AIDS Adalah Gejala Penyakit dari Infeksi HIV, Begini Pencegahannya

AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus HIV.

oleh Laudia Tysara diperbarui 03 Jul 2023, 14:15 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2023, 14:15 WIB
20151129-Cek Darah Hari HIV/AIDS Sedunia-Jakarta-Angga Yuniar
Pengunjung melakukan tes darah untuk mengecek HIV/AIDS yang digelar Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta sebagai bentuk peringatan hari AIDS sedunia di Taman Suropati, Menteng, Jakarta, Minggu (29/11/2015). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yang mengacu pada kondisi di mana sistem kekebalan tubuh seseorang melemah dan tidak mampu melawan infeksi dengan efektif. Kondisi ini dapat terjadi ketika seseorang terinfeksi oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).

HIV adalah virus yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel-sel CD4, yang berperan penting dalam melawan infeksi. AIDS bukanlah penyakit tunggal dengan gejala tertentu, tetapi lebih merupakan kumpulan gejala dan komplikasi yang timbul akibat kerusakan sistem kekebalan tubuh yang parah.

Lembaga Spiritia menjelaskan lebih mendalam tentang arti dari singkatan AIDS. Kata "Acquired" dalam AIDS mengindikasikan bahwa kondisi ini didapat dari faktor eksternal, bukan bawaan atau keturunan.

"Immune" berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh yang terlibat dalam melawan infeksi dan penyakit. "Deficiency" mengacu pada kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan, "Syndrome" menunjukkan bahwa AIDS adalah suatu penyakit yang ditandai oleh kumpulan gejala yang muncul akibat kelemahan sistem kekebalan tubuh yang parah.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang AIDS adalah, Senin (3/7/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Acquired Immune Deficiency Syndrome

Ilustrasi HIV/Aids (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Pita merah tanda peduli HIV/Aids (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Ini sebuah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh manusia tidak mampu lagi melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh. AIDS didefinisikan oleh Lembaga Spiritia sebagai kondisi yang didapat dan bukan merupakan sifat keturunan.

"Acquired" mengacu pada kondisi yang diperoleh melalui faktor-faktor eksternal, bukan melalui warisan genetik. "Immune" berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh yang terlibat dalam melindungi tubuh dari penyakit. "Deficiency" mengindikasikan kekurangan, dan "Syndrome" merujuk pada kumpulan gejala yang menyertai suatu penyakit, bukan gejala spesifik.

Apa perbedaan AIDS dan HIV?

AIDS adalah kondisi yang terjadi karena terganggunya sistem imunitas tubuh, yang mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyebabkan melemahnya sistem imunitas tubuh. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menjelaskan HIV menyerang sel darah putih di dalam tubuh, terutama limfosit, yang mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh manusia. Seseorang yang terinfeksi virus HIV mungkin terlihat sehat dan belum tentu memerlukan pengobatan.

HIV merupakan virus retrovirus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Sel CD4 berperan penting dalam menjaga kekuatan dan kinerja sistem imun. Ketika sel CD4 yang banyak mengalami kerusakan, daya tahan tubuh secara keseluruhan akan semakin lemah. Meskipun terdapat pengobatan untuk menghambat perkembangan infeksi HIV dan meningkatkan harapan hidup penderita, virus HIV tetap ada dalam tubuh dan belum dapat disembuhkan sepenuhnya.

Kemenkes RI secara resmi telah mengeluarkan daftar Infeksi Oportunistik (IO) yang berperan penting dalam mendefinisikan AIDS. IO-IO ini mengacu pada sejumlah penyakit yang umumnya terjadi pada individu dengan sistem imunitas yang lemah akibat dari HIV. Daftar ini membantu dalam mengidentifikasi dan mengkategorikan infeksi yang menjadi pertanda penting bahwa seseorang mungkin mengalami AIDS.

 


1. Tuberkulosis (TB)

Antusias Warga Mengikuti Skrinning Penyakit TBC
Warga melakukan tes HIV saat kegiatan skrining penyakit tuberkulosis (TBC) di Kantor Kecamatan Cipayung, Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan skrining besar-besaran untuk menemukan 500 ribuan orang yang belum diobati dan berisiko menjadi sumber penularan penyakit TBC. (merdeka.com/Arie Basuki)

Salah satu IO yang paling umum terkait dengan AIDS adalah tuberkulosis (TB), yang dapat terjadi baik di paru-paru maupun di luar paru-paru. Infeksi TB adalah salah satu komplikasi serius yang dapat mempengaruhi kesehatan penderitanya.

2. Pneumonia

IO lainnya adalah pneumonia yang disebabkan oleh Pneumocystis carinii (PCP). Infeksi PCP merupakan salah satu penyakit paru yang sering terjadi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah. Gejala yang muncul meliputi sesak napas, batuk, dan kelelahan yang berlebihan.

3. Sitomegalovirus (CMV)

Selain itu, ada juga infeksi yang disebabkan oleh sitomegalovirus (CMV), yang umumnya mempengaruhi mata dan dapat menyebabkan masalah penglihatan serius. Infeksi ini bisa berdampak signifikan pada kualitas hidup penderitanya.

4. Kandidiasis

Kandidiasis juga termasuk dalam daftar IO yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI. Infeksi jamur ini dapat muncul dalam bentuk kandidiasis oral (mulut) atau kandidiasis vaginal (vagina), yang menyebabkan ketidaknyamanan dan gangguan pada fungsi normal organ yang terkena.

5. Kehilangan Berat Badan dan Lain-Lain

Selain IO yang terkait langsung dengan AIDS, terdapat juga gejala lain yang sering terjadi pada individu yang menderita AIDS. Salah satu gejala yang mencolok adalah kehilangan berat badan yang berlebihan. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk menyerap nutrisi dengan baik akibat kerusakan pada sistem pencernaan dan penurunan nafsu makan yang sering terjadi pada AIDS. Selain itu, masalah kesehatan lainnya seperti infeksi kulit, diare persisten, dan gangguan neurologis juga dapat terjadi pada individu dengan AIDS.

Penting untuk diingat bahwa jika AIDS tidak diobati, IO yang terkait dapat menjadi semakin gawat dan berdampak serius pada kesehatan individu tersebut. Oleh karena itu, penting untuk segera mendapatkan pengobatan yang tepat dan mengelola kondisi AIDS dengan baik.

Pengobatan yang tepat dan teratur dapat membantu dalam mengendalikan HIV, memperkuat sistem imunitas tubuh, dan memperlambat progresi penyakit. Selain itu, pendekatan holistik yang mencakup perawatan kesehatan yang komprehensif, dukungan psikososial, dan perubahan gaya hidup yang sehat juga sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup individu yang hidup dengan AIDS.


Cara Mencegahnya

Puskesmas Ciputat Lakukan Tes Dini HIV/AIDS Kepada Mahasiswa
Dengan berbekal pengetahuan yang baik, VCT tidak hanya mampu mencegah penularan HIV/AIDS, juga mampu mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA. (merdeka.com/Arie Basuki)

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menjelaskan bahwa Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi, seperti darah, air susu ibu (ASI), semen, dan cairan vagina. Selain itu, HIV juga dapat ditularkan dari seorang ibu yang terinfeksi kepada anaknya selama kehamilan dan persalinan.

Namun, penting untuk menyadari penularan HIV tidak terjadi melalui kontak sehari-hari seperti mencium, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan, atau air. Faktanya, penularan HIV hanya terjadi melalui pertukaran cairan tubuh tertentu yang terinfeksi.

Agar terhindar dari penularan HIV, dikenal konsep "ABCDE" sebagai panduan pencegahan yang efektif, seperti berikut:

  1. A (Abstinence): Artinya, untuk mereka yang belum menikah, menghindari hubungan seksual sepenuhnya. Abstinensi adalah pilihan bijaksana bagi orang-orang yang ingin menghindari risiko terinfeksi HIV dan penyakit menular seksual lainnya. Selain itu, menunda hubungan seksual juga memberikan kesempatan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan seksual dan tanggung jawab dalam menjaga kesehatan diri dan pasangan di masa depan.
  2. B (Be Faithful): Artinya, bersikap setia dan komitmen dalam menjalin hubungan seksual dengan satu pasangan. Dengan setia kepada satu pasangan, risiko bertambahnya jumlah pasangan seksual dapat dihindari, sehingga mengurangi peluang terpapar HIV. Komunikasi terbuka dalam hubungan ini juga penting untuk memastikan bahwa kedua pasangan terbuka tentang status HIV mereka dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah penularan.
  3. C (Condom): Penggunaan kondom saat berhubungan seksual merupakan langkah penting dalam mencegah penularan HIV. Kondom adalah alat penghalang yang efektif untuk mengurangi risiko pertukaran cairan tubuh yang dapat menyebabkan infeksi HIV. Selain itu, penggunaan kondom juga dapat melindungi dari penyakit menular seksual lainnya.
  4. D (Drug No): Dalam upaya pencegahan HIV, penggunaan narkoba disalahgunakan harus dihindari. Praktik berbagi jarum suntik atau alat lain untuk penggunaan narkoba dapat menyebabkan penularan HIV dan penyakit menular lainnya.
  5. E (Education): Edukasi dan penyebaran informasi yang akurat dan tepat tentang HIV sangat penting. Melalui edukasi yang tepat, masyarakat dapat memahami bagaimana HIV ditularkan, cara-cara mencegahnya, serta pentingnya pengujian HIV secara rutin untuk mengetahui status kesehatan mereka. Pemahaman yang lebih baik tentang HIV juga dapat mengurangi stigma dan diskriminasi yang sering terjadi pada orang dengan HIV/AIDS.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya