Liputan6.com, Jakarta Equity adalah hak atau klaim atas kepemilikan dalam suatu aset, bisnis, atau entitas lain setelah mempertimbangkan semua kewajiban atau hutang yang terkait. Dalam berbagai konteks, termasuk keuangan, bisnis, akuntansi, dan hukum, equity mencerminkan nilai atau kepemilikan residu yang dimiliki oleh individu, atau kelompok setelah semua kewajiban telah dipenuhi.
Baca Juga
Advertisement
Dalam beberapa kata, equity adalah nilai bersih atau ekuitas sebenarnya yang dimiliki oleh pemilik, atau pemegang hak atas suatu entitas setelah dikurangi semua kewajiban. Dalam konteks bisnis dan investasi, equity mengacu pada kepemilikan saham atau bagian dari suatu perusahaan. Pemegang saham adalah pemilik ekuitas dalam perusahaan, dan memiliki hak untuk berbagi dalam keuntungan (dividen).
Akan tetapi jika dikaji pengertiannya dalam akuntansi, equity juga disebut sebagai ekuitas pemilik atau modal pemilik. Ini mencakup investasi awal oleh pemilik, laba yang dihasilkan oleh perusahaan, saham yang diterbitkan, dan lainnya. Perlu dipahami juga, bahwa equity adalah sejumlah uang yang dikembalikan pada pemegang saham, jika aset perusahaan dicairkan.
Dengan memahami pengertian equity, seseorang dapat lebih baik mengelola keuangan, bisnis, dan hak-haknya dalam berbagai situasi. Berikut ini jenis dan unsur equity yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (16/8/2023).
Mengenal Equity
Equity atau ekuitas adalah hak kepemilikan atas harta (asset) perusahaan, setelah dikurangi kewajiban atau utang (liabilities). Aset tersebut bisa berupa usaha, inventaris atau peralatan, dan saham. Istilah ini berasal dari kata “equity of ownership”, yang artinya kekayaan bersih perusahaan. Ekuitas merupakan sejumlah aset hasil likuidasi, yang dikurangi dengan utang perusahaan yang telah lunas.
Perlu dipahami, bahwa nilai ekuitas akan berkurang sewaktu-waktu ketika ada kerugian, penarikan kembali dari pemiliknya, dan pembagian keuntungan kepada para investor. Secara umum equity adalah mewakili nilai kepemilikan atas suatu hal, baik itu berupa usaha, inventaris atau saham dari sebuah perusahaan.
Menurut investopedia.com, equity adalah sejumlah uang yang dikembalikan pada pemegang saham, jika aset perusahaan dicairkan. Equity disebut juga ekuitas pemegang saham atau ekuitas pemilik untuk perusahaan swasta. Ekuitas pemegang saham dapat mewakili nilai buku perusahaan, atau ditawarkan sebagai pembayaran dalam bentuk barang. Ekuitas ditemukan di neraca perusahaan, yang menjadi bagian dari data yang dipakai untuk analis keuangan perusahaan.
Advertisement
Jenis
Berdasarkan jenisnya, ekuitas dibagi menjadi 3 yaitu ekuitas pemilik usaha, ekuitas pembiayaan, rumah, dan pemegang saham.
- Ekuitas rumah adalah nilai rumah dikurangi jumlah hutang hipotek, contohnya KPR itu sendiri adalah pernyataan hutang atas kredit yang diberikan untuk membeli rumah tersebut.
- Ekuitas pemilik perusahaan adalah jenis selanjutnya, di mana ketika Anda memulai bisnis maka perlu memiliki modal awal.
- Jenis equity berikutnya adalah ekuitas pemegang saham, yang hampir sama dengan pemilik bisnis. Pada jenis ini perbedaannya adalah nilai dividen yang dimiliki pemilik usaha, akan dibagi dengan pemegang saham. Hal ini karena dividen adalah hasil investasi dari modal yang dikeluarkan semula.
- Terakhir, ada pembiayaan ekuitas, di mana jenis yang tercipta ketika perusahaan menjalankan bisnis yang sukses tetapi tidak menguntungkan.
Dengan demikian, saham atau kepemilikan dalam bisnis dijual kepada investor, dan hasil penjualan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Pada dasarnya, jenis ekuitas ini menggambarkan nilai uang yang dibayarkan investor untuk saham di perusahaan yang pada akhirnya akan digunakan untuk mengembangkan bisnis.
Unsur
1. Modal Awal (Initial Investment)
Modal awal adalah jumlah dana atau aset yang ditempatkan oleh pemilik atau pendiri entitas pada awal operasional. Ini dapat berupa uang tunai, peralatan, inventaris, atau aset lainnya yang ditempatkan ke dalam bisnis. Modal awal membentuk dasar ekuitas perusahaan dan merupakan landasan dari mana bisnis dimulai.
2. Laba atau Kerugian (Profit or Loss)
Laba adalah jumlah keuntungan yang dihasilkan oleh entitas, setelah mengurangkan semua biaya operasional, beban, dan pajak yang terkait. Laba meningkatkan ekuitas karena menghasilkan tambahan nilai pada entitas. Di sisi lain, kerugian mengurangi ekuitas karena mengurangi nilai aset yang dimiliki.
3. Investasi Tambahan (Additional Investments)
Investasi tambahan terjadi ketika pemilik atau investor menyuntikkan lebih banyak dana, atau aset ke dalam bisnis atau investasi. Investasi tambahan ini meningkatkan nilai ekuitas, karena menghasilkan tambahan modal atau aset yang dimiliki oleh entitas. Hal ini juga dapat membantu dalam pertumbuhan bisnis atau mengatasi masalah keuangan.
4. Dividen atau Distribusi Keuntungan (Dividends or Profit Distribution)
Dividen adalah bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Dalam hal ini, ekuitas berkurang seiring dengan pembayaran dividen. Pemegang saham menerima dividen sebagai imbalan atas kepemilikan mereka dalam perusahaan. Dividen merupakan salah satu cara perusahaan membagikan keuntungan kepada pemiliknya.
Contoh dan Cara Menghitung
Equity dalam Bisnis
Anda adalah pemilik bisnis yang bergerak di bidang fashion, di mana ketika memulai bisnis ini dengan modal awal sebesar Rp 500 juta. Selama tahun pertama, bisnis Anda berhasil menghasilkan pendapatan sebesar Rp 800 juta dan mengalami biaya operasional serta beban lainnya senilai Rp 400 juta. Setelah mengurangkan biaya dan beban, laba bersih bisnis Anda pada tahun pertama adalah Rp 400 juta.
Cara menghitung equity dalam bisnis:
Equity = Modal Awal + Laba Bersih Equity. Maka Rp 500,000,000 + Rp 400,000,000 Equity = Rp 900,000,000
Dalam contoh ini, pada akhir tahun pertama equity bisnis Anda adalah Rp 900 juta.
Equity dalam Properti
Adapun contoh selanjutnya, di mana dalam bidang properti Anda memiliki rumah dengan nilai pasar Rp 1,2 miliar, dan memiliki hipotek yang masih harus dibayar sebesar Rp 600 juta. Cara menghitung equity dalam properti bisa dengan rumus Equity = Nilai Pasar Properti - Saldo Hipotek Equity. Maka Rp 1,200,000,000 - Rp 600,000,000 Equity = Rp 600,000,000
Dalam contoh ini, equity properti Anda adalah Rp 600 juta.
Equity dalam Investasi
Saat memiliki portofolio investasi yang terdiri dari saham dari beberapa perusahaan, maka Anda memiliki 300 saham perusahaan ABC dari total saham beredar sebanyak 3,000 saham. Perusahaan ABC memiliki total ekuitas (equity perusahaan) senilai Rp 5 miliar. Cara menghitung equity dalam investasi:
Equity Anda dalam Perusahaan = (Jumlah Saham yang Dimiliki / Total Saham Beredar) * Equity Perusahaan Equity Anda dalam Perusahaan = (300 / 3,000) * Rp 5,000,000,000 Equity Anda dalam Perusahaan = Rp 500,000,000. Dalam contoh ini, equity investasi Anda dalam perusahaan ABC adalah Rp 500 juta.
Advertisement
Pentingnya Equity
Keadilan dalam Distribusi Kekayaan dan Pendapatan
Equity menjadi sangat penting untuk mencapai keadilan, dalam distribusi kekayaan dan pendapatan di masyarakat. Di banyak negara, kesenjangan ekonomi antara kelompok kaya dan miskin semakin melebar. Ketimpangan ini dapat menyebabkan konflik sosial, ketidakstabilan ekonomi, dan perpecahan dalam masyarakat. Dengan menerapkan prinsip equity, pemerintah dan organisasi dapat berusaha untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi dan kesempatan diperoleh secara adil oleh semua anggota masyarakat, sehingga mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.
Stabilitas Keuangan Perusahaan
Dalam konteks keuangan perusahaan, tingkat ekuitas yang memadai menjadi faktor penting untuk menjaga stabilitas dan kelangsungan bisnis. Perusahaan dengan ekuitas yang cukup, lebih mampu menghadapi tekanan ekonomi, krisis, atau peristiwa tak terduga lainnya. Ketika perusahaan memiliki modal yang memadai, mereka lebih dapat membiayai operasional sehari-hari, membayar hutang, dan melakukan investasi jangka panjang tanpa mengalami kesulitan keuangan.
Sumber Pendanaan untuk Pertumbuhan
Equity juga berfungsi sebagai sumber pendanaan, untuk pertumbuhan dan ekspansi perusahaan. Dengan menerbitkan saham dan menawarkannya kepada investor, perusahaan dapat mengumpulkan dana tambahan yang digunakan untuk berinvestasi dalam proyek baru, merambah ke pasar baru, meningkatkan kapasitas produksi, atau melakukan akuisisi bisnis lain.
Motivasi dan Penghargaan bagi Karyawan
Dalam beberapa perusahaan, equity dapat diberikan kepada karyawan sebagai bentuk insentif atau bonus. Misalnya, opsi saham karyawan atau program saham karyawan memungkinkan karyawan untuk memiliki kepemilikan, dalam perusahaan tempat mereka bekerja. Hal ini memberikan motivasi tambahan bagi karyawan untuk berkinerja lebih baik, berkontribusi positif terhadap kesuksesan perusahaan, dan berbagi keuntungan dari pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan.
Pengambilan Keputusan Bersama
Dalam konteks kepemilikan saham, pemegang saham memiliki hak untuk memberikan suara dalam rapat pemegang saham. Hal ini memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan penting dalam perusahaan, seperti pemilihan manajemen, rencana strategis, kebijakan perusahaan, dan persetujuan transaksi besar. Dengan demikian, equity memberikan pengaruh dan kendali yang setara bagi para pemegang saham, sehingga mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam perusahaan.