9 Manfaat Antibiotik dan Indikasi Penggunaannya, Bisa Cegah Komplikasi dan Infeksi

Manfaat antibiotik umumnya bisa mencegah infeksi dan kompilkasi pada kesehatan.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 30 Jan 2023, 12:50 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2023, 12:50 WIB
Ilustrasi antibiotik
Ilustrasi antibiotik. Kredit: Arek Socha via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Manfaat antibiotik, dapat bekerja dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Namun yang perlu Anda ketahui adalah antibiotik tidak efektif terhadap infeksi virus, seperti flu atau pilek. Penggunaan yang berlebihan atau tidak tepat dari antibiotik, dapat menyebabkan resistensi bakteri terhadap obat serta menyebabkan infeksi yang sulit diobati.

Manfaat antibiotik dapat digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pencernaan dan infeksi saluran kemih. Oleh sebab itu, Anda perlu mengetahui dan membatasi penggunaan antibiotik secara berlebihan. Anda hanya perlu mengonsumsi antibiotik saat diperlukan, dan sesuai dengan resep dokter. Dokter akan menentukan jenis antibiotik juga dosis yang sesuai, untuk infeksi berdasarkan tipe bakteri yang menyebabkan infeksi. 

Sangat penting bagi Anda untuk selalu mengikuti instruksi penggunaan antibiotik, baik itu waktu pemberian, jumlah dosis yang diberikan, dan jangka waktu pengobatan. Jangan berhenti minum antibiotik sebelum waktunya, meskipun merasa baik, karena bakteri mungkin masih ada dan dapat menyebabkan infeksi kembali. Berikut ini manfaat antibiotik yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (30/1/2023).

Manfaat Antibiotik

[Fimela] Antibiotik
Ilustrasi antibiotik | unsplash.com/@lunarts

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan bakteri. Berikut adalah beberapa manfaat antibiotik:

- Menyembuhkan infeksi kulit

Manfaat antibiotik dapat mengatasi infeksi kulit, seperti infeksi kulit streptokokus, impetigo, dan folliculitis.

- Menyembuhkan infeksi saluran kencing

Antibiotik dapat digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kencing, seperti pielonefritis (infeksi ginjal), cistitis (infeksi kandung kemih), dan prostatitis.

- Mencegah infeksi pascabedah

Antibiotik dapat digunakan untuk mencegah infeksi setelah operasi, seperti infeksi luka bedah, infeksi pasca-bedah seperti pasca-sectio caesarea, dan infeksi pascainsisi.

- Menyembuhkan infeksi tulang dan sendi

Manfaat antibiotik dapat digunakan untuk mengatasi infeksi tulang dan sendi, seperti osteomielitis (infeksi tulang) dan artritis septik (infeksi sendi).

- Menyembuhkan infeksi saluran kemih

Antibiotik dapat digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kemih, seperti cystitis dan urethritis. Konsultasikan dengan dokter untuk memastikan bahwa antibiotik yang digunakan sesuai dengan indikasi dan dosis yang tepat.

- Mencegah komplikasi pada pasien dengan penyakit kronis

Antibiotik dapat digunakan untuk mencegah infeksi pada pasien dengan penyakit kronis, seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung, yang membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi.

- Menyembuhkan infeksi saluran pencernaan

Manfaat antibiotik dapat digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pencernaan, seperti infeksi usus, gastroenteritis, dan infeksi saluran cerna lainnya.

- Mencegah infeksi pada pasien yang memerlukan perawatan intensif

Antibiotik dapat digunakan untuk mencegah infeksi pada pasien yang memerlukan perawatan intensif, seperti pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) atau yang memerlukan ventilator.

- Menyembuhkan infeksi klamidia

Antibiotik dapat digunakan untuk mengatasi infeksi klamidia, salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang paling umum. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua infeksi bisa disembuhkan dengan antibiotik. Virus, seperti flu dan infeksi saluran pernapasan akut, tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik dan harus diterapi dengan obat lain. 

Contoh Antibiotik dan Indikasi Penggunaannya

Resistensi Antibiotik
India dilanda pandemi baru, berikut penjelasan mengenai Superbug. (pexels.com/Karolina Grabowska)

1. Penicillin

Terdiri dari beberapa jenis, seperti penicillin V dan penicillin G. Digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri, seperti streptokokus (seperti tonsilitis dan sakit tenggorokan), stafilokokus (seperti infeksi kulit), dan beberapa jenis bakteri lainnya.

2. Erythromycin

Digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri, seperti infeksi saluran pernapasan atas (seperti bronkitis dan pneumonia), infeksi kulit (seperti impetigo), dan infeksi saluran pencernaan (seperti gastritis).

3. Tetracycline

Antibiotik ini digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri, seperti infeksi kulit (seperti jerawat), infeksi saluran pernapasan (seperti infeksi paru-paru), dan infeksi saluran pencernaan (seperti diare akibat infeksi).

4. Amoxicillin

Digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri, seperti infeksi saluran pernapasan (seperti sinusitis dan tonsilitis), infeksi kulit (seperti infeksi telinga), dan infeksi saluran pencernaan (seperti infeksi usus).

5. Ciprofloxacin

Berguna untuk mengatasi infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kencing (seperti infeksi saluran kemih), infeksi saluran pernapasan (seperti pneumonia), dan infeksi saluran pencernaan (seperti infeksi usus).

6. Vancomycin

Dapat digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotik lain, seperti infeksi saluran kencing (seperti infeksi saluran kemih), infeksi saluran pernapasan (seperti infeksi paru-paru), dan infeksi saluran pencernaan (seperti Clostridium difficile).

7. Metronidazole

Digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri anaerob, seperti infeksi rongga mulut (seperti gingivitis), infeksi saluran pencernaan (seperti diare akibat infeksi), dan infeksi panggul (seperti endometritis). Konsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa antibiotik yang digunakan sesuai dengan indikasi dan dosis yang tepat.

Bahaya Konsumsi Antibiotik

Amoxylin
Ilustrasi pil antibiotik jenis amoxylin. (Sumber Pixabay)

Mengonsumsi antibiotik secara tidak sesuai atau tanpa resep dari dokter dapat menyebabkan efek samping seperti diare, reaksi alergi, dan resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik adalah kondisi di mana bakteri menjadi resisten terhadap efek dari antibiotik, sehingga antibiotik tidak lagi efektif dalam mengobati infeksi. Hal ini dapat menyebabkan infeksi yang sulit diobati dan meningkatkan risiko komplikasi dan kematian. Oleh karena itu, antibiotik harus digunakan hanya sesuai dengan resep dokter dan dalam dosis yang tepat.

Mengonsumsi antibiotik secara tidak sesuai dapat menyebabkan beberapa efek samping yang serius, termasuk:

- Diare, di mana saat mengonsumsi antibiotik dapat menyebabkan kerusakan pada flora usus dan menyebabkan diare.

- Beberapa orang dapat mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi antibiotik, termasuk gatal-gatal, ruam, sesak napas, dan anafilaksis (reaksi alergi yang serius).

- Mengonsumsi antibiotik secara tidak sesuai, dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap efek dari antibiotik. Ini berarti bahwa jika Anda terinfeksi dengan jenis bakteri yang resisten, antibiotik yang biasanya digunakan untuk mengobatinya tidak akan efektif.

- Beberapa jenis antibiotik dapat merusak ginjal atau hati jika digunakan dalam jangka waktu yang lama atau dalam dosis yang tinggi.

- Beberapa antibiotik dapat berinteraksi dengan obat lain yang Anda minum, sehingga memperburuk efek samping atau menyebabkan interaksi yang tidak diinginkan.

- Penting untuk diingat bahwa antibiotik hanya efektif untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri, dan tidak efektif untuk mengobati infeksi virus seperti flu atau pilek. Mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter dapat menyebabkan penggunaan antibiotik yang tidak efektif dan meningkatkan risiko resistensi antibiotik. 

Cara Untuk Mengurangi Risiko dari Konsumsi Antibiotik

Setelah mengetahui manfaat antibiotik dan bahaya yang ditimbulkan, maka ada beberapa cara untuk mengurangi risiko saat mengonsumsi antibiotik adalah sebagai berikut: 

- Gunakan antibiotik hanya jika dibutuhkan, karena antibiotik hanya efektif untuk mengobati infeksi bakteri, bukan virus. Sebaiknya hanya mengonsumsi antibiotik jika direkomendasikan oleh dokter.

- Sebelum memulai konsumsi antibiotik, sampaikan informasi tentang riwayat alergi dan obat lain yang sedang dikonsumsi kepada dokter, sehingga dokter dapat memastikan bahwa antibiotik yang direkomendasikan aman untuk dikonsumsi.I

- Pastikan untuk mengikuti dosis dan durasi yang ditentukan oleh dokter saat mengonsumsi antibiotik, dan jangan berhenti mengonsumsinya sebelum waktunya meskipun sudah merasa lebih baik.

- Konsumsi probiotik dan makan makanan yang kaya akan bifidobakteria dan lactobacillus, dapat membantu menjaga keseimbangan mikroflora usus dan mengurangi risiko kerusakan usus akibat konsumsi antibiotik.

- Hindari mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter, karena dapat memperburuk infeksi dan meningkatkan risiko resistensi antibiotik. Dengan mengikuti cara-cara ini, maka dapat meminimalisir risiko dari konsumsi antibiotik, dan memastikan bahwa antibiotik dapat bekerja dengan efektif untuk mengobati infeksi bakteri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya