihkan kesehatan mental sangat penting secara individu dan di tingkat komunitas dan masyarakat.

Faktor Risiko Kesehatan Mental

[Fimela] Kesehatan Mental
Ilustrasi kesehatan mental | pexels.com/@anastasia-shuraeva

Setiap orang berisiko mengalami gangguan kesehatan mental, tanpa memandang usia, jenis kelamin, pendapatan, atau etnis. Keadaan sosial dan keuangan, pengalaman masa kecil yang merugikan, faktor biologis, dan kondisi medis yang mendasari, semuanya dapat membentuk kesehatan mental seseorang.

Penting untuk dicatat bahwa kesehatan mental yang baik tergantung pada keseimbangan faktor yang rumit dan beberapa elemen dapat berkontribusi untuk mengembangkan gangguan ini. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat berkontribusi pada gangguan kesehatan mental.

1. Tekanan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan

Memiliki kemampuan finansial yang terbatas atau termasuk dalam kelompok etnis yang terpinggirkan atau teraniaya dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental. Studi terkait menjelaskan beberapa penyebab sosioekonomi terhadap kondisi kesehatan mental, termasuk kemiskinan dan tinggal di pinggiran kota besar.

Para peneliti juga menggambarkan faktor fleksibel dan tidak fleksibel yang mempengaruhi ketersediaan dan kualitas perawatan kesehatan mental untuk kelompok tertentu. Faktor yang dapat dimodifikasi untuk gangguan kesehatan mental meliputi kondisi sosial ekonomi, pekerjaan, tingkat keterlibatan sosial seseorang dan pendidikan.

Sedangkan faktor yang tidak dapat dimodifikasi meliputi jenis kelamin, usia, etnis dan kebangsaan. Para peneliti menemukan bahwa menjadi perempuan meningkatkan risiko status kesehatan mental yang rendah hampir 4 kali lipat. Orang dengan status ekonomi lemah juga mendapat skor tertinggi untuk kondisi kesehatan mental dalam penelitian ini.

2. Kesulitan pada masa kecil

Beberapa studi mendukung bahwa pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan seperti pelecehan anak, kehilangan orang tua, perpisahan orang tua, dan penyakit orang tua secara signifikan mempengaruhi kesehatan mental dan fisik anak yang sedang tumbuh.

Ada juga hubungan antara pelecehan masa kanak-kanak dan efek samping lainnya dengan berbagai gangguan psikotik. Pengalaman ini juga membuat orang rentan terhadap gangguan stres pascatrauma (PTSD).

3. Faktor biologis

Studi lain menunjukkan bahwa riwayat keluarga genetik juga dapat meningkatkan kemungkinan kondisi kesehatan mental karena gen dan varian gen tertentu menempatkan seseorang pada risiko yang lebih tinggi. Namun, banyak faktor lain yang berkontribusi terhadap perkembangan gangguan ini.

Memiliki gen yang terkait dengan gangguan kesehatan mental tidak menjamin bahwa suatu kondisi akan berkembang. Orang tanpa gen terkait atau riwayat keluarga penyakit mental masih dapat memiliki masalah kesehatan mental. Stres kronis dan kondisi kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan dapat berkembang karena masalah kesehatan fisik yang mendasarinya, seperti kanker, diabetes dan penyakit kronis lainnya.

Jenis Gangguan Kesehatan Mental

5 Mitos dan Fakta Seputar Masalah Kesehatan Mental Anak, Orang Tua Wajib Tahu
Masalah kesehatan mental bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal batas usia, termasuk anak-anak. (Foto: Unsplash.com/Chinc Le Duc),

Jenis Gangguan Kesehatan Mental

Gangguan mental tertentu dikelompokkan bersama karena fitur yang mereka miliki bersama. Jenis gangguan jiwa terdiri dari gangguan kecemasan gangguan suasana hati dan gangguan skizofrenia. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan umum melibatkan kekhawatiran atau ketakutan berlebihan yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Orang mungkin juga mengalami gejala fisik, termasuk kegelisahan, kelelahan, konsentrasi buruk, otot tegang dan tidur terganggu

Mereka mungkin mengalami kecemasan yang berlebihan ketika menghadapi situasi sehari-hari yang tidak menimbulkan bahaya langsung, seperti tugas atau janji. Seseorang dengan gangguan kecemasan umum terkadang merasakan kecemasan tanpa pemicu sama sekali. Contoh gangguan kecemasan diantaranya adalah:

- OCD: Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) memiliki obsesi dan kompulsi. Dengan kata lain, mereka mengalami pikiran stres yang konstan dan dorongan kuat untuk melakukan tindakan berulang, seperti mencuci tangan.

- PTSD: PTSD dapat terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang sangat menegangkan atau traumatis. Orang tersebut berpikir bahwa hidup mereka selalu dalam bahaya. Mereka mungkin merasa takut atau bahwa mereka tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi.

2. Gangguan suasana hati

Orang juga dapat menyebut gangguan suasana hati atau mood sebagai gangguan afektif atau gangguan depresi. Orang dengan kondisi ini memiliki perubahan suasana hati yang signifikan. Umumnya melibatkan periode energi dan kegembiraan yang tinggi atau depresi. Contoh gangguan suasana hati diantaranya adalah:

- Gangguan bipolar: Seseorang dengan gangguan bipolar mengalami perubahan yang tidak biasa dalam suasana hati, tingkat energi, tingkat aktivitas dan kemampuan mereka untuk melanjutkan kehidupan sehari-hari. Periode suasana hati yang tinggi dikenal sebagai fase manik, sedangkan fase depresi menyebabkan suasana hati yang rendah.

- Depresi berat: Seorang individu dengan depresi berat mengalami suasana hati yang rendah terus-menerus dan kehilangan minat dalam kegiatan dan peristiwa yang mereka nikmati sebelumnya. Mereka bisa merasakan kesedihan yang berkepanjangan atau kesedihan yang luar biasa.

3. Gangguan Skizofrenia

Istilah skizofrenia sering mengacu pada spektrum gangguan yang ditandai dengan ciri psikotik dan gejala berat lainnya. Ini adalah kondisi yang sangat kompleks. Individu akan memiliki pemikiran yang tampak terfragmentasi dan mungkin juga merasa sulit untuk memproses informasi.

Skizofrenia memiliki gejala negatif dan positif. Gejala positif termasuk delusi, gangguan pikiran, dan halusinasi, sedangkan penarikan diri, kurangnya motivasi, dan suasana hati yang datar atau tidak sesuai adalah contoh gejala negatif.

Tanda Awal Mengalami Gangguan Kesehatan Mental

Stres Kerja Bisa Picu Goyahnya Kesehatan Mental
Foto Ilustrasi

Tanda Awal Mengalami Gangguan Kesehatan Mental

Tidak ada tes fisik atau pemindaian yang dapat diandalkan untuk menunjukkan apakah seseorang telah mengembangkan penyakit mental. Namun, orang-orang harus memperhatikan hal-hal berikut sebagai kemungkinan tanda-tanda gangguan kesehatan mental:

- Menarik diri dari teman, keluarga, dan rekan kerja

- Menghindari aktivitas yang biasanya mereka nikmati

- Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit

- Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit

- Merasa putus asa

- Memiliki energi yang rendah secara terus menerus

- Menggunakan zat pengubah suasana hati, termasuk alkohol dan nikotin.

- Menampilkan emosi negatif

- Tidak dapat menyelesaikan tugas sehari-hari, seperti bekerja atau memasak makanan

- Memiliki pikiran atau ingatan yang terus-menerus muncul kembali secara teratur

- Berpikir untuk menyebabkan kerusakan fisik pada diri mereka sendiri atau orang lain

- Mendengar suara dan mengalami delusi.

Mendiagnosis gangguan kesehatan mental membutuhkan proses multi-langkah. Seorang dokter mungkin mulai dengan melihat riwayat kesehatan seseorang dan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh untuk menyingkirkan kondisi fisik atau masalah yang mungkin menyebabkan gejala.

Dokter juga akan melakukan evaluasi psikologis. Ini termasuk menanyakan tentang gejala, pengalaman, dan bagaimana hal ini mempengaruhi kehidupan mereka. Terkadang, dokter mungkin meminta seseorang untuk mengisi kuesioner kesehatan mental untuk mendapatkan gambaran tentang pikiran, perasaan, dan pola perilaku seseorang.

Cara Menjaga Kesehatan Mental

5 Manfaat Bicara dengan Diri Sendiri, Bantu Jaga Kesehatan Mental
Bukan gangguan jiwa, bicara dengan diri sendiri justru bermanfaat untuk kesehatan mental. (pexels/tirachard kumtanom).

Cara Menjaga Kesehatan Mental

Mempraktikkan perawatan diri dapat membantu meningkatkan kesehatan mental seseorang dengan mengurangi risiko penyakit, meningkatkan tingkat energi, dan mengelola stres. WHO menyarankan beberapa tips untuk membantu seseorang memulai rutinitas perawatan diri dengan cara:

- Olahraga teratur: Berolahraga selama 45 menit, tiga hingga lima kali seminggu,bisa secara signifikan meningkatkan kesehatan mental.

- Makan makanan yang seimbang dan tetap terhidrasi: Makan makanan yang bergizi dan seimbang dan tetap terhidrasi dapat memberikan pasokan energi yang konstan sepanjang hari.

- Tidur berkualitas: Sebuah tinjauan tahun 2021 dari beberapa studi menemukan bahwa peningkatan yang lebih signifikan dalam kualitas tidur menyebabkan peningkatan yang lebih besar dalam kesehatan mental seseorang.

- Lakukan aktivitas santai: Latihan pernapasan, meditasi, aplikasi kesehatan dan jurnal dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

- Berlatih rasa syukur: Orang dapat melatih perhatian dan rasa syukur dengan secara aktif mengidentifikasi hal-hal yang mereka syukuri setiap hari.

- Tantang pikiran negatif: Seseorang dapat mempraktikkan kepositifan dengan menyadari pikiran negatif yang tidak membantu mereka dan menantangnya.

- Carilah interaksi sosial yang positif: Menghubungkan dan memelihara koneksi dan hubungan yang bermakna mengurangi stres dan juga dapat menjadi sumber dukungan dan bantuan praktis pada saat dibutuhkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya