9 Gejala Omicron di Indonesia, Simak Penjelasan Ahli

Tidak ada perbedaan karakteristik antara gejala Omicron di Indonesia dengan transmisi luar negeri.

oleh Laudia Tysara diperbarui 26 Jun 2023, 11:30 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2023, 11:30 WIB
FOTO: Waspada Ancaman Omicron hingga Februari Mendatang
Kepadatan calon penumpang kereta Commuter Line (KRL) di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Kementerian Kesehatan memprediksi penyebaran kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia akan terus terjadi hingga mencapai puncaknya pada Februari 2022. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan atau Kemenkes RI melalui Juru Bicara Vaksinasi COVID-19, Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan resminya, pada 14 Januari 2022, menjelaskan tidak ada perbedaan karakteristik antara gejala Omicron di Indonesia dengan gejala Omicron dari transmisi luar negeri.  

“Dari hasil pemantauan di lapangan, mayoritas gejalanya ringan dan tanpa gejala. Jadi belum butuh perawatan yang serius,” dijelaskan Jubir Siti Nadia.

Hal yang sama dilaporkan oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA). Diungkap data awal menunjukkan risiko rawat inap 50-70% lebih rendah daripada varian Delta. Pemerintah Indonesia dalam keterangan persnya kepada media, memprediksi puncak Omicron di Indonesia akan terjadi pada Februari 2022.

Apa saja gejala Omicron di Indonesia yang perlu diwaspadai? Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang gejala Omicron di Indonesia dan cara mencegah infeksinya, Selasa (18/1/2022).

Gejala Omicron di Indonesia

Sebagian Besar Kasus Omicron di Indonesia Ditemukan Tak Bergejala
Kemenkes ungkap 68 kasus positif Omicron di Indonesia, sebagian besar tak bergejala. (pexels/cottonbro).

Gejala Omicron di Indonesia yang paling banyak dialami pasien dipaparkan Jubir Siti Nadia:

1. Mayoritas pasien Omicron mengalami batuk atau sakit tenggorokan.

2. Mayoritas pasien Omicron mengalami pilek.

3. Mayoritas pasien Omicron mengalami demam.

Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melansir CNBC Chicago, pada Selasa (18/1/2022) menjelaskan gejala Omicron terbaru yang dialami pasien dengan sistem kekebalan lemah adalah mengalami diare atau gejala gastrointestinal (flu perut).

4. Pasien dengan sistem kekebalan lemah berisiko mengalami diare atau flu perut dengan gejala muntah dan diare (muntaber)

Menghimpun data temuan awal dari John Hopkins Medicine, ada 20% pasien mengalami diare setelah terinfeksi varian baru COVID-19 Omicron. Ditegaskan, diare bukan gejala Omicron satu-satunya.

Ini penjelasan gejala penyerta diare karena Omicron dan paling umum dikeluhkan pasien Omicron:

5. Pasien akan mengalami perasaan lelah atau kelelahan tanpa alasan yang jelas.

6. Pasien Omicron akan mengalami gejala yang berhubungan dengan masalah pernapasan.

7. Pasien akan mengalami nyeri otot dan tubuh.

8. Begitu pula pasien akan mengalami gejala penyerta sakit kepala.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Zoe COVID Study, ditegaskan lima gejala Omicron teratas atau paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah pilek, sakit kepala, kelelahan, bersin, dan sakit tenggorokan.

9. Sebagian kecil pasien Omicron mengalami gejala sakit maag.

Para ahli mulai menunjukkan adanya gejala tak biasa yang dialami oleh pasien terinfeksi Omicron. Masih melansir sumber yang sama, gejala Omicron seperti mual dan maag dialami 18% pasien sementara diare memengaruhi 15% penyintas COVID-19.

Gejala Omicron pada Anak

Beraktivitas di Tengah Ancaman Omicron
Anak-anak didampingi orang tua mereka bermain di Taman Puring, Jakarta, Minggu (9/1/2022). Di tengah ancaman penyebaran covid-19 varian Omicron dan pemberlakukan PPKM level 2, masyarakat tetap melakukan aktivitas pada akhir pekan di luar rumah. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dokter Umum David Lloyd yang berbasis di London utara melansir The Mirror, pada Selasa (18/1/2022) pada kasus awal menemukan sekitar 15 persen anak yang terinfeksi varian Omicron mengalami ruam di kulit selain gejala umum lainnya. Ini penjelasannya:

1. Anak akan mengalami kelelahan tidak biasa

2. Anak akan mengalami sakit kepala

3. Anak akan cenderung kehilangan nafsu makan

The National Health Service (NHS) merilis ada tiga gejala Omicron pada anak lainnya yang mirip dialami orang dewasa. Apa saja?

4. Anak akan mengalami batuk terus-menerus

5. Anak akan memiliki suhu tubuh cukup tinggi

6. Anak akan berisiko mengalami kehilangan indra penciuman atau rasa

Lalu bagaimana detail gejala Omicron pada anak yang mirip seperti ruam di kulit itu?

Dr Lloyd pada kesempatan yang sama menjelaskan gejala Omicron pada anak yang berhubungan dengan kulit adalah berupa ruam mirip “chilblain” atau luka kulit atau benjolan yang terjadi akibat terpapar suhu dingin.

Para ahli yang melakukan penelitian di ZOE Covid Symptom Study App pada awal kasus kemunculan Omicron telah mencatat sejumlah 21 gejala COVID-19 teratas, lalu ruam kulit berada di urutan ke-10.

7. Anak akan berisiko mengalami ruam kulit atau benjolan berwarna ungu atau merah

Pasien Omicron di Inggris melaporkan gatal-gatal seperti ruam yang termasuk gejala Omicron pada anak itu muncul secara tiba-tiba. Muncul dalam bentuk benjolan dan sangat gatal.

Tak hanya itu, laporan itu menunjukkan gejala Omicron pada anak seperti ruam di kulit bisa muncul dari telapak tangan atau telapak kaki dengan sensasi sangat gatal. Begitu pula bisa muncul seperti biang keringat di seluruh tubuh.

Paling sering dari kasus laporan gejala Omicron pada anak yang berhubungan dengan ruam, muncul di siku, lutut, punggung tangan, dan kaki. Sejauh ini, gejala Omicron pada anak seperti ruam di kulit tidak banyak dialami oleh orang dewasa.

Cara Mencegah Infeksi Omicron

FOTO: Program Vaksinasi Booster COVID-19 Sasar Kelompok Rentan
Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 untuk disuntikkan kepada warga saat pelaksanaan vaksinasi booster COVID-19 di Puskesmas Cilandak, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Pemerintah mulai program vaksinasi booster COVID-19 gratis untuk masyarakat umum usia 18 tahun ke atas. (Liputan6.com/Johan Tallo)

CDC melalui keterangan tertulisnya pada 13 Desember 2021, memberikan tiga rekomendasi cara mencegah infeksi varian Omicron. Apa saja?

1. Melakukan Vaksinasi COVID-19

Cara mencegah infeksi varian Omicron yang paling utama dan paling baik adalah melakukan vaksinasi COVID-19. Vaksinasi dapat membantu memperlambat penularan dan mengurangi kemungkinan munculnya varian baru karena mutasinya.

Sejauh ini, ilmuwan meyakini vaksin COVID-19 masih sangat efektif mencegah penyakit menjadi parah, mengurangi rawat inap, dan mencegah kematian.

CDC merekomendasikan usia 18 tahun ke atas harus mendapatkan vaksin dosis ketiga atau vaksin booster setidaknya dua bulan setelah vaksin awal dengan jenis J&J (Johnson & Johnson ).

Kemudian setidaknya enam bulan setelah vaksin awal dengan seri jenis vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna. Sementara usia 5 tahun ke atas, oleh CDC direkomendasikan mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis lengkap (dua dosis).

Penelitian terbaru yang dikeluarkan peneliti Universitas Oxford pada 13 Desember 2021 melalui CNBC, diungkap dua dosis (vaksin lengkap) AstraZeneca dan Pfizer-BionTech kurang efektif. Riset dilakukan dengan menguji sampel darah subjek selama 28 hari, setelah dosis kedua disuntik.

Akan tetapi, para peneliti optimis suntikan ketiga atau vaksin booster bisa meningkatkan kekebalan terhadap varian Omicron yang memiliki kemampuan penularan tinggi.

2. Taat Menggunakan Masker

Cara mencegah infeksi varian Omicron yang kedua adalah selalu menggunakan masker di tempat umum dan di dalam ruangan dengan substansial tinggi. CDC merekomendasikan cara mencegah infeksi COVID-19 ini dengan menyesuaikan kebutuhan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan masker medis tiga lapis yang baik adalah terdiri dari lapisan luar yang kedap air (bagian depan), lapisan penyaringan dengan densitas tinggi (bagian tengah), dan lapisan penyerap cairan berukuran besar untuk menyerap cairan keluar ketika batuk atau bersin (bagian dalam).

Anjuran CDC, cara mencegah infeksi COVID-19 adalah mengupayakan untuk menggunakan masker dobel. Masker bedah atau medis di dalam dan masker kain di luar. Para ahli percaya teknik penggunaan masker seperti ini akan meningkatkan efektivitas filtrasi masker dan memblokir hampir 80 persen partikel.

3. Rutin Melakukan Tes COVID-19

Cara mencegah infeksi varian Omicron ketiga adalah direkomendasikan oleh CDC rutin melakukan tes COVID-19.

Hal yang sama diungkap oleh Epidemiolog Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky menyebutkan jika tes untuk mendeteksi varian Omicron tetap menggunakan PCR.

"Ini juga sesuai rekomendasi WHO, cukup PCR. Kalau memang PCR tidak mendeteksi Gen S atau Gen S-nya drop out, ya itu Omicron. Itu sederhananya begitu saja," terang Dicky melansir Merdeka.

CDC menegaskan penting memahami dan menerapkan tiga macam cara mencegah infeksi varian Omicron yang sudah disebutkan sebelumnya, sampai para peneliti mengetahui lebih banyak tentang risiko varian Omicron.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya