Kapal Selam Wisata Titanic Hilang di Samudra Altantik, Pencarian Terus Dilakukan

Perusahaan wisata OceanGate mengatakan semua opsi sedang dieksplorasi untuk menyelamatkan lima orang di dalamnya.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 21 Jun 2023, 19:30 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2023, 19:30 WIB
Kapal Selam Wisata Bangkai Titanic
Foto yang disediakan oleh OceanGate Expeditions ini menunjukkan sebuah kapal selam bernama Titan yang digunakan untuk mengunjungi lokasi reruntuhan Titanic. (OceanGate Expeditions via AP)

Liputan6.com, Jakarta Kapal selam yang digunakan untuk berwisata ke bangkai Kapal Titanic hilang kontak saat berada di dasar Samudra Atlantik sejak Minggu, 18 Juni 2023. Kapal tersebut diketahui mengangkut lima penumpang. Kapal selam kecil yang seukuran minivan itu menghilang sekitar 1 jam 45 menit setelah menyelam menuju lokasi bangkai kapal Titanic. 

Operasi pencarian dan penyelamatan terus dilakukan di Atlantik tengah. Perusahaan wisata OceanGate mengatakan semua opsi sedang dieksplorasi untuk menyelamatkan lima orang di dalamnya. Berikut ulasan Liputan6.com tentang upaya pencarian yang dilakukan untuk menemukan kapal selam wisata Titanic, dilansir dari berbagai sumber, Rabu (21/6/2023).

Penumpangnya Bukan Orang Sembarangan

Potret 3D Bangkai Kapal Titanic
Potret Menyeluruh Bangkai Kapal Titanic Secara 3 Dimensi (Sumber: Atlantic Project)

Wisata melihat bangkai kapal Titanic merupakan salah satu wisata mewah. Untuk dapat menumpang kapal selam wisata Titanic, wisatawan perlu merogoh kocek sekitar 4 miliar rupiah. Biaya tersebut adalah harga yang harus dibayar untuk perjalanan delapan hari termasuk menyelam ke bangkai kapal di kedalaman 3.800m atau sekitar 12.500 kaki di bawah air.

Dengan harga yang fantastis, tentunya bukan orang sembarangan yang dapat menaiki kapal wisata Titanik. Demikian juga lima orang yang hilang bersama kapal selam wisata Titanic.

Meski belum ada statement resmi tentang profil para korban yang ada dalam kapal selam wisata tersebut, dikabarkan ayah dan anak keluarga miliuner asal Pakistan, Shahzada Dawood dan Sulaiman Dawood, termasuk di antara lima orang yang berada di kapal selam tersebut. Sebuah pernyataan dari keluarga mereka mengatakan keduanya telah memulai "perjalanan untuk mengunjungi sisa-sisa Titanic di Samudera Atlantik."

"Sampai sekarang, kontak telah hilang dengan kapal selam mereka dan informasi yang tersedia terbatas," tambah pernyataan itu.

Keluarga Dawood adalah keluarga pengusaha terkemuka di Pakistan. Dawood Hercules Corporation, bisnis mereka, adalah salah satu perusahaan terbesar di Pakistan, dengan portofolio yang mencakup energi, petrokimia, pupuk, IT, serta pangan dan pertanian.

Selain itu Hamish Harding, seorang pengusaha dan penjelajah miliarder Inggris berusia 58 tahun, juga termasuk penumpang di kapal selam yang hilang. Hardin sempat membuat unggahan di sosial media yang mengatakan BAHWA dia bakan ikut misi ke bangkai kapal Titanic. Harding juga menuliskan, "Musim dingin terburuk di Newfoundland dalam 40 tahun, misi ini adalah kemungkinan akan menjadi misi berawak pertama dan satu-satunya ke Titanic pada tahun 2023".

Dia kemudian menulis: "Jendela cuaca baru saja terbuka dan kami akan mencoba menyelam besok."

Misi Penyelamatan Terus Dilakukan

Kapal selam Titan
Kapal selam wisata ke Titanic "Titan" yang menghilang di Newfoundland. (Dok. Twitter/@TheBrianMcManus)

Instansi pemerintah, angkatan laut AS dan Kanada serta perusahaan laut dalam komersial membantu operasi penyelamatan. Misi penyelamatan dijalankan dari Boston, Massachusetts meski bangkai kapal Titanic terletak sekitar 435 mil (700 km) selatan St John's, Newfoundland. 

Kapal selam wisata Titan milik OceanGate diketahui dapat menampung pasokan oksigen darurat yang cukup untuk empat hari.

Pada Senin sore, Laksamana Muda John Mauger dari Penjaga Pantai AS mengatakan pada konferensi pers, "Kami mengantisipasi ada antara 70 dan 96 jam penuh yang tersedia saat ini."

Dia juga mengatakan bahwa dua pesawat, sebuah kapal selam, dan pelampung sonar dikerahkan untuk membantu pencarian. Namun, mengingat bahwa area pencarian cukup terpencil, proses pencarian menjadi sulit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya