Niat Puasa Idul Adha 2 Hari, Amalan Sunnah yang Sangat Dianjurkan

Menjelang hari raya Idul Adha, umat muslim disunnahkan puasa dua hari berturut-turut dengan niat puasa Idul Adha Tarwiyah dan Arafah.

oleh Laudia Tysara diperbarui 26 Mei 2023, 20:05 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2023, 20:05 WIB
FOTO: Salat Idul Adha Pertama di Hagia Sophia
Khatib menyampaikan khutbah saat pelaksanaan salat Idul Adha di Hagia Sophia, Istanbul, Turki, Jumat (31/7/2020). Ini merupakan salat Idul Adha pertama di Hagia Sophia setelah dialihfungsikan dari museum menjadi masjid. (Pool via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Melakukan puasa dua hari sebelum hari raya Idul Adha atau hari raya qurban memiliki keutamaan yang sangat besar. Menurut syariat Islam, hukum puasa Idul Adha adalah sunnah muakkad, yang berarti sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.

"Puasa di hari Tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Dzulhijah) akan mengampuni dosa dua tahun." (HR. Tirmidzi)

Puasa Idul Adha hari pertama ditunaikan pada tanggal 8 Dzulhijjah yang disebut puasa Tarwiyah. Lalu, puasa Idul Adha hari kedua ditunaikan pada tanggal 9 Dzulhijjah yang disebut puasa Arafah. Puasa Idul Adha yang sangat dianjurkan bagi yang tidak menunaikan ibadah haji adalah puasa Arafah.

Tata cara puasa Idul Adha hari pertama dan hari kedua hanya berbeda pada bacaan niatnya. Niat puasa Idul Adha harus menyebutkan secara spesifik puasa yang akan dijalani, apakah itu Tarwiyah atau Arafah.

Selain itu, dianjurkan bagi individu yang berencana berpuasa Idul Adha untuk melafalkan niat puasa sunnah ini pada malam hari atau sebelum sahur, sebelum adzan subuh dikumandangkan. Tujuannya agar niat puasa Idul Adha benar-benar terjaga dan kuat sepanjang hari.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang bacaan niat puasa Idul Adha hari pertama dan hari kedua, yakni puasa sunnah Tarwiyah dan puasa sunnah Arafah, Jumat (26/5/2023).

Puasa Hari Pertama

FOTO: Perayaan Hari Raya Idul Adha dari Berbagai Belahan Dunia
Umat muslim melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Jama, New Delhi, India, 10 Juli 2022. Umat muslim seluruh dunia merayakan Idul Adha atau Hari Raya Kurban untuk memperingati kesediaan Nabi Ibrahim mengorbankan putranya. (AP Photo/Manish Swarup)

Dalam buku berjudul Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah (2012) oleh Ust. M. Syukron Maksum, ini bacaan niat puasa Idul Adha hari pertama atau dilaksanakan pada dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha, disebut puasa Tarwiyah.

 

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّهِ تَعَلٰى

Nawaitu shauma tarwiyata sunnata lillaahi ta'aala.

Artinya:

"Saya niat berpuasa sunnah hari Tarwiyah karena Allah Ta'ala."

 

Puasa Tarwiyah adalah ibadah puasa Idul Adha hari pertama yang umumnya dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Menurut buku berjudul Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa, istilah "tarwiyah" berasal dari bahasa Arab "tarawwa" yang secara harfiah berarti "membawa bekal air."

Hal ini mengacu pada praktik para jemaah Haji yang membawa persediaan air untuk keperluan mereka di Arafah dan saat menuju Mina. Mereka menghormati tradisi ini dengan berpuasa sebagai bentuk pengabdian mereka kepada Allah.

Selain itu, dianjurkan bagi individu yang berencana berpuasa Tarwiyah untuk melafalkan niat puasa Idul Adha ini pada malam hari atau sebelum sahur, sebelum adzan subuh dikumandangkan. Tujuannya agar niat terjaga dan kuat sepanjang hari puasa.

Puasa Hari Kedua

Dalam buku berjudul Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah (2012) oleh Ust. M. Syukron Maksum, ini bacaan niat puasa Idul Adha hari kedua atau dilaksanakan pada satu hari sebelum Hari Raya Idul Adha, disebut puasa Arafah.

 

نَوَيْتُ صَو ْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِل َّهِ تَعَالَ ى

Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: "Saya niat puasa Arafah, karena Allah ta’ala."

 

Puasa Arafah adalah puasa Idul Adha di hari kedua. Ini salah satu puasa yang termasuk dalam rangkaian puasa Dzulhijjah, yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Nama "Arafah" dipilih karena pada hari sebelum Idul Adha, umat Muslim yang sedang melaksanakan ibadah Haji berkumpul dan beribadah di Arafah.

Puasa Idul Adha ini dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak sedang menjalankan ibadah Haji. Menurut buku berjudul Cinta Shaum, Zakat, dan Haji, terdapat sebuah keutamaan yang sangat besar bagi mereka yang berpuasa Arafah, yaitu Allah akan menghapus dosa mereka selama satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.

Keutamaan ini sesuai dengan hadits berikut yang diriwayatkan dalam kitab Imam Muslim:

"Dan Rasulullah SAW ditanya tentang berpuasa di hari Arafah. Maka, Rasulullah bersabda, 'Puasa ini dapat menebus dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang.'" (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan pentingnya melaksanakan puasa Arafah dan keutamaan yang terkait dengannya. Maka dengan berpuasa pada hari Arafah, umat Muslim berkesempatan untuk mendapatkan pengampunan dari Allah atas dosa-dosa mereka.

“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah serta Hadis yang sama diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad)

Selain itu, dianjurkan bagi individu yang berencana berpuasa Arafah untuk melafalkan niat puasa Idul Adha ini pada malam hari atau sebelum sahur, sebelum adzan subuh dikumandangkan. Tujuannya agar niat terjaga dan kuat sepanjang hari puasa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya