Liputan6.com, Jakarta Penyebab HIV AIDS perlu diwaspadai siapa saja. Menurut WHO, pada 2018, ada sekitar 37,9 juta orang yang hidup dengan HIV dengan 1,7 juta orang baru terinfeksi pada 2018 secara global.
HIV adalah virus yang hidup dalam darah manusia, cairan seksual, dan ASI. Virus ini melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh kesulitan melawan kuman, virus, jamur, dan penyerbu lainnya. AIDS merupakan tingkat lanjutan dari HIV di mana ketika sistem kekebalan tubuh berhenti bekerja karena HIV.
Advertisement
Baca Juga
Penyebab HIV AIDS adalah virus yang melemahakan sistem imun. Penyebab HIV AIDS dapat ditularkan dari satu individu ke individu lain. Ada beberapa faktor yang dapat menyebarkan penyebab HIV AIDS.
Mengetahui penyebab HIV AIDS dan risikonya dapat membuat siapa pun dapat terhindar dari penyakit mematikan ini. Penyebab HIV AIDS juga penting dipahami bagi orang-orang yang berisiko. Berikut penyebab HIV AIDS yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (11/10/2019).
Penyebab HIV
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah variasi dari virus yang menginfeksi simpanse Afrika. Para ilmuwan menduga simian immunodeficiency virus (SIV) melompat dari simpanse ke manusia ketika orang mengonsumsi daging simpanse yang terinfeksi.
Begitu berada di dalam populasi manusia, virus bermutasi sebagai HIV. Kasus ini kemungkinan terjadi sejak tahun 1920-an. HIV menyebar dari orang ke orang di seluruh Afrika selama beberapa dekade. Akhirnya, virus bermigrasi ke bagian lain dunia. Para ilmuwan pertama kali menemukan HIV dalam sampel darah manusia pada tahun 1959. Di Indonesia, kasus HIV pertama ditemukan pada 1985an.
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sel kekebalan yang disebut sel CD4, yang merupakan jenis sel T. Ini adalah sel darah putih yang bergerak di sekitar tubuh, mendeteksi kesalahan dan anomali dalam sel serta infeksi.
Ketika HIV menargetkan dan menginfiltrasi sel-sel ini, ia mengurangi kemampuan tubuh untuk memerangi penyakit lain. HIV meningkatkan risiko dan dampak infeksi dan kanker oportunistik.
Advertisement
Penyebab AIDS
AIDS disebabkan oleh HIV. Seseorang tidak dapat tertular AIDS jika mereka tidak tertular HIV.
AIDS adalah tahap paling lanjut dari infeksi HIV. Setelah infeksi HIV berkembang menjadi AIDS, infeksi dan kanker menimbulkan risiko yang lebih besar.
Orang sehat memiliki jumlah CD4 500 hingga 1.500 per milimeter kubik. Tanpa pengobatan, HIV terus bertambah banyak dan menghancurkan sel CD4. Jika jumlah CD4 seseorang turun di bawah 200, ia akan menderita AIDS.
Juga, jika seseorang dengan HIV mengembangkan infeksi oportunistik yang terkait dengan HIV, mereka dapat didiagnosis dengan AIDS, bahkan jika jumlah CD4 mereka di atas 200.
Penyebaran HIV AIDS
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah, ASI, semen, dan cairan vagina. Ini dapat terjadi melalui:
Hubungan Seks
Hubungan seks baik vaginal, anal atau oral dengan pasangan yang terinfeksi dapat menyebarkan HIV. Ini disebabkan oleh darah, air mani atau cairan vagina yang terinfeksi masuk ke tubuh individu lain. Virus juga dapat masuk melalui luka mulut atau cairan yang kadang-kadang berkembang di dubur atau vagina selama aktivitas seksual.
Transfusi darah
Dalam beberapa kasus, virus dapat ditularkan melalui transfusi darah. Ini bisa disebakan oleh penggunaan alat transfusi darah berulang atau tidak steril.
Jarum suntik
Berbagi peralatan obat intravena (jarum dan jarum suntik) yang terkontaminasi membuat seseorang berisiko tinggi terhadap HIV dan penyakit menular lainnya, seperti hepatitis.
Selama kehamilan, persalinan atau menyusui
Ibu yang terinfeksi dapat menularkan virus ke bayinya. Ibu HIV-positif yang mendapatkan pengobatan untuk infeksi selama kehamilan dapat secara signifikan menurunkan risiko pada bayi.
Penting diketahui bahwa seseorang tidak dapat terinfeksi melalui kontak sehari-hari seperti mencium, berpelukan, berjabat tangan, berbagi benda pribadi, makanan, atau air. HIV tidak menyebar melalui udara, air atau gigitan serangga.
Advertisement
Gejala Awal HIV AIDS
Demam
Hampir seluruh kasus infeksi HIV tahap awal mengalami gejala ini. Suhu saat demam pun bervariasi mulai dari ringan sampai tinggi hingga 40 derajat Celsisus
Nyeri tenggorokan
Pasien infeksi HIV awal dapat mengeluhkan nyeri tenggorokan, terutama saat menelan. Pada pemeriksaan, sering kali tenggorokan juga tampak merah.
Nyeri otot dan sendi
Sebagaimana infeksi virus lainnya, mereka yang mengalami infeksi HIV juga akan merasakan nyeri sendi dan otot. Penderitanya biasa mengeluh pegal linu, mudah lelah, dan badan terasa lemas.
Sakit kepala
Infeksi HIV awal juga menyebabkan penderitanya mengalami sakit kepala. Keluhan ini dapat juga disertai keluhan nyeri di belakang mata, mata terasa pegal, dan perih.
Ruam kemerahan di kulit
Pada masa awal infeksi, dapat muncul ruam kemerahan di kulit terutama bagian punggung, dada, dan perut. Ruam tersebut umumnya tidak terasa gatal.
Pembesaran kelenjar getah bening
Infeksi HIV membuat kelenjar getah bening membesar sehingga terasa seperti ada benjolan, terutama di bagian leher dan ketiak. Sebenarnya hal ini adalah bentuk respons tubuh terhadap infeksi.
Gejala lanjutan HIV AIDS
Tahap Kedua
Pada tahap kedua penderita tidak mengalami gejala apapun dalam jangka waktu yang lama. Pengidap HIV pada tahap ini akan merasa sehat dan baik-baik saja, bahkan tahap ini dapat berlangsun hingga 10 tahun bahkan lebih. Hal ini yang dapat mengecoh penderita sehingga bisa saja penderita telah menularkan HIV melalui aktivitas beresikonya.
Namun, didalam tubuhnya, virus telah menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh. Disinilah HIV secara perlahan melumpuhkan sistem daya tahan tubuh penderita, dengan membunuh sel darah putih yang dinamakan CD 4 T cells.
Tahap Ketiga
Setelah HIV berhasil melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, kadar CD 4 T cells sudah menurun dan dapat berada di bawah nilai normal yaitu 200. Pada tahap inilah, pengidap dapat didiagnosa menderita AIDS. Penyakit AIDS ini kemudian akan membuat penderita sangat rentan terserang penyakit mematikan seperti kanker, TB, dan pneumonia.
Pada tahap ketiga muncul gejala yang makin parah diantaranya adalah :
· Demam lebih dari sepuluh hari
· Merasa lelah setiap saat
· Sulit bernapas
· Diare parah
· Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, dan alat vital
· Muncul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang
· Hilang nafsu makan sehingga berat badan turun drastis
Advertisement