Liputan6.com, Jakarta Devaluasi adalah suatu kebijakan moneter yang dikeluarkan pemerintah melalui bank sentral untuk menurunkan nilai mata uang terhadap mata uang asing. Langkah ini biasanya diambil untuk mendorong ekspor.
Baca Juga
Advertisement
Dengan nilai mata uang yang lebih rendah dari sebelumnya, makan harga produk barang atau jasa dari negara tersebut akan menjadi lebih murah. Harga yang lebih murah inilah yang diharapkan dapat mendorong ekspor barang.
Sebaliknya, devaluasi dapat menekan impor. Ini karena devaluasi adalah kebijakan yang membuat nilai mata uang menjadi lebih rendah terhadap mata uang asing. Dengan begitu, harga barang atau produk luar negeri akan menjadi lebih mahal dari sebelumnya.
Dengan biaya impor yang jauh lebih mahal, diharapkan konsumen domestik kurang bersedia membeli barang. Devaluasi adalah sebuah kebijakan yang bisa diambil ketika pemerintah ingin mendorong ekspor dan menekan impor.
Untuk lebih memahami apa itu devaluasi, berikut adalah penjelasan selengkapnya seperti yang sudah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (26/12/2022).
Contoh Negara yang Pernah Mengambil Kebijakan Devaluasi
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, devaluasi adalah kebijakan moneter yang diambil pemerintah melalui bank sentral untuk menurunkan nilai mata uang terhadap mata uang asing. Kebijakan ini pernah dipraktikkan oleh pemerintah Tiongkok.
Dikutip dari Corporate Finance Institute, pemerintah Tiongkok sebelumnya pernah mengambil kebijakan devaluasi. Langkah tersebut diambil untuk meningkatkan angka Produk Domestik Bruto (PDB). Selain itu, devaluasi adalah kebijakan yang diambil Tiongkok demi tujuan untuk memenangkan persaingan perdagangan global.
Jika Anda bertanya-tanya mengapa produk buatan Tiongkok cenderung lebih murah, salah satunya adalah kebijakan devaluasi yang diambil oleh pemerintah Tiongkok.
Pada tahun 2016, Tiongkok mengambil kebijakan devaluasi untuk menurunkan nilai mata uangnya terhadap mata uang asing, terutama dolar Amerika Serikat. Namun, Presiden Donald Trump yang saat itu menjabat, mengenakan tarif pada barang-barang Tiongkok sebagai reaksi atas langkah tersebut.
Contoh lain adalah pada bulan Maret 2016, ketika bank sentral Mesir mengurangi nilai pound Mesir sebesar 14% relatif terhadap dolar AS untuk mengurangi potensi aktivitas pasar gelap. Namun, pasar gelap di Mesir merespons dengan mendepresiasi konversi nilai tukar antara dolar AS dan pound Mesir.
Advertisement
Kelebihan dan Kekurangan Devaluasi
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, devaluasi adalah kebijakan yang diambil pemerintah suatu negara untuk menurunkan mata uang terhadap mata uang asing. Dalam beberapa hal, devaluasi dapat memberikan keuntungan, salah satunya adalah mendorong ekspor. Meski demikian, bukan berarti devaluasi tidak memiliki kekurangan.
Adapun kekurangan devaluasi adalah sebagai berikut:
1. Inflasi. Devaluasi cenderung menyebabkan inflasi karena biaya impor akan lebih mahal, serta permintaan agregat meningkat.
2. Mengurangi daya beli warga negara untuk produk dan layanan di luar negeri. Misalnya, untuk bisa berlibur di luar negeri jadi membutuhkan biaya yang lebih mahal.
5. Devaluasi yang besar dan cepat dapat menakuti investor asing. Ini karena investor kurang bersedia memegang utang pemerintah karena devaluasi secara efektif mengurangi nilai riil kepemilikan mereka. Dalam beberapa kasus, devaluasi yang cepat dapat memicu pelarian modal.
5. Jika konsumen memiliki utang dalam mata uang asing – setelah devaluasi, maka nilai utang mereka akan semakin meningkat. Hal ini terjadi di Hungaria ketika banyak yang mengambil hipotek dalam mata uang asing dan setelah devaluasi menjadi sangat mahal untuk melunasi hipotek berdenominasi Euro.
Keuntungan Devaluasi
Adapun kelebihan devaluasi adalah sebagai berikut:
1. Ekspor menjadi lebih murah dan lebih kompetitif untuk pembeli asing. Oleh karena itu, ini memberikan dorongan untuk permintaan domestik dan dapat menyebabkan penciptaan lapangan kerja di sektor ekspor.
2. Tingkat ekspor yang lebih tinggi akan mengarah pada perbaikan defisit transaksi berjalan. Hal ini penting jika negara tersebut memiliki defisit transaksi berjalan yang besar karena kurangnya daya saing.
3. Ekspor yang lebih tinggi dan permintaan agregat dapat menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
4. Devaluasi adalah cara yang tidak terlalu merusak untuk memulihkan daya saing daripada 'devaluasi internal'. Devaluasi internal bergantung pada kebijakan deflasi untuk menurunkan harga dengan mengurangi permintaan agregat. Devaluasi dapat memulihkan daya saing tanpa mengurangi permintaan agregat.
5. Dengan keputusan untuk mendevaluasi mata uang, Bank Sentral dapat memangkas suku bunga karena tidak perlu lagi menopang mata uang dengan suku bunga yang tinggi.
Advertisement
Dampak Devaluasi
Devaluasi adalah kebijakan yang diambil pemerintah pusat melalui bank sentral untuk menurunkan nilai mata uang terhadap mata uang asing. Kebijakan ini tentu akan menimbulkan sejumlah dampak. Adapun dampak devaluasi adalah sebagai berikut:
1. Ketika masa resesi, devaluasi dapat membantu mendorong pertumbuhan tanpa menyebabkan inflasi.
2. Devaluasi mungkin memakan waktu cukup lama untuk meningkatkan neraca berjalan karena permintaan bersifat inelastis dalam jangka pendek. Namun, jika permintaan bersifat elastis terhadap harga, maka akan menyebabkan peningkatan permintaan ekspor yang relatif lebih besar.
3. Jika negara telah kehilangan daya saing dalam nilai tukar tetap, devaluasi dapat bermanfaat dalam mengatasi penurunan daya saing tersebut.
4. Ekonomi yang bergantung pada impor bahan mentah mungkin mengalami dampak serius terkait peningkatan biaya akibat devaluasi, yang membuat barang-barang pokok dan makanan menjadi lebih mahal.