Liputan6.com, Jakarta - Aamiin allahumma aamiin artinya apa? Arti aamiin allahumma aamiin dalam bahasa Indonesia adalah kabulkanlah ya Allah kabulkanlah. Ucapan aamiin allahumma aamiin menjadi penutup doa agar dikabulkan.
Baca Juga
Advertisement
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Ghafir ayat 60 yang artinya:
"Dan Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina."
Dalam buku berjudul Indah pada Waktunya (2018) oleh Tita Dewi Utara, penutup doa aamiin allahumma aamiin adalah ucapan meminta kepada Allah SWT agar mengabulkan doa. Ucapan aamiin allahumma aamiin menjadi permohonan agar Allah memberikan ridanya.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang arti aamiin allahumma aamiin dalam bahasa Indonesia, Jumat (3/2/2023).
Aamiin Allahumma Aamiin Artinya Penutup Doa
Aamiin allahumma aamiin adalah ucapan dalam bahasa Arab yang umumnya digunakan sebagai penutup doa. Ucapan aamiin allahumma aamiin artinya “kabulkanlah ya Allah kabulkanlah” dalam bahasa Indonesia. Penutup doa aamiin allahumma aamiin tulisan Arabnya (آمِيْن اللّهُمَّ آمِيْن).
Tulisan Arab:
آمِيْن اللّهُمَّ آمِيْ
Tulisan Latin:
Aamiin Allahumma Aamiin
Artinya:
Kabulkanlah Ya Allah Kabulkanlah
Arti aamiin allahumma aamiin yang lain, “perkenankanlah ya Allah kabulkanlah pintaku” dalam bahasa Indonesia. Bagaimana pun arti aamiin allahumma aamiin, ini ucapan penutup doa yang dengan sungguh memohon doa-doa baik itu dikabulkan oleh Allah SWT.
Dalam buku berjudul Indah pada Waktunya (2018) oleh Tita Dewi Utara, penutup doa aamiin allahumma aamiin adalah ucapan meminta kepada Allah SWT agar mengabulkan doa. Ini diperkuat dengan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim sebagai berikut:
“Wahai hamba-Ku, kalian semua kelaparan, kecuali orang yang aku berikan makan. Maka mintalah makan kepadaku, niscaya aku akan berikan. Wahai hamba-Ku, kalian semua tidak berpakaian, kecuali yang aku berikan pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya akan aku berikan.” (HR. Muslim)
Ulama ada pula yang mengatakan, mengucapkan aamiin allahumma aamiin adalah bagian dari adab berdoa.
Dalam buku berjudul Fiqih Islam wa Adilatuhu Jilid 2 (2021) oleh By Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, doa perlu dilakukan dengan adab, baik dalam posisi maupun dalam redaksinya, khusyuk, khudhu', yakin, penuh pengharapan, dan serius.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Ghafir ayat 60 yang artinya:
"Dan Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina."
Advertisement
Waktu Mustajab untuk Berdoa dan Penjelasan
Apabila sudah memahami arti dan makna aamiin allahumma aamiin dalam bahasa Indonesia, kemudian ketahui waktu mustajab untuk berdoa. Ada sebelas waktu mustajab untuk berdoa yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:
1. Dalam Sujud
Rasulullah SAW dalam sabdanya "Seroang hamba yang berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu." (HR. Muslim, no. 482)
2. Saat Puasa dan Berbuka Puasa
“Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan doa, akan dikabulkan.” (HR. Al-Bazaar).
Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid 10: 14. Dijelaskan bahwa di waktu mustajab untuk berdoa seperti untuk orang-orang yang menjalanklan ibadah puasa, agar memperbanyak doa.
3. Di Sepertiga Malam Terakhir
Rasulullah SAW bersabda tentang waktu mustajab untuk berdoa ini:
“Allah tabaaraka wata’ala turun setiap malam ke langit bumi, ketika malam tersisa sepertiga terakhir. Ia berkata, “Adakah yang memohon kepada-Ku agar Aku kabulkan, adakah yang meminta kepada-Ku agar Aku berikan, adakah yang memohon ampun agar Aku ampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Selesai Sholat Wajib
“Dari Abu umamah ra, sesungguhnya Rasulullah SAW ditanya tentang doa yang paling didengar oleh Allah SWT, beliau menjawab. Di pertengahan malam yang akhir dan setiap selesai shalat fardhu.” (HR. Tirmidzi)
5. Di Antara Azan dan Iqamah
Rasulullah SAW bersabda:
“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang.” (HR. Abu Daud)
6. Minum Air Zam-Zam
“Khasiat air zam-zam sesuai niat orang yang meminumnya.” (HR. Ibnu Majah; hasan)
7. Di Hari Jumat
"Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta.” Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut.” (H.R. Bukhari, Muslim)
8. Saat Turun Hujan
Dari Ibnu Qudamah dalam Al Mughni, meriwayatkan sabda Rasulullah:
“Carilah doa yang mustajab pada tiga keadaan: 1. Bertemunya dua pasukan, 2. Menjelang shalat dilaksanakan, dan 3. Saat hujan turun.”
Dikala hujan Raulullah SAW juga memanjatkan doa agar diturunkan hujan yang bermanfaat.
“Allahumma shoyyiban naafi’aa"
(Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)
9. Malam Lailatul Qadar
“Aku bertanya kepada Rasulullah : Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar?
Beliau bersabda :
“Berdoalah, Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
10. Saat Sahur
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir.
Lantas Allah berfirman, "Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.”
Dalam hadits di atas, Ibnu Hajar berkata:
"Doa dan istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan." (Fath Al-Bari ayat 32).
11. Hari Arafah
“Sebaik-baik doa adalah pada hari arafah. Dan sebaik-baik ucapanku dan Nabi sebelumku adalah ‘Tiada ilah kecuali Allah SWT yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan, bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR. Tirmidzi)