Liputan6.com, Jakarta Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak pertama ditemukan tewas di rumahnya di Mertoyudan Magelang. Setiga korban ternyata meninggal diracun oleh si anak bungsu. Setelah melalui proses autopsi dan bukti di tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan bahwa salah satu senyawa dalam racun tersebut mengandung arsenik.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Apa itu arsenik? Apakah Anda pernah mendengar nama unsur kimia yang memiliki simbol As dan nomor atom 33 dalam tabel periodik ini? Arsenik merupakan bahan metaloid yang terkenal beracun. Senyawa arsenik kerap dimanfaatkan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam berbagai aloy.Â
Arsenik juga kerap digunakan untuk keperluan pertambangan dan industri, oleh sebab itu biasanya para pekerja tambang dan industri mengetahui apa itu arsenik. Zat ini banyak digunakan sebagai campuran pengolahan kaca, pigmen, tekstil, kertas, perekat logam, pengawet kayu, amunisi, dan lain-lain.
Sebenarnya arsenik secara alami dapat ditemukan pada air laut dan tanah. Hal ini mengakibatkan hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya juga memiliki kandungan arsenik. Berikut ulasan Liputan6.com tentang apa itu arsenik yang dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (30/11/2022).
Apa itu Arsenik dan Kegunaannya
Apa Itu arsenik? Arsenik secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan Fosfor, dan sering dapat digunakan sebagai penggantinya dalam berbagai reaksi biokimia. Arsenik memiliki sifat beracun yang sangat mematikan.
Ketika dipanaskan, arsenik akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenik, yang berbau seperti bawang putih. Arsenik juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu.Â
Arsenik sudah dikenal sejak zaman dahulu. Pada zaman perunggu arsenik digunakan sebagai bahan campuran membuat barang-barang dari perunggu supaya menjadi lebih keras. Arsenik juga kerap digunakan sebagai bahan pelapis keris yang dipercaya membangkitkan penampilan pamor keris dengan mempertegas kontras pada pamor. Penggunaan arsenik pada pelapis keris juga meningkatkan daya bunuh senjata tersebut karena sifatnya yang beracun.
Wanita zaman Victoria menggunakan arsenik untuk memutihkan wajah. Pada zaman itu kulit putih pucat merupakan standar kecantikan kaum wanita. Mereka membubuhkan bubuk arsenik langsung ke kulit agar mendapatkan warna kulit yang putih. Tentu ini bukan cara yang aman untuk menjadi cantik. Saat ini cara ini sudah tidak digunakan lagi karena membahayakan kesehatan.
Sifatnya yang beracun dan mematikan membuat arsenik banyak digunakan sebagai senjata dalam tindakan pembunuhan. Racun arsenik merupakan racun mematikan dan yang sulit terdeteksi karena tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak memiliki rasa. Pada zaman dahulu penggunaan arsenik sebagai racun sangat sulit dibuktikan, sampai ditemukannya tes marsh yang merupakan tes kimia sensitif untuk mengetes keberadaan arsenik.
Arsenik Dapat Ditemukan di Lingkungan Sekitar
Arsenik merupakan senyawa kimia yang dihasilkan secara alami dalam kerak bumi. Zat ini secara alami dapat ditemukan dalam air, udara, dan tanah Itu sebabnya arsenik juga ditemukan dalam beberapa jenis makanan, seperti makanan laut, susu, hingga daging.
Arsenik terbagi dalam dua jenis, yaitu arsenik organik dan arsenik inorganik. Arsenik organik biasanya digunakan dalam pembuatan obat pembunuh serangga (insektisida) yang tidak berbahaya bagi manusia jika terpapar dalam jumlah kecil. Arsenik inorganik biasanya digunakan di industri tekstil atau pertambangan yang bisa ditemukan dalam bentuk gas dan sangat beracun jika terhirup. Arsenik jenis ini lebih berbahaya daripada arsenik organik, dan kerap digunakan untuk membunuh.
Mengkonsumsi air atau bahan makanan yang mengandung arsenik dalam jangka panjang dan jumlah banyak dapat memicu terjadinya keracunan arsenik. Keracunan arsenik adalah kondisi ketika seseorang terpapar arsenik dalam kadar tinggi. Kondisi ini juga dapat dialami oleh para pekerja di industri dan tambang yang kerap bersinggungan dengan arsenik saat bekerja.Â
Advertisement
Dampak Paparan Arsenik bagi Kesehatan
Gejala yang timbul akibat keracunan arsenik tergantung pada jangka waktu paparan dan kadar arsenik yang masuk kedalam tubuh. Beriku gejala yang ditimbulkan akibat paparan arsenik dalam jumlah banyak.
- Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, sakit perut, atau diare
- Kram otot
-. Gangguan irama detak jantung atau aritmia
- Rasa kesemutan di jari tangan dan kaki
- Urine berwarna gelap
- Dehidrasi
- Gangguan di otak, seperti sakit kepala, kejang, atau delirium
- Napas dan urine beraroma seperti bawang putih
Jika tidak segera diatasi gejalanya akan semakin parah. Seorang yang terpapar arsenik terus-menerus dalam jangka panjang akan sulit ditolong. Berikut gejala yangditimbulkan oleh paparan arsenik dalam jangka panjang.
- Perubahan di kulit, seperti kulit yang menggelap, tumbuhnya kutil, atau timbul ruam kulit
- Muncul garis-garis putih di kuku, yang disebut sebagai garis Mees
- Gangguan pencernaan yang berkepanjangan
- Sering kesemutan dan mati rasa
- Gangguan koordinasi gerak otot tubuhÂ
Mendeteksi Keracunan Arsenik
Setelah mengetahui apa itu arsenik dan dampak yang diakibatkan dari paparannya, ada baiknya mengetahui cara mendeteksi keracunan arsenik dan cara penanganannya. Untuk mendiagnosis keracunan arsenik, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami pasien, serta tempat tinggal dan pekerjaan pasien.Â
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada pasien. Tes yang akan dilakukan oleh dokter untuk mengetahui kadar arsenik dalam tubuh pasien adalah tes darah, tes urine, tes kadar arsenik dari kuku dan rambut, serta elektrokardiogram.
Kadar arsenik dalam tubuh dianggap berlebih jika melebihi 50 mikrogram per liter darah atau urine. Namun, keracunan akut dan berbahaya dapat terjadi dengan kadar arsenik yang mencapai 5-100 kali lipat dari angka tersebut.
Penanganan Keracunan Arsenik
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus yang dapat mengatasi keracunan arsenik. Cara terbaik adalah menghindari paparan arsenik secara berlebih. Namun ada upaya medis yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari paparan arsenik yang berlebih.
Upaya medis yang akan dilakukan dokter untuk mengeluarkan racun arsenik dan menangani keracunan arsenik diantaranya, transfusi darah, memberikan inum obat jantung dalam kasus di mana jantung mulai gagal, dan memberikan suplemen mineral yang menurunkan risiko masalah irama jantung. Dokter juga akan mengamati fungsi ginjal dan melakukan irigasi usus untuk mengeluarkan arsenik yang masih berada di dalam usus.
Ada pula terapi chelation yang bertujuan mengisolasi arsenik di dalam tubuh menggunakan bahan kimia tertentu, termasuk asam dimercaptosuccinic dan dimercaprol. Terapi ini bertujuan untuk mengikat zat arsenik dalam darah agar bisa dibuang melalui urine.