Liputan6.com, Jakarta Debit adalah istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan orang. Debit akan langsung dikenali sebagai istilah yang sering digunakan pada bidang keuangan, yaitu akuntansi dan perbankan. Bagi kamu yang menabung di bank, kamu tentu memiliki kartu debit.
Baca Juga
Namun, makna dari debit pada perbankan dan akuntansi ternyata berbeda. Kamu tentunya perlu memahami perbedaan penggunaan tersebut. Selain itu, istilah debit juga tidak dapat dipisahkan dari istilah lainnya, yaitu kredit.
Advertisement
Secara umum, debit adalah pertambahan uang dalam proses transaksi. Sementara itu, kredit adalah pengeluaran uang dalam suatu proses transaksi. Untuk lebih memahaminya, kamu perlu mengenali penjelasan dari keduanya.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (28/1/2022) tentang debit adalah.
Debit dalam Akuntansi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), debit adalah istilah yang merujuk pada beberapa makna. Pertama, debit adalah uang yang harus ditagih dari orang lain. Kedua, pada manajemen, debit adalah catatan pada pos pembukuan yang menambah nilai aktiva atau mengurangi jumlah kewajiban. Dalam perbankan, debit adalah jumlah yang mengurangi deposito pemegang rekening pada banknya.
Debit adalah kata yang diambil dari bahasa Latin yaitu debere, yang dalam bahasa Indonesia berarti percaya atau mempercaya. Debit menunjukan pencatatan sebelah kiri pada sebuah pembukuan atau akun. Frederich D.S. Choi dan Gerhard G. Mueller mengemukakan bahwa debit adalah sebuah proses identifikasi, pengukuran, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi agar pemakai dimungkinkan untuk mebuat pertimbangan dan keputusan.
Debit adalah istilah dalam akuntansi keuangan yang berarti penambahan uang dalam arus kas perusahaan atau penambahan nilai transaksi. Debit adalah lawan dari kredit. Biasanya dalam pembukuan, debit dicatat disebelah kiri dan sementara kredit dicatat disebalah kanan. Hubungan kredit dan debit adalah hubungan sebab dan akibat. Cara membedakan antara debit dan kredit yaitu dengan memahami transaksi kas dengan utang, modal, pendapatan, dan biaya.
Advertisement
Perbedaan Debit dan Kredit Dalam Akuntansi
Debit dan kredit akan selalu terpengaruh dalam setiap pembuatan transaksi akuntansi, yaitu pada kolom debit dan kolom kredit. Total transaksi yang dicatat dalam debit dan kredit untuk setiap transaksi haruslah sama antara satu dan lainnya sehingga transaksi dapat dikatakan balance atau seimbang. Jika sebuah transaksi tidak seimbang maka akan berpengaruh pada laporan keuangan.
Melansir laman cimbniaga.co.id, berikut penggunaan debit dan kredit dalam akuntansi:
- Debit mengacu pada sisi kiri akun buku besar, sementara kredit berada pada sisi kanan akun buku besar. Dalam rekening penerima akan tercatat dalam akun debit sementara pemberi dalam akun kredit.
- Seluruh transaksi keuangan yang masuk maka artinya masuk dalam akun debit pada neraca. Sementara transaksi apapun yang keluar maka dicatat dalam akun kredit.
- Dalam laporan laba rugi seluruh pengeluaran dan kerugian dicatat dalam debit, sementara untuk pendapatan ditulis dalam kredit.
- Peningkatan debit disebabkan oleh kenaikan cash, inventaris, mesin, perlengkapan, tanah, bangunan, asuransi. Peningkatan kredit disebabkan oleh kenaikan dana pemegang saham, biaya, laba ditahan, hutang, dan lain-lain.
Dalam hal ini, debit adalah pencatatan pengurangan nominal uang sementara kredit adalah pencatatan di mana uang bertambah. Kemudian, transaksi debit bisa diartikan sebagai aktivitas menabung di bank sementara kredit bisa diartikan sebagai aktivitas peminjaman uang di bank. Selain itu, debit adalah pencatatan tentang berkurangnya tabungan atau deposito.
Penggunaan Debit dan Kredit dalam Akuntansi
Penggunaan debit dan kredit juga sangat penting dikenali dalam akuntansi. Mengutip CIMB Niaga Berikut penjelasannya:
- Asset. Akun pertama yang menggunakan debit dan kredit adalah aset. Aset atau lazim disebut dengan harta, terbagi menjadi dua yaitu aset tetap dan aset lancar. Aset lancar adalah aset atau harta yang paling mudah dicairkan atau berbentuk liquid. Beberapa akun liquid dalam aset lancar yaitu kas, pitung usaha, mesin, kendaraan, dan peralatan kantor. Jadi ketika aset bertambah maka posisinya berada pada debit, sementara jika berkurang akan berada pada kredit.
- Beban. Beban atau expense bisa diartikan sebagai pembelanjaan yang harus dilakukan agar usaha tetap bisa berjalan. Beban juga ikut bertambah jika didebitkan dan akan berkurang jika dikreditkan.
- Liabilitas dan Ekuitas. Sebagai contoh, sebuah perusahaan telah melakukan pinjaman pada Bank sebesar Rp 100.000.000,- untuk modal awal. Maka dalam jurnal dapat diketahui kas bertambah sebesar Rp 100.000.000,- dari pinjaman bank.
- Akumulasi. Akumulasi dalam neraca nantinya akan mengurangi nilai aset tetap seperti kendaraan, dan alat-alat. Dengan mencatat akumulasi kendaraan atau alat-alat, akan mempermudah dalam penilaian aset tersebut mengalami kerugian atau keuntungan saat dijual kembali.
Debit dan kredit selalu berhubungan dan tidak dapat dipisahkan dalam transaksi. Memahami perbedaan dan hubungan debit dan kredit sangat penting dalam menunjang usaha atau bisnis yang sedang kamu lakukan.
Advertisement